27. TERLALU LAMA! (Revisi)

1.8K 226 27
                                    

⚠ WARNING ⚠

FOLLOW AUTHOR !!!

KALO SUKA SILAHKAN DI VOTE AND COMMENT DI SETIAP PARAGRAF YAH...

MAKASIH...

PLAGIAT DILARANG MAMPIR!!!!!!!!!!!!!!

***

HAPPY READING...

Hembusan nafas lega keluar dari mulut mereka setelah tadi menahan nafas beberapa saat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hembusan nafas lega keluar dari mulut mereka setelah tadi menahan nafas beberapa saat. Setelah tadi percobaan kedua gagal mereka langsung menahan nafas karena percobaan ketiga begitu lama.

"ALHAMDULILLAH."

Percobaan ketiga berhasil.

"Teteh berhasil Mom." ucap Aja seraya mengeratkan pelukan Mommy-nya.

"Iya sayang."

"Mommy."

Rere melepas pelukan Aja dan menatap putra bungsunya yang tadi memanggil dirinya. Mata Rere berkaca-kaca menatap Aje, ini pertama kalinya Aje memanggil Rere dengan sebutan Mommy.

Untuk pertama kalinya Rere dan yang lainnya mendengar kata Mommy keluar dari mulut Aje. 

Dan ini juga seperti mimpi bagi Aje saat dia memanggil Rere dengan sebutan Mommy, cukup aneh, tapi dia harus belajar untuk terbiasa. Ini demi saudarinya.

"Sini sayang." panggilnya.

Aje langsung menghamburkan pelukannya kepada Rere. 

Nyaman.

Itulah yang Aje rasakan setiap berada dipelukan Rere dan Bunda, tapi untuk saat ini, Aje belum bisa merasakan pelukan Bunda.

Pelukan Nindya?

Aje belum pernah merasakan pelukan istri imutnya itu, eh, Aje menggeleng pelan saat dirinya memikirkan tentang Nindya yang imut. 

"Kenapa Dek?" tanya Rere saat merasakan kepala Aje bergerak.

"Gak-papa Mom."

Rere tak membalas lagi jawaban Aje, tapi pelukannya kepada putra bungsu nya semakin erat.

Jika boleh jujur, Aje sangat merindukan pelukan saudarinya itu, sejak hari pernikahannya dengan Nindya, Bunda tak pernah lagi ini memeluknya. Bahkan menyentuh pun jarang.

"Teteh gak akan ninggalin Adek kan?" tanyanya polos seraya mengeratkan pelukannya kepada Rere.

"Gak akan."

"Adek takut Mom." Aje seperti anak kecil yang mengatakan isi hatinya kepada Rere.

"Gak ada yang perlu ditakutin Dek, Teteh itu selalu ada bersama kita semua."

Hiraeth |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang