43. PERMINTAAN TERAKHIR BUNDA! (Revisi)

1.5K 207 8
                                    

⚠ WARNING ⚠

FOLLOW AUTHOR !!!

FOLLOW AKUN WP, IG, DAN TIKTOK!❕❕WAJIB, BAGI YANG INGIN❕❕

KALO SUKA SILAHKAN DI VOTE AND COMMENT DI SETIAP PARAGRAF YAH...

MAKASIH...

PLAGIAT DILARANG MAMPIR!!!!!!!!!!!!!!

***

HAPPY READING...

Wanita itu menatap langit-langit ruangannya, ruangan serba putih dan berbau obat-obatan itu sangatlah hening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wanita itu menatap langit-langit ruangannya, ruangan serba putih dan berbau obat-obatan itu sangatlah hening. Sebagian besar dari keluarganya sudah pulang ke rumah.

"Halo Aunty."

Hasya menoleh saat mendengar sapaan itu. Sapaan yang terdengar sangat lirih. Di sampingnya terdapat gadis dengan hijab hitam yang menghiasi wajah putih bersihnya.

"Kabar Aunty gimana?" tanyanya lagi.

"Harusnya Aunty yang bilang gitu." balas Hasya.

"Keadaan kamu gimana?"

"Aunty udah tau jawabannya, dan aku gak perlu jawab lagi kan?"

Deg

Jantung Hasya berdetak tak karuan saan mendengar perkataan Bunda, pertanyaan bodoh yang dia tanyakan pada Bunda itu seharusnya tidak ia pertanyakan.

SAKIT.

DIA TIDAK BAIK-BAIK SAJA.

Tentu saja itu adalah jawaban dari pertanyaan nya tadi.

"Maaf."

Hasya menunduk, dia merasa bersalah pada putri Rere yang tidak lain adalah keponakannya sendiri atau anaknya.

"Aunty gak salah kok." dapat Hasya rasakan jika tangan Bunda saat ini sangatlah dingin. Lihatlah, setelah kemarin gadis itu membisikkan sesuatu yang membuatnya hampir mati, kini gadis itu memujinya.

"Di sini tuh gak ada yang salah, Mommy ataupun Aunty menurutku sama-sama wanita yang kuat. Tapi itu semua pasti ada bedanya." Lanjut Bunda.

"Aunty mau tau apa bedanya?"

Diruangan ini hanya ada Bunda, Hasya, Rere, Agam, Bintang, dan Aja. Kelima orang itu menatap Bunda bingung, menunggu apa yang ingin di katakan Bunda selanjutnya.

"Bedanya, Aunty itu egois, dan lebih mentingin keluarga yang utuh, sangat beda dengan Mommy. Yang Mommy pikirin itu cuma kebahagiaan anak-anaknya."

Hiraeth |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang