48. RUMAH SAKIT LAGI YAH BUNDA? (Revisi)

1.2K 142 2
                                    

⚠ WARNING ⚠

FOLLOW AUTHOR !!!

FOLLOW AKUN WP, IG, DAN TIKTOK!❕❕WAJIB, BAGI YANG INGIN❕❕

KALO SUKA SILAHKAN DI VOTE AND COMMENT DI SETIAP PARAGRAF YAH...

MAKASIH...

PLAGIAT DILARANG MAMPIR!!!!!!!!!!!!!!

***

HAPPY READING...

HAPPY READING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dorr

Bunda terkejut mendengar suara tembakan itu, dia menurunkan pistol yang berada di kepalanya, kemudian membalikkan badannya menatap Bunga yang sedang berada di depan pintu dengan pistol di tangan kanannya.

"Kak B kenapa nembak vas bunga kesayangan aku?" tanya Bunda seraya mendekat ke arah vas bunga yang sudah hancur tak berbentuk.

"Ini pemberian Aa' tau Kak." kata gadis itu berkaca-kaca.

Bunga menghela nafas berat, dia tidak bermaksud menghancurkan vas bunga pemberian Aja, tapi mau bagaimana lagi, jika dia tidak melakukan itu, mungkin Bunda sudah menembak dirinya sendiri.

"Itu masih vas bunga Bun, belum manusia."

Bunda mengerti apa yang dikatakan Bunga. Dirinya seakan tertampar oleh ucapan itu. "Kamu bayangin deh, kalo kamu yang ada di posisi vas itu, udah mati gak bisa selametin lagi, semua orang akan menangis karna merasa kehilangan, kamu suka lihat Mommy, Mas, Kakak, Abang, Aa', Adek sama yang lainnya nangis?"

Bunda menggeleng, air mata gadis itu turun membasahi pipinya. "Kalo kamu mati, apa mungkin bisa nyelesain semua masalah yang ada di hidup kamu? NGGAK BUN, MASALAH NGGAK AKAN SELESAI KALO KAMU BUNUH DIRI KAYAK TADI!"

Nafas Bunga memburu, gadis itu melempar pistolnya kemudian memeluk tubuh mungil Bunda yang mulai bergetar hebat. "Maaf, Kakak nggak bisa ngontrol emosi Kakak tadi. Kakak cuma takut kehilangan kamu sayang."

"Maafin aku hiks."

"Jangan coba bunuh diri lagi yah."

Gadis itu hanya diam, tidak mengatakan apapun saat mendengar permintaan Bunga yang melarangnya untuk tidak bunuh diri lagi.

"Ka-kak."

Bunga melepas pelukannya, kemudian menatap Bunda yang sudah kesulitan bernafas. "Kamu kenapa?"

Ingin rasanya Bunga berteriak, pertanyaan macam apa yang dia lontarkan, sudah jelas-jelas penyakit Bunda kembali kambuh.

"Kita ke rumah sakit sekarang."

Hiraeth |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang