28. PERTEMUAN BUNDA DAN AUNTY CECE! (Revisi)

1.6K 212 5
                                    

⚠ WARNING ⚠

FOLLOW AUTHOR !!!

KALO SUKA SILAHKAN DI VOTE AND COMMENT DI SETIAP PARAGRAF YAH...

MAKASIH...

PLAGIAT DILARANG MAMPIR!!!!!!!!!!!!!!

***

HAPPY READING...

Taman itu sangat indah, bahkan Bunda memilih untuk tetap tinggal di sini dibandingkan di rumahnya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taman itu sangat indah, bahkan Bunda memilih untuk tetap tinggal di sini dibandingkan di rumahnya sendiri. Bunda merasa jika dia berada di taman ini, masalahnya seakan selesai, tapi jika berada di rumahnya, semua masalah seakan berdatangan kepada dirinya.

"Bunda."

Bunda membalikkan badannya saat mendengar seseorang memanggilnya, di sana terlihat saudari Mommy-nya dengan pakaian serba putih. Dia terlihat lebih muda dari pada Rere, tetapi wajah mereka tetap mirip.

"Iya Aunty?"

"Sini deh, Aunty mau cerita sama kamu."

Bunda mengangguk mendengar ajakan Aunty-nya itu, entah sudah berapa lama dia berada di tempat ini, tapi Bunda sangat menyukai tempat ini dibandingkan rumahnya sendiri.

"Aunty mau cerita apa?" tanyanya saat sudah duduk di dekat Aunty-nya itu.

"Mau denger tentang Mommy mu." tawarnya.

"Mommy?" tatapan Bunda menunjukkan seakan dia bingung, untuk apa Aunty-nya menawarkan hal seperti itu, padahal Mommy-nya sudah sering bercerita tentang dirinya sendiri.

"Emangnya Mommy kenapa?" tanyanya lagi.

"Mommy kamu itu dulunya manja dan gak pernah kenal sama dunia luar-"

"Aku tau kok kalo Mommy itu manja, tapi aku gak tau loh kalo ternyata Mommy gak kenal dunia luar."

"Mommy kamu juga dulunya gak pernah sekolah umum, dia hanya homeschooling."

"Hah?"

Bunda semakin menatap Aunty nya bingung, selama ini dia hanya mengetahui bahwa Mommy-nya itu sangat manja dan polos, tapi dia tak mengetahui jika Mommy-nya itu selama ini hanya homeschooling.

"Tapi waktu SMA dia dibolehkan sekolah umum." jelasnya lagi.

Flashback on.

"Kak." pangilan itu tak di dengar oleh gadis yang masih tertidur pulas di atas kasurnya.

"Kakak." sang Adik yang berbeda satu tahun dengan dia masih setia membangunkannya.

"Kakak." gadis itu terus menggoyangkan badan Kakaknya hingga suara laki-laki membuat dia harus berhenti.

Hiraeth |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang