20. RUMAH SAKIT LAGI! (Revisi)

2.6K 278 8
                                    

⚠ WARNING ⚠

FOLLOW AUTHOR !!!

KALO SUKA SILAHKAN DI VOTE AND COMMENT DI SETIAP PARAGRAF YAH...

MAKASIH...

PLAGIAT DILARANG MAMPIR!!!!!!!!!!!!!!

***

HAPPY READING...

Seminggu setelah pernikahan, semuanya berjalan normal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seminggu setelah pernikahan, semuanya berjalan normal. Aja dan Bunda yang ke sekolah, Rere dan yang lainnya bekerja, sedangkan Aje tetap homeschooling tapi gurunya bukan lagi Keisya, melainkan Ara.

Keisya dan Alvero sudah pindah di Australia dan akan menetap di sana. Mengingat Alvero adalah asli Australia.

Dan sekarang mereka semua tengah berada di rumah sakit milik keluarga Alaric, karena Bunda yang tergeletak pingsan di depan kamarnya dengan darah di hidungnya.

Bukan semua sih, lebih tepatnya hanya para orang tua yang ada di sana, beserta saudara Bunda. Karena Althar dkk sedang ke sekolah.

Semua orang berlalu lalang, kesana kemari, para tim medis keluar masuk dari ICU, itu semua karena penyakit Bunda kembali kambuh.

Rere kembali bertemu dengan dokter yang pertama kali memeriksa Bunda dua tahun yang lalu.

"Rere." panggil dokter itu saat keluar dari ruang ICU.

"Gimana Rey?" tanya Rere seraya berdiri dan mendekat ke arah Rey.

"Kanker otak stadium 4 Re." ucap Rey pelan, tapi masih di dengar oleh mereka semua.

"Sembuhin Bunda yah." pintahnya seraya meremas ujung jas milik Rey.

"Aku gak bisa janji Re." lirih Rey.

Dokter setahun lebih tua dari Rere itu adalah laki-laki yang paling dekat dengan Rere sejak dua tahun yang lalu, tapi Rere menyembunyikan itu semua dari anak-anaknya.

"Kanker otak stadium 4, merupakan tahap akhir pada penyakit ini Re. Perkembangan sel tumornya akan sangat cepat, dan dapat menyebar dengan mudah ke jaringan terdekat di dalam otak atau terkadang ke sumsum tulang belakang. Beritahukan ini semua padanya Re."

Rere menggelengkan kepalanya kuat, dia tak sanggup melihat anaknya jika mengetahui ini semua.

"Rambutnya sudah mulai rontok Re."

Rere mendongak menatap manik mata Rey. Mata yang selalu membuatnya tenang.

"Bunda selalu bilang sama aku Rey, dia ingin meninggal lebih cepat biar bisa liat Daddy-nya dari atas sana. Dan aku gak mau dia ninggalin aku kalo udah tau tentang penyakitnya." cerita Rere.

Hiraeth |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang