21. BUNDA INGIN MATI! (Revisi)

2.1K 245 3
                                    

WARNING ⚠

FOLLOW AUTHOR !!!

KALO SUKA SILAHKAN DI VOTE AND COMMENT DI SETIAP PARAGRAF YAH...

MAKASIH...

PLAGIAT DILARANG MAMPIR!!!!!!!!!!!!!!

***

HAPPY READING...

Sedari tadi, Bunda tak berhenti mual dan muntah, ini efek dari kemoterapi yang dia lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedari tadi, Bunda tak berhenti mual dan muntah, ini efek dari kemoterapi yang dia lakukan. Sedangkan yang lain hanya diam menatap iba Bunda yang sekarang ada di pelukan Arshi.

"Makan yah." bujuk Arshi.

"Mual tau." setelah mengatakan itu, Bunda kembali melamun, matanya menatap lurus ke depan, tapi semua kosong, hati dan pikirannya kosong.

"Hai cantik." sapaan itu membuyarkan lamunan Bunda.

"Oh ha-hai Uncle." balas Bunda dan melepas pelukan Arshi.

"Lagi mikirin apa hmm?" tanya Antariksa seraya membawa Bunda ke pelukannya. Pria berumur 40 tahun itu memeluk Bunda sangat erat.

"Lagi bayangin Uncle Agam jadi Daddy aku." bisiknya.

Deg

Antariksa mematung, dia menunduk, menatap Bunda yang bersandar di dadanya. Manik mata milik Bunda yang sangat menenangkan.

Ternyata keponakannya hanya bisa membayangkan Agam menjadi Daddy-nya.

Antariksa tak mengetahui bagaimana rasanya hidup tanpa seorang Ayah, oleh karena itu, saat melihat keenam anak Rere, hatinya menjadi sangat sakit.

Ingin sekali rasanya Antariksa memberitahukan ini semua kepada Bunda bahwa Agam memang Daddy kandungnya.

Antariksa sedari dulu membenci Hasya, dia memiliki alasan untuk itu semua.

"Kalo Bunda pergi, apa kalian akan bahagia?" tanya gadis itu lirih.

"Nggak ada yang akan pergi sayang, kamu akan sembuh." balas Rain.

"Tapi kapan? Kalaupun aku sembuh, apa aku akan bertemu dengan Daddy?" tanya Bunda menuntut. Mata gadis itu memanas bersiap ingin menangis.

"Maafin Mommy."

"Mommy kenapa minta maaf?" tanya Bunda.

Hiraeth |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang