Saat Oliv sampai di meja makan, tumben sekali meja makan masih tidak ada orang. Tak memperdulikan hal itu, ia dengan santainya mengoles selembar roti tawar dengan selai coklat. Saat hendak memakannya, gadis itu melihat sang adik membawa baskom air, dengan buru-buru mengisinya kembali dengan air hangat setelah air di dalamnya ia buang.
"Mana papa?"
Ken menoleh ke arah Oliv dan berkata, "Di kamar Arion, Kak, sakit."
"Papa sakit?" gumamnya melihat kepergian Ken.
Tak berselera makan, Oliv meletakkan rotinya yang masih tersisa setengah di piring dan bergegas ke kamar Arion. Namun, ia menyesal. Bukan papa yang sakit, melainkan Arion.
"Oliv? Mau berangkat, Nak?" tanya Zidan saat menoleh dan mendapati Oliv berdiri di ambang pintu. Oliv hanya menjawabnya dengan deheman. "Oke, hati-hati, ya."
Bukannya berangkat sekolah, Oliv setia berdiri di sana. Menatap Papa yang sibuk mengompres Arion dan Mama yang menenangkan Arion yang rewel. Ia tak melihat keberadaan Ken, sepertinya cowok itu tengah bersiap ke sekolah.
Oliv melihat jam di ponselnya, kemudian menatap sang papa. "Papa gak ke kantor?"
"Skip dulu, Liv, Arion sakit."
Dahi Oliv menvernyit mendengarnya. Begitu tak masuk akal pikirnya, skip kerja cuma karena Arion sakit. "Tinggal bawa ke rumah sakit aja sih, Pa, ngapain pake skip kerja."
Zidan menoleh ke arah Oliv dengan pandangan tak suka. "Ini adik kamu loh Liv yang sakit, bukan orang lain. Kamu khawatir dikit bisa, 'kan? Dia juga masih kecil. Kalau dibawa ke rumah sakit, dianya takut, makin parah sakitnya."
"Daripada cuma Papa kompres kayak gini? Mending bawa ke rumah sakit. Papa nggak tau 'kan dia cuma demam biasa atau kenapa-kenapa?"
Mendengar ucapan Oliv, Mama mulai panik, takut anak kecilnya kenapa-kenapa. Zidan kesal. Ia yang sedang bingung, malah ditambah-tambahi pikiran oleh Oliv.
"Mending kamu pergi ke sekolah sana."
"Papa ngusir aku?"
"Enggak."
"Itu tadi apa kalau bukan ngu—"
"Oliv! Stop, Papa pusing! Kamu ke sekolah sana, nanti telat."
Oliv menatap sang papa tak percaya. "Papa bentak aku cuma gara-gara Arion? Pa!"
"Apa sih, Liv? Jangan kekanak-kanakan!"
"Siapa yang kekanak-kanakan?! Aku nggak kayak gitu, ya!"
"Tolong kalian diam! Arion makin rewel ini," seru mama dengan bersimbah air mata melihat anak bungsunya semakin rewel.
"Gak usah ikut campur, ya!!"
"Oliv!!" Pandangan Zidan kini sepenuhnya menatap Oliv. "Yang sopan sama mama kamu! Gak baik bentak-bentak kayak gitu!"
"Papa aja bentak aku!!!"
"Oliv! Ke sekolah! Belajar yang bener! Minta guru kamu ngajarin tata krama!"
"Oh, Papa ngusir aku?! Oke, nggak masalah! Aku—"
"Ini kenapa sih pagi-pagi udah ribut aja?" tanya Ken saat tiba di tempat kejadian. Cowok itu sudah rapi dengan baju seragam dan tas di pundaknya. "Malu loh kalau kedengeran tetangga."
"Papa lo tuh!"
Sebelum sang papa meledak, Ken buru-buru memegang lengan Oliv dan berkata, "Kami pergi ke sekolah dulu ya, Pa, Ma." Tanpa menunggu balasan, cowok itu menyeret Oliv ke depan rumah, walau Oliv senantiasa memberontak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Just Mask
JugendliteraturOlivia Zhafira. Seorang gadis cantik juga pintar yang terlihat baik-baik saja dengan wajah yang selalu mengumbar senyum. Seakan ia tak pernah sekali pun mengenyam pahitnya kehidupan. Namun siapa sangka jika itu semua hanya topeng. Topeng yang ia gun...