Oliv sedang menikmati waktu istirahat keduanya dengan mengobrol dengan Vania saat seorang cewek memanggilnya dari depan pintu kelas.
Saat Oliv sudah berdiri di depannya, cewek itu berkata jika Oliv dipanggil oleh Guru BK. Oliv mengucapkan terimakasih sebelum cewek itu pergi.
"Gue ke Ruang BK dulu Van," izin Oliv.
"Tumben di panggil BK?" Oliv mengangkat bahu tak mengerti. "Atau jangan-jangan, masalah tadi pagi?"
"Gue gak tahu kalau belum ke sana."
"Emang ngeselin si Clarin, lagaknya udah kayak yang punya sekolah aja," kata Vania dengan geram. "Kalau bukan karena masalah Clarin, sekalian lo aduin aja dia, biar kapok."
"Gausah. Yang ada dia malah makin menjadi-jadi," tolak Oliv. Lalu cewek itu berlalu pergi ke Ruang BK.
Oliv terdiam sebentar di depan pintu Ruang BK, mengatur detak jantungnya karena ini pertama kalinya ia masuk BK. Setelah mengetuk pintu dan ada sahutan dari dalam, Oliv pun memberanikan membuka pintu dan masuk.
"Silahkan duduk," kata Bu Ana selaku Guru BK kelas 12. Oliv dengan kikuk duduk di sofa dekat Bu Ana. "Gausah takut, kamu gak ada salah kok."
"Jadi ada apa ya, Bu?"
"Kamu kenal Alvin kan?" Oliv mengangguk. "Kamu juga tahu kan kalau Alvin ini sukanya bolos pelajaran?" Lagi-lagi Oliv mengangguk. "Sudah di kelas gak pernah dengerin guru, sukanya bolos, nilai-nilainya jadi merah semua. Saya udah kasih tahu berulang kali ke anak itu untuk rajin belajar, minimal dengerin guru lah biar nilainya gak anjlok banget. Tapi anak itu gak pernah mau dengerin, sampai capek sendiri saya nasehatinnya. Jadi, saya mau minta tolong sama kamu buat bimbing dia belajar."
"Hah? Maksudnya Bu?"
"Saya minta kamu untuk membantu Alvin belajar, mengajari anak itu jika dia kesulitan dalam suatu bidang studi. Yah, anggap saja les privat."
Oliv diam sejenak, pikirannya masih mencerna semua yang dikatakan Bu Ana. "Tapi, kenapa saya Bu?"
"Kamu pintar. Dan saya denger kamu dekat sama Alvin, makanya saya meminta bantuan kamu. Siapa tahu kalau sama kamu, dia mau belajar kan? Gimana, kamu mau kan Oliv?"
Belum sempat Oliv menjawab, pintu Ruang BK yang berada di belakang Oliv terbuka dan menampilkan seorang cowok yang memakai baju olahraga.
"Ada apa Bu? Perasaan saya gak bikin masalah yang mengharuskan saya ke ruangan ini," kata cowok itu santai dan mengambil duduk di samping Oliv.
"Kamu ya, bukannya salam dulu malah main masuk aja," tegur Bu Ana yang diabaikan oleh Alvin.
"Loh, lo ngapain di sini? Bikin masalah lo?" tanya Alvin yang baru sadar di sebelahnya adalah Oliv.
"Jadi gini Alvin, saya minta Oliv buat bantuin kamu belajar."
"Maksudnya?"
"Oliv akan membuat jadwal tertentu untuk membantu kamu belajar. Entah itu setiap hari setelah pulang sekolah, atau seminggu sekali, semua Ibu serahkan kepada Oliv," kata guru itu memandang Oliv, lalu beralih ke Alvin. "Anggap saja, Oliv akan jadi guru les kamu."
"Hm? Jadi, boleh dong kalau saya ada tugas, saya nyuruh Oliv mengerjakan?"
"Tidak."
"Tadi katanya dia akan membantu saya belajar."
"Iya, tapi ya gak gitu juga Alvin, kalau kayak gitu sama aja kamu gak belajar. Kalau ada tugas yang gak kamu pahami, kamu boleh tanya ke Oliv. Mengerti?"
Dengan wajah malas Alvin menyandarkan punggungnya di sandaran sofa. "Saya gak mau kalau kayak gitu. Malas Bu."
"Alvin! Kamu itu udah kelas 12 ya, sebentar lagi kamu ujian-ujian terus, sedangkan sekarang aja nilai kamu selalu kebakaran. Gimana nasib ujian kamu nanti? Lulus SMA mau jadi apa kamu hm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Mask
JugendliteraturOlivia Zhafira. Seorang gadis cantik juga pintar yang terlihat baik-baik saja dengan wajah yang selalu mengumbar senyum. Seakan ia tak pernah sekali pun mengenyam pahitnya kehidupan. Namun siapa sangka jika itu semua hanya topeng. Topeng yang ia gun...