Dua belas

843 77 2
                                    

Jam menunjukkan pukul 07.15, namun Oliv sudah mandi dan sekarang ini cacing-cacing yang ada di perutnya sedang berdemo meminta makan. Dengan malas ia menuruni tangga menuju meja makan.

Namun Oliv mengurungkan niatnya untuk mkan karena di meja makan ada keluarganya yang sedang sarapan. Oliv berbalik, namun belum sempat melangkah, terdengar suara seorang wanita yang membuat langkahnya terhenti.

"Oliv, ayo sarapan."

Oliv berbalik menatap wanita itu. "Gausah, Oliv gak lapar."

"Walaupun kamu gak lapar, kamu harus tetap sarapan, Oliv. Sarapan itu penting loh."

"Hm."

"Oliv, yang sopan sama Mama kamu," tegur Zidan selaku Papa Oliv.

"Hmm iya," balas Oliv malas.

"Oliv!"

"Udah Pa, gapapa," kata Nirmala lembut.

"Mama, Arion mau ayam goreng lagi," ucap adik Oliv yang saat ini duduk di kelas satu SD.

"Iya sayang, ambil aja." Nirmala melempar senyum lembut kepada bocah itu. Arion dengan senyum yang mengembang lebar mengambil satu potong ayam goreng lagi dan memakannya dengan semangat.

Oliv berdecak pelan melihat adegan di depannya itu. Ia berbalik dan melangkah pergi, mengabaikan suara Zidan yang memanggil-manggil namanya.

Oliv mengambil duduk di sofa yang berada di sudut kamarnya seraya berfikir akan melakukan apa untuk menghabiskan waktunya dan mengalihkan rasa laparnya.

Akhirnya ia memutuskan untuk mengambil flashdisk yang berisi musik klasik di meja belajarnya dan mencolokkannya ke speaker kecil yang berada di samping tv. Lalu ia kembali duduk di sofa dan memainkan game di ponselnya.

**

Pukul 10.30, Oliv dan Vania sampai di salah satu mall yang berada di kota mereka. Mereka langsung ke toko pakaian, berpencar mencari pakaian yang menurut mereka menarik. Hampir setengah jam mencari, Oliv masih belum menemukan pakaian yang menurutnya bagus.

"Liv, menurut lo bagus nggak?" tanya Vania menghampiri Oliv dan menunjukkan satu buah baju bermotif garis-garis hijau putih.

"Hm, bagus sih, tapi gak ada warna yang lain?"

"Adanya tinggal ini, sama kuning."

"Merah atau hitam gak ada?" Vania menggeleng. "Kalau menurut gue sih enggak."

"Hmm, padahal gue lagi pengen baju garis-garis," gumam Vania. "Lo udah dapat?"

"Belum ada yang menarik."

"Hm, oke deh, lanjutkan. Gue mau cari yang lain."

Setelah Vania pergi dari hadapan Oliv, Oliv mulai memilih-milih pakaian kembali. Oliv menemukan satu baju yang menarik, lalu membawanya pergi untuk dicoba.

Oliv melihat pantulan dirinya di cermin. Setelah dilihat-lihat, sepertinya Oliv tidak suka kemeja ini. Oliv melepasnya dan mengembalikan kemeja itu di tempatnya.

Setelah mencari-cari lagi, pandangan Oliv jatuh pada kemeja lengan pendek berwarna hitam dengan corak flora. Setelah melihat ukuran baju itu, ternyata ukurannya pas, jadi Oliv tidak susah-susah mencari yang lain.

Kini Oliv beralih ke bagian celana. Setelah memilih-milih, Oliv mendapatkan satu, namun setelah di cari, ukuran yang pas di badan Oliv tidak ada, jadi Oliv harus mencari celana lain. Pandangan Oliv kembali tertuju ke celana bahan berwarna coklat susu. Sekali pandangan, Oliv langsung jatuh cinta. Dan untungnya, ukuran yang Oliv cari ada.

Just MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang