Empat

1.2K 130 18
                                    

"Lima menit lagi istirahat," kata Bu Anin yang duduk dimeja guru. "Ketua kelas, tolong buku ini dibawa ke meja saya ya. Kalian, jangan keluar dulu sebelum bel bunyi."

Setelah Bu Anin keluar kelas, Ricko dan Oliv selaku ketua dan wakil ketua kelas maju ke depan dan membawa tumpukan buku tugas murid yang lain ke ruang guru.

Oliv yang membawa banyak buku tidak bisa jalan dengan cepat sehingga ia tertinggal cukup jauh dari Ricko.

Saat tidak memperhatikan langkah, Oliv menabrak seseorang menyebabkan buku-buku yang ia bawa jatuh berhamburan di lantai. Oliv langsung jongkok dan merapikan buku-buku itu.

"Maaf, gue gak sengaja," kata Oliv mendongak ke atas. "Lah, ternyata cowok yang kemarin," batin Oliv.

Alvin hanya diam seraya memperhatikan Oliv yang membereskan kekacauan yang baru saja terjadi. Saat Alvin menunduk, berniat membantu cewek itu, Oliv tiba-tiba berdiri menyebabkan kepalanya menghantam dagu Alvin yang meringis sakit.

"Eh, ma-maaf gue gak sengaja. Gak sakit kan?"

"Sakit lah," sentak Alvin memegangi dagunya.

"Aduh, gue bener-bener minta maaf, gue gak tahu kalau lo mau jongkok." Oliv semakin risau karena Alvin tak kunjung menjawab. "Maaf ya. Maaf juga karena udah nabrak lo."

"Lo punya mata kan? Di pake dong kalau jalan!"

"Lah, bukannya jalan pakai kaki ya?"

"Bodoh," desis Alvin.

"Apa? Sorry, gue tadi gak denger."

Alvin menatap Oliv yang memasang wajah bingung. "Ck, dasar cewek aneh." Tanpa menjawab pertanyaan Oliv, Alvin berlalu pergi begitu saja.

"Lah, gimana sih," gumam Oliv memandang punggung Alvin yang semakin menjauh. Cewek itu mengangkat bahu, kemudian melanjutkan langkahnya ke ruang guru.

**

"Gue baru nemu kali ini deh, ada orang ke toilet bisa berjam-jam," kata Dimas saat Alvin masuk ke dalam kelas.

"Yang penting balik."

"Ya percuma, bentar lagi udah istirahat."

"Dari mana aja lo?" tanya Farel.

"Rooftop lah, biasa," jawab Alvin santai.

"Lo ya, bolos gak mau ngajak-ngajak gue. Lo pikir lo doang yang bosen dengerin Pak Kemal ngoceh tentang sejarah yang gak penting itu? Gue juga bosen tahu," protes Farel.

"Salah sendiri gak mau nyusul."

"Gue mau nyusul, tapi katanya, tunggu Alvin balik dulu. Ngeselin kan."

"Yaudah, itu sih derita lo," kata Alvin santai yang dibalas makian oleh Farel. "Jamkos kan? Ada tugas?"

"Gak ada," jawab Dimas.

Ya, jam ke tiga dan empat guru tidak datang, dan mereka tidak diberi tugas, jadinya dua jam terakhir ini kelas Alvin sudah seperti pasar saja.

"Eh bro, gimana semalem? menang?" tanya Farel.

Alvin tersenyum miring. "Udah pasti lah."

"Wiih," Farel tersenyum lebar. "Tapi sayang, gue gak bisa lihat wajahnya si Arga. Pasti kesel banget ya dia."

"Jelas. Lo sih, lebih mentingin pacar lo daripada kita-kita," kata Dimas.

"Arga ngajaknya dadakan sih, gue kan udah terlanjur ada janji."

"Kan bisa dibatalin."

"Gak bisa lah. Kalau gue ingkar, bisa habis hidup gue."

"Ini nih, ciri-ciri cowok bodoh. Mau aja dikekang sama cewek."

Just MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang