9^Terpaksa

1.3K 74 1
                                    

Seperti yang Arkan duga, setelah pulang sekolah ini dirinya dipanggil oleh Papanya ke Mansion.

"Kamu tau kan Arkan apa maksud Papi panggil kamu ke sini?" ucap Rifky memulai pembicaraan.

Arkan hanya mengangguk.

"Jadi hukuman yang Papi berikan ke kamu yaitu kamu harus bekerja keras di kedai selama dua Minggu dan semua aset yang Papi berikan Papi sita selama dua Minggu juga." jelas Rifky

Sontak mata Arkan melotot kaget. Bagaimana tidak lamborghini kesayangannya akan dikurung dan benda hitam yang dipakai setiap jajannya kini akan diambil oleh Papanya, "Hah? Enggak! Arkan gak mau! Bisa yang lain?" bantah Arkan.
"Sayangnya tidak ada. Hanya itu yang kamu harus jalani, jika nanti kamu tidak menuruti perintah Papi atau kamu tidak kerja di kedai itu maka jangan harap dikasih uang jajan. Uang jajan mu itu akan Papi titipkan pada Tante Mira pemilik kedai tersebut, jadi setiap hari setelah bekerja nanti kamu akan mendapatkan uang jajan untuk keesokan harinya" jelas Rifky.
"Apa kerja? Gak! Arkan gak mau. Arkan masih pengen sekolah dan seneng-seneng sama temen-temen" tolak Arkan.
"Memangnya siapa yang suruh kamu berhenti sekolah? Papi nyuruh kamu kerja itu setelah pulang sekolah dan paling jam sembilan malam selesai karena kedai Tante Mira itu hanya sampai jam sembilan malam jadi tidak menganggu sekolahmu kan? Papi itu hanya ingin kamu mandiri Ar jadi turutin perinta Papi buat kamu kerja di kedai milik temen Papi itu" tegas Rifky.

"ENGGAK! MAMI GAK SETUJU! BAGAIMANA JIKA ARKAN KELAPARAN DAN CAPEK NANTI?!" ucap Naumi dari arah tangga.

Rifky menoleh ke arah istrinya, "Ini demi kebaikan anak kita Mi. Masalah makan nanti akan dikasih kok" jawab Rifky.
"Tetep aja Pi anak kita itu gak pantes kerja di kedai! Kenapa gak kerja di kantor Papi aja?!" cetus Naumi
"Biar dia tau rasanya bekerja keras. Lagi pula Arkan itu masih sekolah jadi belum pantas kerja di kantoran" kata Rifky.
"Tap—
"Sudah cukup. Ayo Arkan kamu ikut Papi ke kedai milik Om Garlan nanti kamu di sana akan dibimbing sama istrinya yang bernama Tante Mira" potong Rifky lalu menarik tangan puteranya menuju kedai milik temannya.

Di kedai sudah ada Keyla dan Bundanya. Mereka menunggu kedatangan Garlan karena tadi Garlan cerita pada Mira bahwa dia akan kemari bersama temannya membawa puteranya yang akan dididik di sini untuk belajar bekerja keras.

Keyla menyiapkan makanan kesukaan Papanya karena sangat merindukannya, "Sabar Key mungkin Papa mu lagi di jalan" kata Mira.
"Key kangen banget sama Papa Bunda. Papa apa kabar yaa? Papa udah makan belum? Dan kira-kira anak temennya Papa itu laki-laki atau perempuan?" celoteh Keyla.
"Bukannya kemarin-kemarin sudah bertemu dengan Papa?" tanya Mira
"Udah sih tapi cuma sebentar. Gak sempet ngobrol" keluh Keyla
"Oalah. Tapi dia baik-baik aja kan Key?" tanya Mira lagi
"Iya Bunda, Papa sehat kok" jawab Keyla.

Namun beberapa saat kemudian yang ditunggu pun datang, dia Garlan datang bersama teman juga anak temannya.

"PAPAAAAA?!" pekik Keyla dia langsung memeluk Papanya yang belum sadar jika anak dari teman Papanya itu ialah temannya sendiri, Arkan.

Saat melihat ada Keyla dan dia memanggil Garlan dengan sebutan Papa Arkan kaget, karena setahunya Garlan ini Papa Selena dan ini membuat Arkan semakin bingung tentang keluarga Keyla.

Sejenak, Garlan membalas pelukan Keyla lalu melepaskannya dengan tersenyum menatap puterinya "Kamu apa kabar nak? Papa rindu" kata Garlan.
"Key baik Pa. Papa apa kabar? Papa juga baik kan? Papa tau gak Key udah buatin makanan kesukaan Papa" cerocos Keyla hingga membuat Rifky terkekeh karena anak dari temannya itu terlihat menggemaskan.
"Iya Key nanti pasti Papa makan kok udah ya kamu duduk, Papa kamu bicara sama Bunda dan temen Papa. Kenalin dia Om Rifky sama anaknya Arkan" jelas Garlan.

Saat Keyla menatap ke arah Arkan dia kaget bukan main. Hatinya langsung dipenuhi oleh banyak pertanyaan dan mengapa dunia sesempit ini.

Garlan, Rifky, juga Arkan duduk di kursi yang disediakan. Begitupun Keyla dia duduk di samping Bundanya.

"Seperti yang aku jelaskan di telfon Mira bahwa anak dari temanku ini akan bekerja di sini selama dua Minggu" ucap Garlan.
"Maaf, nak Arkan ini bukannya temannya Key? Soalnya kalau tidak salah kemarin mencari Key hingga ke pesta Selena bareng kan?" tanya Mira
"Iya Tante, saya Arkan teman sekolahnya Keyla" jawab Arkan sopan.
"Wahh bagus dong! Jika Arkan dan Keyla sudah saling kenal artinya bisa saling kerja sama iya kan Gar?" ujar Rifky
"Iya Rif dan Mira kamu gapapa kan jika Arkan bekerja di sini membantumu?" kata Garlan
"Tentu. Aku bersedia dan aku akan mendidiknya sampai dia bisa belajar mandiri" jawab Mira
"Ya sudah berarti besok kamu sudah mulai bisa bekerja di sini Arkan dan jangan kembali ke mansion sebelum masa hukumanmu selesai!" jelas Rifky.

"Bagaimana tidak gua jadi babu di kedai cewek yang selalu bikin gue kesel!" batin Arkan.

"Hahahha siap-siap saja kamu Arkan pasti akan ku balas kau ku kerjain!" batin Keyla

Kedua bola mata Keyla dan Arkan saling bertemu dan mereka saling menatap penuh kebencian. Sedangkan Garlan dan Rifky mengobrol bersama bercerita tentang bisnis mereka, dan Mira? Dia sedang melayani pelanggan yang cukup ramai ini karena di kedai ini tidak pelayan.

Ya memang kedai milik Mira tak terlalu besar dan hanya dua lantai saja namun di kedai ini cukup ramai pengunjung hingga terkadang Mira kewalahan dan Keyla dengan cepat membantunya.

Tidak memiliki pelayan bukan berarti Mira tak mampu membayar mereka, tetapi baginya jika bisa sendiri mengapa harus menyuruh orang lain? Apalagi memiliki anak yang berbakti pada dirinya yang selalu membantunya.

"Oh iya Arkan besok juga kamu berangkat naik bus karena mobil kamu akan Papi sita selama masa hukumanmu" jelas Rifky.

Arkan hanya mengangguk karena malas berdebat.

"Dan jangan lupa setelah pulang sekolah kamu datang kemari untuk bekerja, jika tidak maka kamu tidak akan menerima uang jajan untuk besok." lanjutnya Rifky

"Iya Pi Arkan ngerti. Yaudah yuk pulang udah malam juga Arkan ngantuk, anterin Arkan sampai ke Apartemen karena Arkan gak megang uang cash" jawab Arkan.

Rifky mengeluarkan uang seratus ribu, "Malas sekali mengantarmu pulang! Nih uang jajan terakhir kamu yang Papi beri untuk pulang ke Apartemen mu dan sisanya buat jajan besok di sekolah" kata Rifky.

Jelas saja Arkan menerima uang itu karena sekarang ia sangat membutuhkannya. Melihat itu rasanya Keyla ingin tertawa karena siswa yang dikenal idaman, kaya raya, kini hidupnya nyaris sengsara.

"Ya sudah Garlan saya pamit, salam untuk Mira ya bilangin jika saya pulang dan kamu Arkan sana pulang ini sudah malam" pamit Rifky sekaligus menyuruh Arkan pulang.

"Iya Rif hati-hati di jalan yah" jawab Garlan.

"Om saya juga pamit yah" sambung Arkan

"Iya Arkan hati-hati di jalan juga" ujar Garlan

Lalu kedua laki-laki Ayah dan anak segera pergi dari kedai milik Mira menuju tempat pulang masing-masing.

Dia Arkan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang