"Hati-hati di jalan cantik, jangan lupakan jika kamu sembuh. Semangat ya jangan menyerah! Aku yakin operasinya pasti berjalan dengan lancar" ucap Leo pada Jessica yang sekarang sudah ada di Bandara dan akan pergi terbang ke Amerika untuk menjalani pengobatan dan operasi di sana.
"Iya ganteng. Tapi kalo gagal, ganteng jangan sedih ya. Relain biar aku tenang di alam sana dan semoga Leo mendapatkan perempuan yang lebih baik dari Jessica dan seiman sama Leo." jelas Jessica
"Jessica jangan ngomong kayak gitu, jangan berpikiran negatif, oke?" ujar Leo.
Jessica hanya tersenyum lalu Erana mengangguk mengode agar cepat memasuki Bandara karena sebentar lagi penerbangan akan di mulai.
"Kami pamit ya Leo, kamu hati-hati di jalan juga" pamit Erana.
"Iya Tante." Selepas itu Erana menggengam tangan Jessica satunya kemudian Jessica melepaskan genggaman Leo.
"Bentar, ada sesuatu buat Leo." kata Jessica lalu membuka tas kecilnya dan mengeluarkan sebuah kotak.
"Jessica titip liontin ini, tolong jaga dengan baik ya karena di sana ada foto kita berdua sebelum Jessica hapus di hape sama sosmed." jelaskan Jessica
Leo menerima kotak itu lalu menggangguk, "Aku akan menjaganya Jessica sampai kamu pulang." jawab Leo
"Tapi kalo aku pulang ke Tuhan berarti itu buat kamu. Aku pamit ya Leo, semoga kamu bahagia di sini tanpa aku. Byee Leo" pesan Jessica lalu melangkahkan kakinya memasuki Bandara bersama Mama-nya.
Leo menghela nafasnya lalu memasukkan kotak itu pada saku jaketnya kemudian berbalik badan keluar meninggalkan Bandara.
—DIA ARKAN—
"Leo kenapa bolos? Tumben," ujar Arkan saat baru saja sampai di koridor bertemu dengan teman-temannya. Dia bertanya saat mendapatkan pesan dari Leo bahwa laki-laki itu hari ini bolos.
"Nganterin Jessica ke Bandara," jawab Galang.
Arkan hanya mengangguk mengerti, lalu selang beberapa menit tak sengaja melihat Keyla karena dia melewati koridor ini.
Tanpa sadar Arkan telah tersenyum sekilas, begitupun Keyla dia membalas senyumannya. Namun gadis itu tidak berhenti ataupun Arkan menyapanya, mereka hanya saling tersenyum begitu saja dan tak berlangsung lama.
"Kalian udah baikan?" tanya Ares.
"Udah," jawab Arkan singkat.
"Udah balikan juga?" tanya Ares lagi.
Arkan terdiam lalu perlahan menggelengkan kepalanya, "Belum resmi aja." balas Arkan.
"Yaelah balikan aja udah kayak nikah pake acara resmi segala, butuh penghulu? Atau saksi? Gue siap nih!" celetuk Dino.
"Tanpa lo juga nggak masalah Din." ujar Arkan.
"Terus nunggu apa lagi? Nunggu Rama gas duluan?" kata Galang.
"Emmmm... Nggak tau. Udah ya gue mau ke kelas byee" pamit Arkan begitu saja lalu memasuki kelasnya.
Di kelas Arkan tak lagi menatap sinis ke arah Keyla, semua itu berubah saat kemarin di Bandara. Hingga membuat Alana heran mengapa kedua manusia ini akrab kembali padahal beberapa hari yang lalu telah putus.
"Kalian udah balikan?" tanya Alana.
"Udah," jawab Arkan meskipun diiringi rasa canggung.
"Kapan?" tanya Alana
"Sejak lo ngomong," jawab Arkan lagi.
Alana menyerngit, dia menggaruk rambutnya yang tak gatal. Jawaban dari Arkan membuatnya ambigu.
"Kalo otak lo nggak mampu udah jangan dipikirin lagian bukan urusan lo gue mau balikan apa nggak" lanjutnya Arkan.
Mendengar itu Alana memutar bola matanya malas. Selalu saja Arkan itu cuek dan angkuh jika bersama orang lain selain Keyla, termasuk dirinya padahal dirinya seorang teman dekat Keyla.
Keyla membuka tasnya dan mengeluarkan buku mata pelajarannya, tak sengaja ia melihat wajah Arkan yang sedang fokus menatap ponsel.
Ketika Dino melirik ke arahnya, dengan ceoat Keyla mengalihkan pandangannya. "Cieee ada yang mau epic comeback nih!" celetuk Dino dengan keras hingga berhasil mendapat tatapan dari teman sekelas padahal sudah ada guru yang mengajar.
"JANGAN BIKIN KERIBUTAN DINO!" sarkas Bu Riska
"Yaudah Bu daripada saya bikin ribut, mending saya dikeluarkan aja dari kelas." dengan beraninya Dino membalas seperti ini.
"Kenapa? Mau bertemu Selena? Ohh jangan harap! Kelas kamu sama dia jauh berbeda karena dia kelas satu yang pasti IQ nya sangat tinggi, tidak seperti kamu kaleng-kaleng" ujar Bu Riska
"Bukan kaleng-kaleng lagi Bu. Tapi kentang." balas Dino
"Kentang masih bisa di makan sedangkan kamu? Nggak guna!" ujar Bu Riska
"Kasian, udah jelek dinistain pula!" celetuk salah satu siswi yang tiba-tiba saja berada di depan pintu dua belas IPA tiga.
Wajah Dino berbinar saat melihat siswi itu karena siapa lagi jika bukan Selena, hanya gadis itu yang membuat Dino terasa berbeda.
"Ehh Ayang, Ayang ngapain ke sini? Nungguin Aa? Ya ampun yang nanti juga Aa—
"Nggak usah alay! Gue ke sini cuma nganterin buku absen Bu Riska yang tertinggal kemarin di kelas gue! potong Selena. Sontak semua siswa-siswi yang ada di kelas tertawa mengejek Dino dengan tingkah alay-nya itu.
"Pantesan sering ditinggalin, ternyata typing nya alay HAHAHA!" cibir Ares dia sengaja mengejek Dino.
"Daripada lo, ditolak karena dia lebih memilih visual fiksi. Lawak lo badut!" balas Dino saling melempar ejekan.
"Asal lo tau gue sama dia udah jadian bro!" sarkas Ares dengan sombong.
"Lo pikir gue sama Selena cuma deket doang tanpa status? Yee elah masih jaman aja friend zone. Komitmen dong bro!" kata Dino
"Komitmen? Lo yakin dia nggak akan berpaling? Jaman sekarang itu kebanyakan yang ada dighosting!" ejek Ares.
Dino terdiam. Ucapan Ares lumayan menusuk, dia tak mau lagi membalas hingga Ares semakin tertawa terbahak, "Kenapa? Kena mental? Ck, baperan amat lo Din!" cibir Ares.
Selena maju, dia menatap sinis ke arah Ares, "Dia nggak baperan. Cuma lo nya aja yang bercandanya kelewatan! Kayak lo udah dikasih kepastian aja." cetus Selena dia jelas membela Dino.
"Bukannya lo suka sama Arkan? Kenapa secepat itu berpaling? Kalo lo aja bisa berpaling dari Arkan, itu artinya lo juga suatu saat nanti kemungkinan bisa dong berpaling dari Dino?" lontar Ares.
Jleb!
Selena terdiam. Ada benarnya juga yang dikatakan oleh Ares dan kali ini pembicaraan Ares sangat menarik bagi Dino karena masuk akal.
"Sudah-sudah jangan bertengkar! Kalian ini masih sekolah teruskan saja belajarnya dan sebentar lagi akan ujian jadi persiapkan diri kalian untuk menghadapi ujian!" jelas Bu Riska berusaha menengahi.
"Selena, silahkan kembali ke kelas kamu dan Ares cepat meminta maaf pada Dino agar tidak ada permasalahan!" titah Bu Riska selanjutnya.
Selena menggangguk, "Saya pamit Bu. Assalamualaikum" pamitnya dengan sopan.
"Walaikumsalam," balas Bu Riska.
"Gue minta maaf mungkin kalimat tadi nyakitin lo," ujar Ares.
Dino hanya mengangguk lalu menjawab, "Sans not problem." lalu aktivitas belajar dilanjutkan tanpa keributan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Arkan [End]
Novela JuvenilBermasalah dengan Arkan sepertinya itu nasib buruk bagi Keyla, gadis miskin yang tak sengaja menumpahkan segelas es jeruk di baju seragam milik Arkan, laki-laki angkuh juga tak banyak bicara. "Eh maaf-maaf gak sengaja" ucap Keyla takut saat tak seng...