Hari ini adalah hari libur. Di mansion Karin dan Naumi tidak berkerja, sudah satu Minggu Naumi merindukan puteranya bungsunya, yaitu Arkan.
Biasanya jika hari libur laki-laki itu akan datang kemari untuk pulang walaupun hanya sekedar untuk makan. Makanan di mansion ini semuanya enak hingga Arkan jika ingin makan yang enak tapi gratis dia akan pulang.
Sudah hampir satu jam Naumi melamun di dekat kolam memikirkan puteranya, Karin tak tega melihat itu, dia duduk di samping Mami-nya.
"Bocah tengil itu emang sampain kapan Mi di kedai?" tanya Karin
"Dua Minggu," jawab Naumi seadanya.
"Blackcard sama mobil ada di sini tumben sekali dia nggak datang untuk protes." gumam Karin"Papi melarangnya," balas Naumi.
"Bagaimana jika kita tengok aja ke kedainya? Sekalian Karin juga ingin tau bagaimana cara kerja anak manja itu," ajak Karin.
"Mami juga setuju tapi memang kamu tau di mana tempatnya?" tanya Naumi
"Ada di google maps. Udah Mami tenang aja kita pasti sampai sana," jawab Karin lalu Naumi mengangguk.Naumi dan Karin kita bergegas menuju kedai milik Mira yang dikenal istri teman suaminya. Lalu tak lama kemudian sekitar lima belas menit mereka telah sampai.
Kedai itu cukup mewah dan telihat sangat bersih, juga sangatlah luas karena ada dua lantai. Dua perempuan itu memasuki kedai dan mereka melihat ada seorang gadis yang sepertinya Naumi pernah melihatnya, ya gadis itu ialah gadis yang pernah dibawa ke Mansion oleh Arkan dan Naumi sebut gembel.
"Mengapa gembel itu berada di sini? Apakah berkerja di sini juga? Atau mengikuti Arkan?" gumam Naumi.
"Selamat siang, mau pesan apa Tante?" ucap Keyla dengan sopan ia menawarkan makanan serta minuman yang ada di kedai.
"Kamu... Bukannya teman Arkan yang pernah datang ke mansion saya?" tanya Naumi
"Iya Tante. Kenalin aku Keyla dan ini kedai Bunda saya" jelas Keyla ia mengulurkan tangannya mengajak Naumi berkenalan.
"Saya Naumi dan mungkin kamu sudah tau siapa saya" kata Naumi tanpa membalas uluran tangan Naumi.
"Tangan kamu kotor jadi maaf saya tidak bisa bersalaman," lanjutnya Naumi."Padahal Key baru aja tadi cuci tangan habis makan dan makannya juga pake sendok," dengan polosnya Keyla membalas seperti ini.
Karin terkekeh melihat tingkah menggemaskan Keyla, dia mengulurkan tangannya mengajak Keyla kenalan, "Saya Karin kakaknya Arkan" ucap Karin dia memperkenalkan dirinya.
"Ya ampun cantik sekali. Aku Keyla" balas Keyla lalu ia membalas uluran tangan Karin.
"Arkan mana?" tanya Naumi to the point.
"Ada di dapur Tante. Mari ikut Key kalo Tante sama Kakak mau liat dia" jawab Keyla lalu dia melangkahkan kakinya menuju dapur dan diikuti oleh Naumi dan Karin.
Saat di dapur Naumi melihat sekekelingnya dan memang kedai ini terlihat cukup mewah juga sangat bersih. Dia juga melihat ada Arkan yang sedang mencuci piring dengan keringat yang bercucuran di wajahnya.
"Astaga Arkan! Kamu ternyata kerja sekeras ini di sini?" ucap Naumi dia kaget ia mendekati Arkan lalu mengelap keringatnya.
"Padahal menurut Key ini gak keras deh pekerjaannya, cuma Arkannya aja yang lemah, gitu aja keringatan." gumam Keyla dalam hatinya
"Arkan itu biasa dimanja dan dia tak biasa bekerja seperti ini, saya harap kamu mengerti apalagi kamu tau sendiri kan gimana keluarga kami yang setiap apa-apa selalu menyuruh pelayan?" ujar Karin dia mendengar apa yang Keyla katakan dalam hatinya.
Keyla melotot. Bagaimana bisa kakaknya Arkan ini bisa mendengar ucapannya dalam hati? Dia menoleh ke arah beliau dengan tatapan terkejut.
"Hahahaha. Gausah kaget, saya memang bisa mendengar ucapan mu dalam hati lewat ilmu psikologi karena saya juga sewaktu kuliah diajarkan." tutur Karin.
"Mami sama kak Karin ngapain ke sini?" tanya Arkan
"Jenguk kamu sayang. Kamu gimana kabarnya? Kamu udah makan? Udah yah kamu pulang jangan ladenin hukuman Papi kamu nanti Kami akan coba bujuk" ujar Naumi dia merasa tak tega melihat anaknya bekerja di kedai ini.
"Arkan baik-baik aja Mi. Mami nggak usah khawatir Tante Mira baik dia selalu ngasih makan Arkan yang enak kok" jawab Arkan.
"Serius kamu tidak ingin pulang ke mansion?" tanya Karin
"Enggak Kak. Selain nanti Papi akan marah Arkan juga mau belajar mandiri" balas Arkan.
"Atau jangan-jangan... Kamu udah jatuh cinta lagi sama dia? Makanya menolak pulang." sindir Karin dia mengode ke arah Keyla.Keyla sendiri dia merasa takut. Dia menunduk lalu berpamit untuk pergi, "Maaf Tante Kak aku pamit ke depan dulu ya karena harus mengantar makanan ke meja" pamit Keyla.
"Jujur aja kamu jatuh cinta kan sama dia? Ingat Arkan kamu sama dia itu beda kasta!" tegas Karin selepas Keyla pergi.
"Nggak. Arkan gak jatuh cinta tapi gatau kalo nanti dan Keyla itu sebenernya bukan gadis miskin Mi Kak yah walaupun dia cuma punya kedai ini sekarang tapi kan—
"Udah yah Arkan pokoknya Mami nggak mau tau kamu jangan sampai jatuh cinta sama dia! Lebih baik kamu itu sama Selena yang keluarganya jelas!" potong Naumi.Arkan menghela nafasnya. Jika nanti Mami tahu bahwa Keyla itu saudara tirinya Selena dan Keyla ada anak kandung Papanya Selena pasti akan setuju jika dirinya bersama Keyla, pikir Arkan.
"Ya sudah Mami pamit. Kamu jaga diri baik-baik di sini dan kalo ada apa-apa hubungi Mami atau Kakak kamu" pesan Naumi.
Arkan hanya mengangguk lalu dua perempuan itu pergi dari dapur menuju keluar. Namun saat ingin keluar mereka bertemu dengan Bunda Keyla yang bernama Mira.
Naumi berhenti sejenak dia memandang ke arah Mira yang dia juga tersenyum ramah padanya, "Anda Mira?" tanya Naumi.
"Iya saya Mira, Ibu sendiri Ibunya Arkan?" jawab Mira.Naumi hanya mengangguk, "Titip anak saya dan berikan dia makanan bergizi di sini" pinta Naumi.
"Iya Bu tenang saja, saya nggak akan meracuni anak Ibu kok meskipun saya tidak mampu membelikan makanan yang begitu mewah." jawab MiraMendengar ucapan Mira membuat Naumi kesal namun Mira sengaja mengatakan itu karena baginya Ibunya Arkan ini sangatlah sombong.
"Ya sudah ayo Karin kita pergi dari sini," ajak Naumi lalu Karin mengangguk dan tak lupa dia berpamitan pada Mira juga Keyla.
Selepas mereka pergi Mira menggelengkan kepalanya tak habis pikir, "Mereka sombong sekali padahal Bunda saja sewaktu jadi orang kaya tak sesombong itu." gumam Mira.
"Hampir mirip kan Bun sama sikapnya Arkan? Memang benar kata pribahasa jika buah jatuh tak jauh dari pohonnya" ujar Keyla.Arkan telah selesai mencuci piring. Akan tetapi dia merasa tidak enak pada Mira karena pasti Maminya tadi mengatakan hal yang tak enak.
Dia Arkan, menghampiri Mira. "Tante saya minta maaf yah atas ucapan Mami saya. Pasti Mami saya mengatakan hal yang tak enak" ucap Arkan.
"Gapapa Arkan wajar saya jika orang tua menginginkan anaknya yang terbaik. Kamu juga kalo makan harus pilih-pilih yah kalo tidak bergizi jangan dimakan" jawab Mira dia sama sekali tak marah pada Arkan.
"Jadi Mami tadi mengatakan tentang makanan? Padahal kan Tante Mira selalu ngasih makan Arkan yang baik juga sehat" tanya Arkan
"Gapapa kok Arkan anggap saja ini sebagai peringatan buat Tante biar Tante nggak salah ngasih makan Arkan. Ya sudah kalo sudah selesai cuci piring kamu tolong layani pelanggan yang datang yah" titah Mira lalu Arkan mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Arkan [End]
Fiksi RemajaBermasalah dengan Arkan sepertinya itu nasib buruk bagi Keyla, gadis miskin yang tak sengaja menumpahkan segelas es jeruk di baju seragam milik Arkan, laki-laki angkuh juga tak banyak bicara. "Eh maaf-maaf gak sengaja" ucap Keyla takut saat tak seng...