Kringggg...
Bel telah berbunyi dan semua siswa memasuki kelas masing-masing, di kelas dua belas IPA tiga pagi ini begitu rapih tidak ada keributan sedikitpun karena guru yang mengajar telah memasuki kelas.
Guru itu mulai mengabsen siswa-siswi yang hadir dan mengikuti pelajaran pagi ini, dimulai dari absen pertama hingga saat...
"Arkan Nathanio Regan Anderson?" panggil Bu Riska namun tidak ada sahutan karena Arkan pagi ini tidak masuk kelas.
"Arkan Nathanio Regan Anderson!" panggilnya sekali lagi namun tidak ada sahutan, sebenarnya para siswa siswi tahu bahwa laki-laki itu bolos dan sejak pembagian kelas tak pernah hadir walaupun sering muncul di sekolahan ini dan mereka ingin mengatakan tetapi takut pasti Arkan nanti akan sangat marah.
"Arkan ke mana?" tanya Bu Riska sekali lagi, matanya menoleh ke seisi ruang kelas namun tidak ada laki-laki itu.
"Enggak masuk Bu," jawab Nayya sekertaris sebelas IPA tiga.
"Tidak masuk? Padahal minggu-minggu kemarin juga dia tidak masuk, apakah di setiap pelajaran lain selalu begitu?" heran Bu Riska
Nayla mengangguk, "Semenjak pembagian kelas Arkan tidak pernah masuk kelas Bu" kata Nayla dengan rasa terpaksa.
Mata Bu Riska melotot. Bagaimana tidak semester baru sudah berjalan hampir sebulan lebih namun siswa yang bernama Arkan itu belum masuk kelas sama sekali? Sangat aneh.
"Ares, Dino, Leo dan Galang juga?" tanya Bu Riska.
"Iya Bu" ujar Nayya.
"Tolong kamu cari dia mereka Nay! Ibu sangat yakin jika mereka masih di sekolah karena tadi pagi Ibu lihat mereka di kantin" titah Bu Riska lalu Nayya mengangguk beranjak dari duduknya.
Nayya melangkahkan kakinya keluar kelas dengan perasaan takut karena pasti lima laki-laki itu akan sangat marah padanya dengan sebab sudah memberitahukan ke Bu Riska bahwa mereka tidak pernah masuk kelas.
Namun saat di tengah koridor Nayya melihat lima laki-laki yang ia cari itu sedang dimarahi oleh Pak Denny, selaku guru BK.
"KALIAN TAHU TIDAK JIKA KELAKUAN KALIAN INI SANGAT KETERLALUAN?! MEMALAK ITU SANGAT TIDAK TERPUJI KENAPA KALIAN MASIH MELAKUKAN ITU! SAYA SUDAH CAPEK MENDENGAR KELUHAN DARI PARA GURU TENTANG KALIAN TAPI SAYA PIKIR KALIAN BISA BERUBAH TANPA HUKUMAN DAN KALO SAJA BUKAN KARENA ORANG TUA KALIAN, MUNGKIN KALIAN SUDAH SAYA KELUARKAN!" bentak Pak Denny dia sangat marah karena ia lihat lima laki-laki itu tadi sedang memalak siswa dengan paksa.
"Tapi... Cuma Ares sama Dino Pak saya gak ikutan" jawab Leo mencoba membela diri sendiri.
"KALIAN INI SATU GENG JADI TIDAK MUNGKIN HANYA DUA ORANG SAJA! POKOKNYA KALIAN IKUT BAPAK KE RUANG BK!" suruh Pak Denny
Mereka berlima mengangguk lalu mengikuti Pak Denny menuju ruang BK, sedangkan Nayya niatnya untuk memanggi lima laki-laki itu ia urungkan karena takut dan lebih memilih kembali ke kelas.
Saat masuk di kelas dan ditanyakan oleh Bu Riska mana lima laki-laki itu Nayya langsung menceritakan semuanya jika mereka memasuki ruang BK dan teman-teman satu kelas lainnya mereka melotot. Rasanya mendengar idolanya masuk BK itu seperti tidak terima, padahal sudah jelas mereka itu badboy.
Bu Riska keluar dari kelas dan melangkahkan kakinya keluar menuju ruang BK. Nayya dan yang lainnya merasa khawatir akan hukuman yang akan diberikan oleh guru BK pada Arkan dan teman-temannya karena lima laki-laki itu seperti bak pangeran jadi agak tidak pantas jika harus menjalani hukuman.
Keyla sendiri dia nampak biasa saja karena baginya mereka itu pantas diberikan hukuman karena memalak bukanlah tindakan yang terpuji.
"Jamkos nih kita pagi ini gegara Arkan dan temannya," ujar Alana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Arkan [End]
Novela JuvenilBermasalah dengan Arkan sepertinya itu nasib buruk bagi Keyla, gadis miskin yang tak sengaja menumpahkan segelas es jeruk di baju seragam milik Arkan, laki-laki angkuh juga tak banyak bicara. "Eh maaf-maaf gak sengaja" ucap Keyla takut saat tak seng...