Hari ini di ruang musik sudah ada beberapa siswa-siswi yang mengikuti organisasi ekstrakurikuler musik, mereka tengah mempersiapkan lagu untuk pentas seni beberapa hari lagi.
"Key kamu mau tampil lagu apa?" tanya Rama
"Emmm,,, apa yaa? Nggak tau juga kak masih bingung" keluh Keyla
Rama menyerahkan ponselnya, "Kamu pilih lagu yang menurut kamu enak di sini terus kalo udah bilang sama aku nanti aku cari liriknya oke?" kata Rama lalu Keyla mengangguk.
Di ponsel Rama ada banyak lagi di sana hingga membuat Keyla pusing karena kebanyakan lagu Inggris.
"Kak Rama suka lagu Inggris yaa?" tanya Keyla pada Rama yang sedang mempersiapkan tempat untuk latihan.
"Hehe iya. Tapi banyak kok lagi yang Indonesia kamu cari aja" ujar Rama.
Keyla mencoba klik lagu yang berjudul kota. Dia mendengarkan dengan baik, namun entah kenapa saat dipertengahan lagu ia teringat Arkan. Ya sepertinya lagu itu sangat mewakilkan jika dirinya sedang merindukan pasangannya, Arkan.
Gadis itu menghayati lagunya dengan fokus dan serius hingga lagunya berhenti karena selesai. Ia bilang kepada Rama jika ini lagu yang ia pilih untuk tampil nanti.
"Kak emang panitia boleh tampil yaa?" tanya Keyla
"Boleh aja kan ini bukan perlombaan tapi pentas," jawab Rama.
Ketika tempat sudah siap untuk latihan hari ini Keyla mempersiapkan dirinya untuk mencoba suaranya apakah pas dengan lagu yang ia pilih, sedangkan Rama dia mencari lirik lagunya.
Sekitar lima menit kemudian Keyla mulai menekan tust piano sesuai lirik lagu juga note—nya.
Di kota ini sehabis hujan
Desember yang lalu.Di kota ini dalak ruangan
Berbanyak jukurwnKau dan wangimu bersanding dengan
Riuh angin di luar.Udara yang mana kini kau hirup
Hujan di mana yang kau peluk
Di manapun kau kini
Rindu tentangmu tak pernah pergiDi jalan ini menguning langit
Berkendaraan denganmu
Tajam menari
Menembus Pelang
Bening teduhKau dan wangimu
Tabungan kelak rinduUdara yang mana yang kau hirup
Hujan di mana yang kau peluk
Di manapun kau kini
Rindu tentangmu tak pernah pergiSaat Keyla menyanyikan lagu itu suaranya begitu terdengar di manapun. Suaranya begitu merdu dan sangat pas dengan alunan pianonya hingga terdengar di telinga Arkan yang sedang memainkan basket.
Arkan tersenyum semangat memainkan bola basket, dia sangat yakin jika suara ini adalah suara gadisnya dan itu membuatnya candu.
"Suaranya enakan anjir ini suara siapa?!" seru Ares yang belum tahu jika ini suara Keyla.
"Suara cewek gue lah," jawab Arkan dengan sombongnya.
"Nggak nyangka gue kalo Key punya bakat gini, tau dari awal sih udah gue gebet" ujarnya Ares lalu langsung mendapatkan tatapan tajam oleh Arkan.
"Becanda sat!" lanjutnya kemudian mereka istirahat karena merasa lelah.
Saat istirahat Ranty datang membawakan satu botol air mineral, ia berniat untuk berikan ke Arkan namun saat menyodorkan laki-laki itu menolak dan memilih meminum air mineral milik Dino.
"Yee si anjir kok minum gue yang diteguk!" sentak Dino merasa tidak terima air mineralnya diteguk oleh Arkan.
Dari arah pintu ruangan ekstrakurikuler cheers Selena datang dengan membawa air mineral. Air mineral itu buat Dino buka buat Arkan lagi.
"Lo haus kan? Nih minum" Selena menyodorkan air mineral pada Dino.
"Makasih. Lo kok belum pulang sih, ada ekstrakurikuler emangnya kan ini bukan jadwalnya?" tanya Dino setelah menerima air mineral itu.
"Emang bukan sih tapi kan berhubung mau tanding basket jadi hari ini ada latihan," jawab Selena. Dia mengikuti ekstrakurikuler cheers.
Selena melirik sekilas ke arah Arkan namun laki-laki itu sama sekali tidak peduli, ia lebih fokus mengelap wajahnya dengan kaus seragam basket.
Tubuh Arkan yang terlihat sangat elegant itu membuat Selena tak bisa mengalihkan pandangannya namun ketika sadar di sini ada Dino dan ia berniat untuk melupakan laki-laki itu dia berhasil menatap ke arah lain.
"Yaudah latihan hari ini sampai sini aja lah gue capek," keluh Leo.
"Iya gue juga mau balik udah sore juga," tambah Ares.
Mereka berjalan ke arah ruang ganti lalu selepas itu barulah pulang ke rumah masing-masing, kecuali Arkan.
Laki-laki itu berjalan ke arah ruang musik karena di sana pasti gadisnya itu belum pulang dan menunggunya.
Saat di ruang musik Arkan melihat Keyla sedang mengajari adik kelas memainkan alat musik piano. Gadis itu mengajari adik kelasnya dengan lembut dan serius.
"Hai kak Arkan!!" seru adik kelas Keyla yang lainnya dengan heboh.
Beberapa adik kelas yang mengikuti ekstrakurikuler musik ini adalah anggota komunitas penggemar Arkan. Mereka dengan heboh mendekati Arkan hanya untuk mengajak laki-laki itu berfoto atau meminta tanda tangan.
Arkan berdecak malas. Niatnya awal kemari itu untuk menjemputnya gadisnya, bukan menjadi pusat perhatian dan melihat kehebohan dari para adik kelas ini.
Keyla menghela nafasnya, dia sama sekali tidak marah jika pasangannya direbutkan oleh para gadis. Dia Madiun fokus mengajari adik kelas yang sedang belajar piano dengannya.
"Stop oke? Gua ke sini mau jemput pacar gue, bukan jumpa fans!" cetus Arkan lalu menarik tangan Keyla untuk keluar dari ruangan musik karena merasa risih.
Keyla merasa tidak terima. Aktivitasnya merasa terganggu, karena Arkan hari ini ia gagal mengajari para adik kelas dan karena Akan ekskul tadi menjadi tak karuan.
Sampai di mobil barulah Arkan bisa menghela nafasnya lega. Ia tak peduli dengan Keyla yang sedari tadi mengoceh.
"Arkan kamu bisa nggak sih sehari aja nggak buat aku kesel?!" sentak Keyla
Tidak ada respon dari Arkan.
"Arkan ihh!!" pekiknya namun tetap tidak ada respon.
"YAUDAH KITA PU—
"Apa sih Key? Dari tadi ngomong mulu bikin aku pusing tau gak. Bilang, Keyla mau apa? Gegara tadi Key marah? Key nggak liat di sana Arkan risih?" potong Arkan dia sangat takut jika Keyla mengatakan kata putus.
"Kan Arkan bisa pulang duluan," jawab Keyla masih kesal.
"Nggak. Gue masih trauma nanti lo dibawa sama Ranty," belas Arkan.
"Ada kak—
"Jangan sebut nama dia! Dan dia nggak bisa dipercaya." potong Arkan lagi.
Keyla menghela nafasnya. Dia sangat kesal pada laki-laki di sampingnya ini, entah kenapa sejak kemarin sikap Arkan ini sangat menyebalkan.
"Udah jangan marah lagi oke? Key mau apa bilang, mau ice cream, hm?" tanya Arkan dengan lembut juga senyum manis berharap amarah Keyla segera reda.
"Mau pulang, capek." jawab Keyla
"Nggak mampir dulu ke mana gitu?"
"Nggak."
"Kenapa?"
"Simak kata-kata awal tadi. Aku capek"
Arkan menghela nafasnya lalu mengarahkan mobilnya menuju rumah Keyla. Mungkin hari ini gadisnya itu sangat lelah hingga tumben sekali tidak ke kedai untuk membantu Bundanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Arkan [End]
Teen FictionBermasalah dengan Arkan sepertinya itu nasib buruk bagi Keyla, gadis miskin yang tak sengaja menumpahkan segelas es jeruk di baju seragam milik Arkan, laki-laki angkuh juga tak banyak bicara. "Eh maaf-maaf gak sengaja" ucap Keyla takut saat tak seng...