72^Sebelum pergi

674 28 0
                                    

Pagi ini Leo dan sekeluarga datang ke salah satu pesantren yang ada di Jakarta. Pesantren ini terlihat modern dan sangat luas, bisa dikatakan nyaman bagi Leo.

Dari arah masjid seorang kyai juga anak perempuannya menghampiri keluarga Leo yang masih berada di depan mobil.

"Assalamualaikum. Kita sudah lama tidak bertemu Rendy, bagaimana kabar anda?" ucap seorang kyai bernama Hasan.

Kyai yang bernama Hasan itu masih terlihat agak muda, umurnya mungkin sekitar empat puluh tahunan.

Setelah mendengar ucapan salam dari Kyai Hasan, Rendy langsung menyalaminya dan disusul oleh Leo dan Nilam.

"Walaikumsalam. Kabar ku baik Hasan, seperti yang ku ceritakan kemarin jika anakku bernama Leo ini ingin belajar agama di sini. Aku minta tolong didik dia dengan baik dan tegur dia jika bersalah" jelas Rendy, lalu sekilas ia saling berpelukan dengan dengan Kyai Hasan.

Kyai Hasan sangat senang sahabatnya kemari, apalagi menitipkan anak setampan Leo. Ya Kyai Hasan harap Leo akan menjadi lebih baik setelah belajar di sini, dia mendengar dari Rendy bahwa anaknya Rendy ini sangat susah diatur.

"Itu pasti Rendy. Aku akan menjaganya" jawab Kyai Hasan.

Mata Leo masih fokus pada Kiara yang berada di samping Kyai Hasan, tetapi Kiara menunduk malu dan berpamitan untuk kembali ke rumah, "Yaudah Bi aku pulang dulu yaa. Assalamualaikum" pamitnya dengan sopan dan diakhiri bersalaman dengan Abi-nya dan keluarga Leo.

"Walaikumsalam" jawabnya Kyai Hasan dan keluarga Leo.

"Ya sudah mari masik, kita ngobrol di rumahku saja" anak Kyai Hasan.

Kyai dan Leo juga keluarganya berjalan memasuki rumah Kyai Hasan yang masih berada di kawasan pesantren ini.

Setelah bersalaman dengan istrinya kyai, mereka duduk di sofa ruang tamu. Leo melihat sekekelingnya namun heran di sini tidak ada Kiara, bukankah ini rumahnya Kiara juga? Entahlah yang jelas Leo bingung.

"Jadi, kamu yang namanya Leo? Seseorang yang mau belajar agama di sini?" tanya Nada—ibu Kiara.

Leo mengangguk.

"Untuk sementara jika kamu belum siap tidur di pondokan kamu bisa tinggal di sini dulu untuk sementara waktu, nanti kamu bisa tidur bersama adiknya Kiara. Namanya Fikri." jelas Kyai Hasan

Leo hanya mengangguk saja.

"Ya sudah jadi mulai kapan nih kamu siapnya?" tanya Rendy

"Dua atau tiga hari lagi Pa," kata Leo.

"Saya senang kamu bisa belajar di sini, nanti saya akan bicara dengan pengurus pesantren ini untuk membagi waktu antara kuliah dan belajar agama." jelas Kyai Hasan lagi

"Terimakasih ya Hasan. Kamu memang teman baik saya, kamu selalu saja membantu saya sejak kecil. Sekali lagi terimakasih Hasan" ucap Rendy dia sungguh merasa tak enak pada Hasan karena ini mungkin sangat merepotkan baginya.

"Tak apa Hasan, membantu sesama muslim kan wajib apalagi kamu teman saya sejak kecil" jawab Rendy

"Leo mau keliling liat pesantren, boleh?" tanya Leo

Kebetulan, saat Leo mengatakan itu dari arah pintu Kiara datang lalu mengucapkan, "Assalamualaikum" sambil menyalami kedua orang tuanya dan kedua orang tua Leo.

"Walaikumsalam" jawab mereka barengan.

"Kiara, tolong kamu antarkan Leo keliling pesantren ini ya" kata Kyai Hasan.

Kiara mengangguk.

Dengan semangat Leo beranjak dari duduknya lalu berpamitan dan bersalaman pada Kyai Hasan dan istrinya juga kedua orang tuanya.

Dia Arkan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang