15^Peraturan.

1K 55 1
                                    

Siang ini jam istirahat terakhir Keyla tak sengaja bertemu dengan Rama, kakak kelasnya yang kebetulan satu ekstrakulikuler. Ya Keyla mengikuti satu ekstrakulikuler yaitu musik, dia sangat suka dengan piano maka dari itu dia memasuki organisasi itu.

"Nanti jangan lupa ya pulang sekolah kita ada eskul," ucap Rama.
"Iya Kak. Key nggak lupa kok," jawab Keyla.
"Alana mana? Tumben sendiri?" tanya Rama
"Dia lagi sama Desta," balas Keyla.

Mereka berdua sepakat untuk ke kantin bersama jadi sekarang mereka menuju ke sana. Namun di tengah koridor Arkan melihat itu dia nampak kesal melihat Keyla bersama laki-laki lain.

Akan tetapi Arkan tak terlalu peduli ia masih terdiam sambil memainkan ponselnya, kalau saja dia tidak menunggu Dino di koridor mungkin tak akan melihat apa yang membuatnya nampak kesal.

"Cewek lo lagi sama cowok lain kok lo diem aja sih?" celetuk Ranty yang tiba-tiba saja datang dari arah belakang.

Arkan terdiam tak peduli.

"Kemarin gua liat lo manis banget sikapnya sama cewek kampung itu. Tapi kenapa sekarang—
"Stop! Jangan bilang dia cewek kampung karena dia bukan cewek kampung!" potong Arkan dia menyentak Ranty.
"Why? Bukannya bener kan kalo dia cewek kampung? Gua heran deh kenapa sekarang selera lo rendahan?" desis Ranty
"Setidaknya dia lebih baik dari lo!" cetus Arkan lalu pergi meninggalkan koridor.

Ranty berdecak kesal, "Bagaimana aku bisa cemburu sedangkan cewek barumu tak secantik diriku? Aduh seleramu ganteng" gumamnya dengan angkuh.

Arkan dia mengikuti Keyla di kantin, dia duduk di  samping Keyla. Melihat itu Rama heran mengapa sekarang laki-laki itu mengikuti Keyla, apa mereka beneran berpacaran? Rasanya itu tidak mungkin karena Rama jelas tahu bagaimana seleranya laki-laki semacam Arkan.

"Ngapain ke sini?" tanya Keyla pada Arkan.

"Nemenin lo," jawab Arkan singkat.

"Kan aku udah ada temen," ujar Keyla.

Mendengar balasan dari Keyla rasanya Rama ingin tertawa karena bagaimana tidak gadis itu sangat polos hingga menjawab pun begitu lurus.

"Ck, gua kan pacar lo" kata Arkan
"Bukannya kita—
"Ikut gua!" potong Arkan dia menarik tangan Keyla dengan paksa. Walaupun sebenernya Keyla enggan namun pasti nanti Arkan akan mengancamnya.

"Kak Rama aku duluan ya" pamit Keyla sebelum pergi.

Di kelas, Arkan membawa Keyla di kelas karena dia malas untuk kemanapun. Saat Keyla duduk tiba-tiba Arkan melepaskan ikatan rambut Keyla yang lumayan panjang itu, lalu menyisirnya dengan tangannya sendiri.

Demi apapun melihat rambut Keyla tak diikat begitu terlihat cantik, sama seperti waktu di pesta Selena.

"Lo cantikan gini, gausah diiket." ucap Arkan.

"Gerah Ar. Kembalikan karetnya!" keluh Keyla ia mencoba merebut kembali karet rambutnya.

Namun Arkan tidak membiarkan itu, dia tetap menggenggam karet rambut itu dengan kuat hingga saat Keyla berdiri dia ingin mengambil karet rambutnya dirinya malah menjadi memeluk tubuh Arkan.

Deg!

Jantung Keyla berdetak dengan cepat, matanya bertemu dengan mata milik Arkan. Dia meneguk salivanya susah payah. Begitupun Arkan dia merasakan hal yang sama, jantungnya berdetak dengan cepat.

"Cieee Arkan kalo pacaran jangan di kelas dong. Bikin iri tau gak!" celetuk Dino yang tiba-tiba saja datang dari arah pintu.

Detik itu juga Keyla tersadar, ia mundur memberi jarak dengan Arkan lalu kembali duduk seperti semula. Saat ini tidak ada Ranty tetapi mengapa Arkan masih bersikap baik, dia mengikat kembali rambut Keyla dengan rapih seperti semula.

Lalu setelah itu ia pergi meninggalkan kelas. Ada rasa capek dalam hati Keyla jika menghadapi Arkan namun terkadang ia juga merasa senang karena anehnya dia sebelumnya belum pernah merasakan perasaan aneh seperti ini.

Dino duduk di samping Keyla, "Key suka sama Arkan?" goda Dino.
"Enggak!" jawab Keyla
"Key jujur aja, Arkan juga kayaknya suka tuh sama Key" kata Dino.
"Dino kalo ngomongin Arkan terus mendingan Dino pergi deh!" usir Keyla
"Key kok jadi gitu sihh. Padahal Dino kan pernah nolong Key sewaktu Key dipalak sama Ares dulu," gerutu Dino. Dia sangat senang jika menggoda Keyla karena gadis itu sangatlah menggemaskan.
"Iya sih tapi Key beneran nggak suka sama Arkan. Dia cuek, sombong, angkuh, seenaknya, pokoknya jauh banget dari kata idaman. Tapi Key heran mengapa si sekolah ini banyak yang menyukai dia? Apa karena kaya? Menurut Key sih harta bisa dicari dan bisa aja kan suatu saat nanti diambil sama yang kuasa?" tutur Keyla.

tak sengaja saat Arkan ingin kembali ke kelas dia mendengar penuturan Keyla, dia sangat tidak terima dirinya dijelek-jelekkan oleh gadis itu.

Dino tahu bahwa Arkan mendengar semua ucapan Keyla dan dia sengaja untuk semakin menggoda gadis itu.

"Jadi Arkan seburuk itu bagi Key?" tanya Dino sambil mengode Arkan agar tidak mendekatinya.
"Ya enggak juga sih. Arkan itu baik dia pernah ngasih baju sama sepatu sama Key dan dia juga pernah mentraktir Key makan walaupun di pinguir jalan, juga Arkan itu sering bantu Key sama Bunda di kedai. Intinya Arkan itu aslinya baik kalo nggak ada setannya" jelas Keyla.
"Dino mau nanya, Key sama Arkan beneran pacaran nggak sih?" tanya Dino lagi.
"Sebenarnya Arkan sama Keyla itu—

"DINO LO DIPANGGIL ARES TUH DI MUSHOLAH!!" pekik Arkan berbohong. Dia merasa Dino itu sangat menganggu Keyla jadi ia terpaksa membohongi laki-laki itu padahal Ares tidak memanggil Dino dan dia tidak ada di mushola melainkan di toilet karena waktu shalat sudah selesai.

"Dipanggil ke mushola? Bukannya waktu shalat dzuhur udah selesai?" gumam Dino dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Mana gua tau orang dia cuma bilang panggilin Dino ke sini gitu, tapi lewat telfon sih" ujar Arkan.

Meskipun Dino tidak yakin namun dia tetap melangkahkan kakinya menuju mushola. Sedangkan Arkan dia duduk di samping Keyla, dia memandang gadis itu dengan tatapan serius.

"Gua ada peraturan buat lo selama lo jadi pacar pura-pura gua!" kata Arkan.
"Hah? Peraturan? Jadi pacar bohongan saja ada peraturan segala! Gak! Key gak mau diatur." bantah Keyla
"Yaudah gua tinggal bilang ke semua orang kalo lo saudaraan sama Selena yah meskipun saudara tiri sih," ancam Arkan.

Keyla berdecak, "Yaudah oke! Apaan?" jawab Keyla terpaksa setuju.

"Peraturan pertama, lo harus bersikap baik sama gua di depan Ranty. Kedua kapanpun di mana pun lo harus angkat telfon gua, tapi lo dilarang telfon gua sebelum chat dulu soalnya ganggu dan lo juga gak boleh spam chat gua kalo gak penting. Ke empat, di depan teman-teman gua lo harus pura-pura jadi pacar gua walaupun mereka sebenarnya gak percaya sih cuma biar kalo ada Ranty tiba-tiba gak curiga aja, ke lima jangan dekat-dekat sama cowok lain ketika di sekolah." jelas Arkan
"Hanya itu peraturannya dan lo harus ikutin dengan baik gak mau tau!" lanjutnya Arkan dengan tegas.
"Sebenarnya Key gak mau protes sih cuma kenapa yah aturan dari Arkan ini sangat tidak masuk akal? Kayak Arkan itu seenaknya gitu sama Key, bisa dikatakan Arkan egois!" balas Keyla.
"Terakhir tiap pulang sekolah lo harus sama gua selama masa hukuman gua dan hanya gua yang dapat mengubah peraturan itu." tambah Arkan
"Pulang sekolah Key ada eskul jadi nggak bisa bareng Arkan," ujar Keyla.
"Satu Minggu berapa kali?" tanya Arkan.
"Dua kali sih nggak banyak," jawab Keyla.

Arkan hanya mengangguk mengerti dan kali ini dia tidak memprotes.

Dia Arkan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang