13^Meresahkan

1.2K 64 2
                                    

Siang ini seperti biasa teman-teman Arkan menjalankan hukuman masing-masing dan Arkan dia berada di kantin bersama Dino.

Saat ini jika siang hari Arkan hanya bersama Dino, karena hanya dia yang tidak menjalankan hukuman di siang hari.

"Jadi lo jalani hukumannya pagi atau sore?" tanya Arkan

"Emmm... Sore aja deh soalnya tadi pagi gua nggak nyapu" jawab Dino.

Di sisi lain, Ranty, yang notabennya mantan Arkan dia sedang keliling gedung sekolah SMA Pelita Harapan sendirian.

"Sekolahnya gak terlalu kampungan, jadi cocok lah buat Arkan dan gue" gumamnya saat menatap sekelilingnya.

Tak sengaja Ranty melihat ada Area di masjid, gadis itu menghampiri Ares yang sedang mengepel masjid.

"Res, lo ngapain di sini? Pake acara ngepel segala, jadi babu lo?" cibir Ranty

Sikap Ranty tak jauh berbeda dengan Arkan, mereka begitu angkuh dan semua keinginan harus tercapai dan dia juga jika bersama orang yang tidak dikenal begitu dingin, tapi itu tidak berlaku ketika bersama orang terdekatnya.

"Bukan urusan lo!" cetus Ares.

Ranty terkekeh sejenak, "Btw Arkan mana? Kok lo cuma sendiri sih?" tanya Ranty.

"Gak tau" jawab Ares singkat.

Dengan jawaban Ares ganti merasa kesal. Dia menendang ember yang terisi air itu hingga tumpah tepat di depan Ares lalu pergi meninggalkan masjid.

"Sialan! Emang meresahkan ya mantan Arkan" geram Ares.

Sudah berkeliling ke mana ke mari namun gadis itu tetap belum menemukan Arkan hingga dia melihat Leo sedang berada di perpustakaan.

Ranty memasuki perpustakaan itu lalu ia mendekati Leo, "Lo kerja di sini Le? Ngapain beresin buku di perpustakaan?" tanya Ranty.
"Bukan urusan lo!" cetus Leo
"Ishh! Kenapa sih teman-teman Arkan pada aneh semua. Nggak biasanya mereka mendadak rajin gini," gumam Ranty.
"Mending lo pergi sana. Ganggu tau gak!" usir Leo
"Dih, siapa juga yang mau lama-lama di sini orang gua cuma cari Arkan!" desis Ranty lalu dia kembali melangkah mencari Arkan.

Di dekat perpustakaan terdapat ruang OSIS dan di sana dia juga melihat salah satu teman Arkan yaitu Galang.

Ranty tentu saja menghampirinya karena ia pikir Arkan sedang bersama laki-laki itu. Di sana Ranty melihat Galang sedang membereskan sebuah dokumen entah dokumen apa.

"Galang lo jadi anggota OSIS?" tanya Ranty basa-basi.
"Gak." jawab Galang singkat padat.
"Terus ngapain di sini?" tanya Ranty lagi.
"Bukan urusan lo!" cetus Galang merasa risih.

Ranty berdecak kesal, "Kalian janjian ya tiap gua nanya jawabnya bukan urusan lo? Padahal gua cuma nanya! Terakhir, Arkan mana?" geram Ranty.

"Gua gak tau dan gada janjian!" ujar Galang.

Kini Ranty sudah merasa pusing. Akhirnya dia kembali ke kelas karena ia pikir pasti jika bel berbunyi laki-laki itu akan kembali ke kelas.

Di kelas ada Keyla sendirian sedang membaca novel. Menurut Ranty ini adalah kesempatan emasnya untuk bertanya secara jelas apa hubungan antara dia dan Arkan.

Ranty duduk di samping Keyla yang biasa ditempati Alana jika jam pelajaran. "Gua mau nanya sama lo" pinta Ranty.
"Apa?" tanya Keyla
"Lo ada hubungan apa sama Arkan?" tanya Ranty.

Jleb!

Keyla bingung, entah apa yang harus ia jawab. Jika ia jawab hanya teman itu pasti akan membuat Arkan marah dan jika dia menjawab sebagai pacar itu sangat canggung.

Dia Arkan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang