"Hari ini ujian kalian nggak deg-degan gitu?" tanya Dino sambil menatap keempat temannya bergantian.
"Lebih deg-degan lagi kalo nembak Thalia," jawab Ares.
"Ck, bucin! Lagi pula apanya yang deg-degan? Tinggal lewatin aja kayak nggak biasa ikut ujian dan bisa atau nggak nya kita tetep lulus kan," ujar Galang.
"Kalian semua, belajar?" kini yang bertanya Arkan, bergantian.
"Yah nggaklah semalam aja gue mabar," balas Dino.
Tatapan Galang, beralih pada Leo yang sedari tadi senyum-senyum sendiri. Mereka heran mengapa laki-laki itu mendadak tersenyum padahal sangat jarang sekali dia tersenyum.
"Lo kenapa Le? Kesambet setan? Tapi kan masih pagi" tanya Galang.
"Hari ini Jessica pulang. Nggak sabar deh gue pengen peluk dia. Kira-kira dia nanti sampai jam berapa yaa? Aaa gue kangen." papar Leo dia sangat merindukan Jessica, dia menggit sedotan es jeruk itu dengan kuat dan dengan tingkah seperti anak kecil.
Keempat temannya menggelengkan kepalanya, "Emang cuma Jessica yang bisa buat Leo gila" cibir Ares.
Kringgg!
"Ayo masuk udah bel," ajak Arkan lalu keempat temannya beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kelas untuk segera mengikuti ujian.
Yah hari ini adalah hari ujian nasional dan mereka kemungkinan sebentar lagi akan segera lulus.
Dengan semangat Keyla menyiapkan alat tulis di atas meja dan ia tak lupa berdoa agar ujiannya lancar.
"Bismillahirrahmanirrahim, semoga Keyla bisa dan soalnya nggak susah. Jika susah semoga Allah berikan kemudahan, Aamiin" ucapnya pada diri sendiri.
"Duh, gue deg-degan nih Key. Mana gue jarang belajar lagi" keluh Alana.
"Udah bismillah aja," kata Keyla.
Guru yang mengajar memasuki kelas dan segera menyiapkan soal ujian untuk hari ini, dia membagikan soal beserta lembar ujian sambil mengambil ponsel dari masing-masing siswa/siswi agar tidak ada yang mencotek.
"Ibu seudzon aja, saya kan nggak ada niatan buat liat google" kata Dino.
Guru itu tidak merespon dan dia merupakan guru killer dan tak banyak bicara, bisa dikatakan guru jutek.
Mereka mengerjakan soal ujian dengan tenang dan teliti. Begitupun Dino dan Ares, mereka fokus membaca soal hingga tak membuat keributan sedikitpun.
Lalu satu jam kemudian, ponsel nya berdering dan ia lupa jika belum ia heningkan. "Hape lo bunyi Le," ujar Arkan dan Leo hanya mengangguk.
"Hape siapa ini? Pacar kamu telfon, kamu nggak bilang mau ujian, heh?!" bentak Bu Airin dia merasa terganggu dengan bunyi ponsel Leo.
Ketika Leo ingin beranjak berniat mengangkat, Bu Airin sudah menolak telefon itu, "Sudah sana lanjutkan mengerjakan!" kata Bu Airin.
Namun, panggilan telepon itu tak berhenti. Suara dering terus saja berbunyi hingga membuat telinga Bu Airin merasa benar-benar terganggu.
"Bu, angkat aja dulu siapa tau penting" kata Alana dia juga merasa terganggu.
Bu Airin menghela nafasnya, "Ya sudah ini Leo ambil dan angkat. Tapi cuma lima menit!" titah Bu Airin.
Leo mengangguk, dia beranjak dari duduknya lalu berjalan menuju meja guru untuk mengambil ponselnya yang berdering.
Dia keluar lalu menggeser tombol hijau yang bertuliskan nama kontak, Jessica.
"Halo Jessica, kenapa? Kamu udah sampai? Cepet banget. Tap-
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Arkan [End]
Teen FictionBermasalah dengan Arkan sepertinya itu nasib buruk bagi Keyla, gadis miskin yang tak sengaja menumpahkan segelas es jeruk di baju seragam milik Arkan, laki-laki angkuh juga tak banyak bicara. "Eh maaf-maaf gak sengaja" ucap Keyla takut saat tak seng...