53^pertengkaran

814 32 0
                                    

Dengan sangat emosi Arkan memasuki mansion-nya, dia memanggil Mami-nya namun wanita itu sedang berada di halaman belakang rumahnya.

Ketika melihat Arkan, Naumi tersenyum menyambut baik laki-laki itu walaupun dia tahu jika Arkan saat ini sedang marah dengannya akibat masalah Keyla.

"Kenapa sayang? Anak kampung itu udah cerita? Ngadu sama kamu kalo kemarin Mami labrak?" ucap Naumi dengan nada santai dan seakan itu biasa saja.

"Oohh jadi Mami kemarin ke kedai Keyla? Mami labrak dia? Bahkan Arkan saja baru tau sekarang jika Mami ngelakuin itu!" sarkas Arkan.

"Emmm,,, bagus deh kalo dia nggak cerita sama kamu. Seenggaknya hubungan kita masih baik-baik saja, alasan Mami labrak dia itu benar Arkan, itu memperingatkan dia agar berhenti memanfaatkan kamu." jelas Naumi

"Bisa nggak sih Mi jangan menuduh orang? Dia nggak pernah manfaatin Arkan, malah dia baik banget sama Arkan. Dia itu good girl my life." jawab Arkan dengan nada tinggi.

Plak!

Naumi menampar pipi mulus Arkan. Baru kali ini putera kesayangannya membentak dirinya hanya karena perempuan. Apalagi perempuan miskin baginya.

"KURANG AJAR! BERANI-BERANINYA KAMU BICARA DENGAN NADA TINGGI DI DEPAN MAMI! APA ISTIMEWANYA DIA SAMPAI KAMU BEGINI? DIKASIH APA KAMU SAMA DIA, HEH?!" bentak Naumi dengan sangat marah hingga suaranya menggelegar begitu nyaring dan terdengar di seluruh ruangan mansion.

Seluruh pelayan juga bodyguard datang, mereka kaget saat mendengar suara Naumi yang begitu keras dan membentak.

Namun mereka hanya diam karena takut, kemarahan Naumi saja sudah begitu seram apalagi ditambah Arkan yang nyaris sifatnya sama dengan orang tuanya.

"KAMU ITU KELUARGA BANGSAWAN, SEDANGKAN DIA? ANAK KAMPUNG JADI TIDAK PANTAS SEORANG GADIS KAMPUNG BERSANDING DENGAN KAMU, APALAGI MASUK KE KELUARGA ANDERSON!" jelas Naumi dengan penuh penekanan. Dia sangat tidak setuju dengan hubungan Arkan dan Keyla karena Keyla adalah gadis miskin.

"MI, KEYLA ITU BUKAN GADIS MISKIN! DIA ANAKNYA OM GARLAN TEMEN PAPA" geram Arkan dia mengatakan dengan jujur siapa orang tua sebenarnya Keyla.

"Jangan ngarang kamu! Garlan itu cuma punya satu istri dan dua anak. Mami tau semua itu. Anak Garlan hanya Farhan dan Selena jadi jangan coba-coba bohongin Mami!" jawab Naumi masih tidak percaya jika Keyla adalah anak kandung Garlan.

"Mi Tante Maura itu istri kedua om Garlan dan Selena itu bukan anak kandungnya. Hanya kak Farhan dan Keyla anak kandung om Garlan tuh, kalo Mami nggak percaya tanya aja sama Papa." jelas Arkan dia sangat geram pada Mami-nya yang terus saja salah faham dan tak percaya.

"Tapi kenapa hidupnya miskin? Seharusnya kalo anak kandung Garlan itu hidupnya terpenuhi!" ujar Naumi.

"Kalo itu Arkan nggak tau alasan Tante Mira buka kedai itu apa dan alasan mereka keluar dari rumah om Garlan juga apa," tutur Arkan.

Setelah mengatakan itu Arkan keluar meninggalkan Naumi dan pergi dari mansion. Berada di sini baginya begitu panas dan membuatnya tak nyaman.

—DIA ARKAN—

"Tha to the point aja, gue suka sama lo. Gue mau lo jadi pacar gue tanpa ada penolakan!" ucap Ares dia sudah tak tahan lagi dengan hubungan tanpa kejelasan ini.

Thalia sontak melongo, mengapa Ares mendadak jadi memaksanya padahal laki-laki itu sudah biasa ditolak olehnya dan mungkin ini ke lima puluh kalinya karena sudah terlalu sering.

"Gue capek Tha. Tiap lo gue tembak selalu aja nolak, emangnya lo mau cari yang kayak gimana? Kayak artis Korea? Atau visual tokoh-tokoh yang ada di cerita fiksi? Gue suka sama lo Tha jadi gue mau detik ini lo jadi milik gue!" jelas Ares penuh penekanan.

"Dih kok maksa? Emangnya gue mau jadi pacar lo? Lagian visual di cerita fiksi itu lebih tampan daripada lo!" sentak Thalia

"Emang gila lo jadi cewek! Udah diberi orang yang tulus di dunia nyata, malah milih yang ada di dunia fiksi. Sadar! Lo nyata sedangkan dia? Cuma ada di fiksi sampai lo nenek-nenek juga nggak bakal tuh jadi milik lo" cibir Ares dia merasa kesal dengan sikap Thalia yang terus saja mengagumi visual fiksi yang ada di novel ataupun cerita di aplikasi online.

Thalia mendadak diam. Ucapan Ares mampu menamparnya hingga ia sadar jika apa yang ia lakukan selama ini salah, seharusnya dia menerima laki-laki yang ada di dunia nyata bukan mengagumi visual cerita fiksi.

"Udahlah sebelum gue liat lo makin gila, mending lo jadi pacar gue. Lagian gue juga gak jelek-jelek amat kok jadi masih cocoklah buat bersanding sama lo di pelaminan nanti dan gue pastikan keturunan kita nanti nggak akan gagal visualnya." kata Ares dengan sangat memaksa dan tak peduli jika Thalia masih menolaknya.

"Emmm,,, yaudah deh seenggaknya kalo gue nggak bisa milikin mereka semoga aja anak-anak gue mirip kayak mereka biar gue liat mereka tiap hari," jawab Thalia

Mendengar jawaban dari Thalia mata Ares berbinar, jadi selama ini gadis itu tidak mencintai siapapun. Dia hanya terobsesi sama visual fiksi di sebuah cerita-cerita.

"Pokoknya pas pembikinan anak lo jangan bercanda biar nggak gagal! Mukanya harus mirip mereka nggak mau tau." tutur Thalia dia sangat menginginkan anaknya nanti mirip dengan para visual kesukaannya.

"Kalo gagal ya bikin lagi," balas Ares disambil kekehan dan berhasil mendapat tatapan tajam dari Thalia.

"Lo sih ada-ada aja pake acara mukanya harus mirip mereka segala lagi kan gue bapaknya harus mirip gue lah!" lanjutnya setelah melihat tatapan tajam Thalia.

Wajah Ares juga jika dilihat-lihat tampan jadi Thalia sangat yakin jika dia ingin menerima laki-laki itu. Gadis itu entah kenapa sangat memandang fisik semenjak kenal dengan namanya novel dan aplikasi untuk membaca cerita dengan adanya visual.

Ares juga tak masalah akan itu, mungkin semua gadis menginginkan laki-laki yang tampan tapi dia hanya ingin menyadarkan Thalia jika apa yang ia kagumi selama ini ialah salah karena hanya ada di cerita fiksi.

"Your'e be mine Thalia," kata Ares.

"Tapi lo nggak akan larang gue buat tetap mengagumi mereka kan?" tanya Thalia.

Ares menggelengkan kepalanya dan Thalia sangat bahagia, akhirnya dia sekarang menemukan laki-laki yang tepat dan sefrekuensi.

Dari dulu dia sangat menginginkan laki-laki yang sefrekuensi dengannya yang tak pernah melarangnya untuk mengagumi idola ataupun visual di cerita fiksi dan kini tanpa disadari dia telah mendapatkannya.

Thalia memeluk Ares dengan erat karena sangat bahagia. Gadis itu mungkin terkesan berlebihan tetapi mendapatkan laki-laki seperti Ares percayalah tidak mudah.

Begitupun Ares, mendapatkan perempuan seperti Thalia menurutnya sangatlah langk. Di saat yang lain sibuk mencari pacar tetapi Thalia malah sibuk mengagumi visual di cerita fiksi.

Dia Arkan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang