Mulai hari ini Arkan dan teman-temannya menjalankan hukuman, mulai dari Dino dia berangkat sejak pagi karena harus membersihkan lingkungan sekolah karena malas jika harus dilakukan setelah pulang sekolah menurutnya lalu Galang membantu OSIS di ruangannya, terus Ares dia membersihkan musholah karena waktu adzan dzuhur sebentar lagi dan terakhir Leo dia membersihkan perpustakaan serta merapikan buku-buku.
Saat ini Arkan masih bebas karena masih di sekolah, masa hukumannya akan berlangsung ketika di kedai dan itu masih dibilang santai bagi Arkan.
"Loh Arkan nggak shalat? Padahal itu temen Arkan yang adzan" tanya Keyla yang tak sengaja melihat Arkan di koridor saat dirinya ingin ke mushola karena sekarang sudah waktunya adzan dzuhur.
"Gak." jawab Arkan singkat padat namun jelas.
"Astagfirullahalazim padahal kan itu ibadah Ar itu kewajiban kamu!" kata Keyla mengingatkan.
"Emang lo siapa bisa ngatur gua? Kalo lo mau shalat yaudah sana pergi aja jangan urusin gua!" cetus Arkan
"Aku itu bukan ngatur kamu cuma hanya mengingatkan," ujar Keyla.
"Yaudah sana pergi gua gak butuh lo sekarang!" usir Arkan."Sekarang sih bilangnya gak butuh aku, awas aja kalo di kedai!" gumam Keyla kesal lalu pergi melanjutkan langkahnya menuju mushola.
Lima menit kemudian Dino datang menghampiri Arkan yang sedang sendirian, "Shalat yuk jenguk Ares kesian dia di musholah sendirian dari tadi" ajak Dino.
"Gak, males gua" tolak Arkan.
"Jangan gitu! Selain Ares sahabat kita Allah juga memberi kita nikmat banyak jadi ayo shalat" saran Dino dia tetap membujuk Arkan hingga Arkan mau menurut untuk ibadah shalat.Di masjid memang sangat ramai hingga berwudhu pun harus mengantri. Saat Arkan selesai wudhu dan memakai peci yang tersedia di masjid tak sengaja Keyla melihat itu dan tentu ada rasa kagum di sana, diam-diam tanpa sadar Keyla tersenyum lalu berkata dalam hatinya, "Masya Allah Arkan tampan sekali ketika selesai berwudhu dan memakai peci" gumam Keyla dalam hatinya.
Saat Dino melirik ke arahnya, saat itulah Keyla membuang pandangannya, ia segera memasuki Masjid karena waktu shalat berjamaah akan segera dimulai.
"Yaudah yuk masuk Ares juga udah di dalam tuh dan waktunya juga udah mau mulai," ajak Arkan lalu Dino mengangguk.
Waktu shalat tidak begitu berlangsung lama hingga beberapa menit kemudian selesai. Lalu Abi, selaku panggilan guru agama ia berceramah tentang adab yang baik dan itu jelas menyindir Ares, Dino dan teman-temannya.
"Salah tempat nih kayaknya kita Din," bisik Arkan.
"Udah gapapa, itung-itung kita mondok dua Minggu" jawab Dino.
Arkan mengalihkan pandangannya, ia menatap seluruh isi masjid hingga tak sengaja ia melihat ada Keyla di barisan perempuan yang masih menggunakan mukenah.
Gadis itu terlihat sangat cantik ketika menggunakan mukenah berwarna putih, walaupun hari-hari biasanya juga terlihat cantik namun kali ini kecantikannya bertambah berkali-kali lipat.
"Sama-sama kagum kah?" celetuk Dino yang membuat Arkan ambigu.
"Maksudnya?" tanya Arkan
"Tadi pas selesai wudhu gue liat ada Key. Dia sempat natap dan senyum ke elo terus tadi lo natap ke arah Keyla, pake acara senyum segala lagi" tutur Dino.
"Dih gue gak senyum! Dan yaudah cabut yuk telinga gue panas nih denger Abi ceramah" ajak Arkan.
"Emang sesat ya gue temenan sama lo! Diajak ke jalan yang lurus gak mau." gerutu Dino
"Lo sadar gak sedari tadi Abi nyindir kita? Emang Islam ngajarin kita nyindir?" jawab Arkan.
"Tapi... Lo gak kasian sama Ares? Masa dia doang yang panas telinganya, kan kita bestfriends harus bareng-bareng dong!" ujar Dino.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Arkan [End]
Novela JuvenilBermasalah dengan Arkan sepertinya itu nasib buruk bagi Keyla, gadis miskin yang tak sengaja menumpahkan segelas es jeruk di baju seragam milik Arkan, laki-laki angkuh juga tak banyak bicara. "Eh maaf-maaf gak sengaja" ucap Keyla takut saat tak seng...