Hari ini Jessica sudah diizinkan untuk pulang tetapi gadis itu pagi ini masih tertidur di ranjang rumah sakit ditemani oleh Mama-nya.
"Leo, saya ingin bicara sama kamu" pinta Erana saat Leo baru saja memasuki ruangan Jessica.
"Bicara apa Tante?" tanya Leo
"Keluar dulu yuk biar nggak ganggu Jessica tidur," kata Erana lalu Leo mengangguk.
Di luar tepatnya di ruang tunggu Erana membicarakan tentang penyakit Jessica dan dalam waktu dekat gadis itu harus segera dioperasi agar jantungnya segera membaik.
"Ya menurut Leo juga gitu sih Tante biar Jessica cepat sembuh tapi dia selalu aja nggak mau," jawab Leo.
"Maka dari itu Leo tolong kamu bujuk ya. Cuma kamu Leo yang bisa bujuk dia karena kamu sudah dianggap prioritas-nya dan rencana Tante sama om kami ingin membawa Jessica ke Amerika karena di sana ada dokter spesialis jantung dan itu kebetulan teman Tante" jelas Erana.
Jleb!
Mendengar kata Amerika membuat Leo terdiam, ia tidak siap jika harus berjauhan dengan gadis itu. Walaupun beberapa Minggu lalu sempat berjarak.
"Tante harap kamu tidak keberatan Leo. Tante nggak tega jika terus-menerus lihat Jessica kesakitan akibat jantungnya" lirih Erana.
"Tapi Tante nggak bisa di sini aja?" tanya Leo
"Enggak. Karena itu sudah menjadi keputusan kami" balas Erana.
Leo menghela nafasnya, dia mencoba untuk tetap tenang. Lalu detik itu juga Erana pamit pada Leo, dia menepuk bahu laki-laki itu, "Tante pergi dulu titip Jessica. Tolong jaga dia dan bujuk dia agar mau operasi" pesan Erana
"Iya Tante," dengan sangat terpaksa Leo mengangguk menurut apa yang Erana katakan.
—DIA ARKAN—
"Kak Rama tumben ke sini? Ngapain?" tanya Keyla saat Rama datang masuk ke dalam kedai-nya.
Rama tak menjawab, dia duduk di salah satu meja dekat dengan jendela. Keyla pun meninggalkan pekerjaannya dia ikut duduk di samping kak Rama.
"Kak Rama lagi ada masalah yaaa?" tanya Keyla lagi dengan menatap wajah Rama yang sedari tadi diam.
"Kakak nggapapa kok Key. Kak Rama cuma pengen liat keadaan Key aja, gimana hari Key? Bahagia? Atau masih mikirin Arkan?" kata Rama.
Keyla menghela nafasnya berat. Dia sangat merindukan Arkan tetapi dia tak bisa mengatakannya karena menurutnya sudah tidak ada hak.
"Cerita sama Kakak ada apa, hm?" titah Rama dia sangat paham dengan raut wajah Keyla yang terlihat begitu murung.
"Keyla kangen sama Arkan. Key boleh nggak sih Kak nangis?" keluh Keyla dia menyentuh kedua pipinya.
Rama merangkul bahu Keyla, dia sudah menganggap gadis itu adiknya jadi tak heran jika begitu perhatian. "Emmm,,, boleh kok. Apalagi kalo nangis nya di bahu kak Rama" kata Rama.
Keyla tersenyum lalu dia memeluk Rama. Dia saat ini butuh bahu untuk bersender dan Rama adalah orang yang selalu menjadi tempatnya bersender sejak dulu.
Laki-laki itu memang sangat menyayangi Keyla tapi untuk memiliki sepertinya kurang cocok karena Keyla jelas sangat mencintai Arkan.
"Keyla kangen bangetttt sama Arkan. Boleh nggak sih waktu diputar sebentar aja? Kenapa Key nggak boleh bahagia sama Arkan padahal jelas Arkan itu baik banget." lirih Keyla
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Arkan [End]
Teen FictionBermasalah dengan Arkan sepertinya itu nasib buruk bagi Keyla, gadis miskin yang tak sengaja menumpahkan segelas es jeruk di baju seragam milik Arkan, laki-laki angkuh juga tak banyak bicara. "Eh maaf-maaf gak sengaja" ucap Keyla takut saat tak seng...