Bolos

67 41 158
                                    

Hi semuanya!

Tetap tinggalin jejak kalian yah, biar aku bisa tahu perasaan kalian pas baca cerita ini. Oke!

Eitss. Pencet bintang dulu baru baca.

Selamat membaca!

.
.
.
.
.

Rutinitas di pagi hari yang tidak bisa ditinggalkan adalah sarapan. Meninggalkannya sama saja mengundang penyakit. Yah, tidak heran banyak orang yang terkena penyakit mag karena meninggalkannya. Tapi kebanyakan orang sakit karena di tinggalkan dia. wkwkwk ... becanda.

Seperti halnya keluarga yang satu ini, setiap pagi mereka tidak meninggalkan sarapan, kecuali Belva tentunya.

Di meja makan, semuanya makan dengan damai dan lahap. Tapi kedatangan Belva membuat semuanya kacau.

"Pagi Kek!" sapanya

"Pagi," balas Rafi dengan senyum.

Belva lalu duduk di kursi samping Salsa.

"Hah! Jadi nggak nafsu saya," gumam Raymon sambil membanting sendoknya di piring.

"Pah. Saya duluan, banyak urusan di kantor" lanjutnya lalu mengambil tasnya dan pergi.

"Sama, Mama juga nggak nafsu!" Sella lalu meminum air putih kemudian beranjak dari tempat duduknya.

Belva hanya bisa diam menunduk karena sangat sulit baginya untuk di terima di keluarganya sendiri.

"Pah, Mah!" tegur Salsa namun tidak dihiraukan mereka.

"Biarin aja. Kalian makan saja, dan berangkat ke sekolah," ucap Rafi

"Iya Kek," sahut Salsa lalu melanjutkan sarapannya yang tertunda.

"Kakek saranin sama kalian berdua, jangan bersikap seperti orang tua kalian itu jika sudah besar nanti, yah" nasehatnya

"Iya Kek" lagi-lagi Belva tidak membalas perkataan Kakeknya itu.

"Mereka itu sudah tua masih saja nggak punya etika!" gumamnya.

"Kapan-kapan kalian jenguk Oma kalian, kasian dia kadang sendiri karena nggak ada yang jagain."

"Iya Kek. Kapan-kapan yah, soalnya lagi sibuk banget, banyak tugas soalnya" balas Salsa sedangkan Belva diam saja.

Hari ini Belva berangkat bersama Salsa lagi sesuai perintah kakeknya.
Dan sepanjang jalan, dia terus saja diam walau Salsa mengajaknya berbicara dia tidak menanggapinya. Tatapannya seakan kosong, namun pikirannya melayang entah kemana.

Sampainya di sekolah, Belva tetap diam saja. Dia seperti mayat hidup yang berjalan membuat semuanya merasa heran melihatnya.

"Eh, liat tuh. Biasanya Si Kaki Lembek nampilin wajah dinginnya kalau datang. Nah ini, kaya mayat hidup tau nggak" ucap salah satu siswa yang sedang bergosip bersama teman-temannya.

"Iya juga yah. Dia kaya nggak punya tujuan hidup aja."

"Nggak kaya biasanya dia kaya gitu."

"Apa jangan jangan dia kesurupan yah?"

"Eh, dimana-mana orang kesurupan itu teriak sama nampilin muka seram. Nah ini, kaya nggak punya tujuan hidup aja" katanya sambil menabok kepala temannya itu.

Saat sampai di kelas, Belva juga langsung duduk lalu tidur dengan bantalan tangannya. Biasanya dia akan belajar sebelum guru masuk, tapi kali ini mood belajarnya sudah tidak ada.

Why Should Be Me [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang