Hari yang ditunggu-tunggu para siawa akhirnya telah tiba, yaitu hari ujian praktik. Semua siswa berkumpul di ruang tempat mereka akan pratik renang. Semuanya sudah siap dan sangat semangat untuk melakukan praktik. Kecuali Belva.
Lengannya yang masih sakit membuatnya kesusahan untuk melakukan praktik itu. Di tambah lagi dia belum terlalu bisa berenang dengan gaya apapun. Gurunya sudah mengatakan untuk tidak ikut, karena keadaan lengannya yang belum sembuh total. Tapi Belva menolak karena dia tidak mau siswa lainnya tidak setuju dengan keputusan gurunya itu.
Kini mereka akan segera melakukan ujian praktek. Semua siswa kelas 12 berada di bibir kolam renang menunggu nama mereka untuk dipanggil. Praktik renang ini di perlombakan secara berkelompok yang terdiri dari lima orang. Di dalam kelompok itu, siapa yang menang akan mendapat nilai tinggi. Belva jelas-jelas tidak bisa menang, karena masih pemula.
"Lo benar-benar praktek? Lengan lo masih belum sembuh loh, " ucap Mikeil
"Hm, aku yakin. Lagian aku harus ikut biar nilai di ijazahku tidak kosong" balas Belva
"Oke. Kalau gitu Ingat harus ambil gaya bebas karena nafas kamu pendek" Mikeil memperingatkan.
"Iya" Belva mengangkuk sambil menonton Glen yang sudah mulai berenang.
"Wah. Glen menang" kata Belva senang menunjuk Glen.
"Sekarang kelompok kamu, tuh" lanjutnya menoleh pada Mikeil.
Mikeil beranjak lalu ikut berbaris di pinggir kolam.
"Mikeil!" panggil Belva dan Mikeil menoleh.
"Semangat!" ucapnya membuat Mikeil tersenyum dan mengangkuk.
"Wah. Mikeil senyum" tegur salah satu siswa histeris.
Hal itu tidak lepas dari pandangan Salsa. Salsa mengepal tangannya marah karena Belva.
"Mana? Kok gue ngak liat"
Prittt....
Suara sumpritan berbunyi menandakan lomba di mulai. Semua siswa menyoraki nama Mikeil. Mikeil sangat lincah berenang hingga meninggalkan temannya jauh di belakang. Akhirnya Mikeil menang dan membuat para kaum hawa berteriak histeris.
Semua orang bertepuk tangan tak terkecuali Belva. Dia sangat senang. Mikeil lalu menghampirinya dan memberikan senyuman padanya membuat kaum hawa lainnya histeris dan beberapa merasa iri pada Belva.
"Woooo, kamu hebat!" ucap Belva memberikan jempol sambil tersenyum.
"Makasih"
"Oh, iya. Glen mana?" tanya Belva mencari keberadaan Glen.
"Nggak tau" jawab Mikeil lalu mengambil handuk di kursi.
"Eh itu. Dia datang" tunjuk Belva melihat Glen ke arah mereka.
"Nyariin gue, yah" tebak Glen menaik turunkan alisnya.
"Lo dari mana aja?" tanya Mikeil.
"Keluar bentar. Ada urusan tadi" jawab Glen.
Flashback
Saat selesai melakukan praktik renang, Glen lalu menarik Salsa keluar ruangan itu.
"Apaan, sih lo!" Salsa menghempaskan tangan Glen yang tiba-tiba menariknya keluar.
"Lo itu saudara Belva, nggak seharusnya lo benci sama dia cuman karena cowok" kata Glen
"Ini urusan gue sama Belva. Nggak usah ikut campur!" balas Salsa ketus.
"Lo harus tahu. Kalau bukan Belva yang dekatin Mikeil, tapi Mikeil yang terus mepet sama Belva. Belva nggak suka sama Mikeil" kata Glen lalu masuk kembali ke dalam ruangan praktik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should Be Me [ Tamat ]
Mystery / Thriller> Follow dulu yah, karena sewaktu-waktu cerita ini akan di privat< Di benci oleh orang tua sendiri! Di bully! Di Teror! Di ancam! Di jadikan bahan taruhan! Dan ingin di bunuh! Siapa yang akan tahan jika menjalani hidup seperti itu? Yah, Dia Belva Am...