Surat

103 45 232
                                        

Hi! Jangan lupa tinggalkan jejak kalian yah

Vote dan komentar

Happy reading guys

=====≠======================≠==

Di dalam kamar miliknya, Salsa terus menangis. Dia benar-benar merasa bersalah telah mengabaikan adiknya selama ini. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, karena waktu tidak bisa terulang lagi.

Tanpa sengaja dia melihat selembar kertas di atas mejanya. Tangannya terulur mengambil kertas itu. Dan setelah melihatnya, ternyata surat dari Belva.

Buat Salsa tersayang

Huffff....

Yah, walaupun kita bukan saudara kandung, tapi aku sangat menyayangimu Salsa.
Dan aku tau, kau juga menyayangiku lebih dari apapun. Iya, kan?
Yah, walaupun sikapmu padaku seperti itu, tapi matamu tidak bisa berbohong padaku. Perhatian kecilmu membuktikannya.
Hah!
Hari ini aku akan pergi, jadi jaga baik-baik dirimu di di situ!
Ini bukan perintah, melainkan permohonan dari adik yang paling kau sayangi hehehe ...
Aku pamit yah.
Maaf meninggalkanmu tadi!
Pasti pialanya berat, kan?
Oh iya. Aku mau ucapin terima kasih. Karena selalu menyiapkan makan malam untukku di meja belajar. Aku tau itu kamu, walaupun nggak bilang sih.
Kamu pasti tanya kenapa aku pergi, kan?
Jawabannya karena aku tidak diterima oleh siapapun. Cuman Mama Isabel yang mengharapkan kehadiran aku di keluarga itu. Semuanya tidak ada termasuk Glen dan Ayah kandungku. mereka tidak suka padaku. Jadi aku memilih untuk pergi menjauh dari keluargaku dan keluargamu, agar aku bisa hidup tenang.
Aku benar-benar ingin bahagia dan bebas, Sal.
Hah!
Semoga kita masih bisa bertemu, yah.
Aku menyayangimu. Selamat tinggal!

Yang paling kamu sayangi

Belva.


Sontak air mata salsa terjatuh setelah membaca surat itu. Dia tidak ingin Belva pergi, dia sangat menyanyagi adiknya itu. Tapi dia tidak punya alasan untuk menghalangi keinginan Belva. Belva sudah sangat banyak menderita karena kelakuan kedua orang tuanya.

"Lo berhak bahagia, Belv" lirihnya semakin menagis.

Brak!

Sontak Salsa berbalik ke arah pintu kamarnya yang di buka secara paksa itu oleh seseorang.

"LEPASIN GUE!" bentak Glen sambil menghempaskan bodygard Raymon yang terus menghalanginya

"Glen"

"Mana adik gue?" tanya Glen dengan dada yang naik turun karena emosi.

Salsa langsung mengerti. Sebenarnya dia kaget, karena Glen adalah kakak kandung Belva.

"Hiks ... Belva pergi, Glen. Gue harus gimana? Gue benar-benar jadi kakak yang nggak becus buat Belva" jawab Salsa

"Dia pergi kemana?" tanya Glen menggoyangkan pundak Salsa dengan kasar.

"Gue nggak tau" gelengnya.

"Lo udah telfon dia?"

Salsa menggeleng. "Belva nggak jawab telfon dari gue."

Glen yang khawatir langsung mengambil handphonenya dan langsung menelfon Belva.

"Belva lo di mana?!" teriak Glen

"Belva hiks ...."

"Mikeil, kenapa lo yang angkat. Belva mana? Kenapa lo masih deketin Belva, bangsat! Gue udah ingatin buat jangan dekat dia lagi. Trus kenapa lo pake nangis segala? JAWAB BRENGSEK!" tanyanya bertubi-tubi.

"Wait, suara ambulans? bilang kalau Belva baik-baik aja!" lanjutnya berharap.

"Belva hiks ... jatuh dari lantai dua di bandara. Dan sekarang, keadaannya kritis ...."

"Apa?"

Tutttt....

"MIKEIL. GUE BELUM SELESAI NGOMONG BANGSAT!" teriak Glen meneriaki handphonenya.

"Mikeil bilang apa?" Salsa penasaran.

Glen menoleh ke arah Salsa dengan mata memerah karena sangat marah dan kesal.

"Orang tua lo rencanain apa, sampai Belva bisa kritis? Hah!" bentak Glen

"Maksud lo apa? Kritis? Belva kenapa, Glen?" tanya Salsa bingung dan khawatir.

Glen sudah tidak menghiraukan pertanyaan Salsa. Dia tau, pasti Salsa tidak mengetahuinya. Dia terus berjalan ke baqah lantai satu dengan langkah seribunya.

Glen langsung menghantam wajah Raymon dengan sangat brutal. Dia terus memukul pria itu tanpa memberikan celah sedikitpun untuk melawan. Dia tidak peduli lagi untuk bersikap baik pada orang yang lebih tua darinya. Karena menurutnya dia sudah kelewatan.

"LO APAIN ADIK GUE? BANGSAT!" teriaknya dengan nafas ngos-ngosan.

"Glen. Sudah" ucap Isabel sambil menangis.

"Belva kritis gara-gara dia, Mah" bentak Glen

Deg

"Kritis?" ucap Isabel dan Cristhan bersamaan.

"Kenapa kalian melakukan itu," lirih Isabel sambil menangis.

"Dia akan mati, dia tidak pantas untuk hidup. Dia hanya menyusahkan orang lain" kata Sella datar

"Apa? Menyusahkan?" tanya Cristhan memperjelas ucapan Isabel dan mendekatinya.

"Di sini ... yang menyusahkan adalah manusia seperti kalian. Apa yang kau lakukan pada anakku?! " teriak Cristhan tepat didepan wajah Sella sambil menarik kerah baju Sella.

"Aku melakukan apa yang seharusnya, Cristhan" jawab Sella santai.

Dada Cristhan naik turun karena sangat sulit untuk mengontrol emosinya. Tangannya terkepal kuat, ingin memukul wajah wanita yang ada di hadapannya, namun dia tahan karena di depannya adalah seorang wanita.

"Kalian kejam! Kenapa kalian melakukan itu pada Belva? Kalian jahat. Salsa kecewa sama kalian!" Sa lsa lalu pergi berlari keluar rumah sambil menangis.

"Jika putriku sampai kenapa-kenapa, kau akan tau akibatnya" ancam Cristhan lalu pergi.

Isabel mengikuti suaminya begitupun dengan Glen. Mereka langsung pergi ke rumah sakit tempat dimana Belva berada.

****

Sedangkan di dalam ambulans, Mikeil terus menggenggam tangan mungil milik Belva. Berharap Belva membuka matanya. Dia menangis dan merasa bersalah karena datang terlambat.

Beruntung ambulans datang dengan cepat, sehingga Belva bisa segera diberikan pertolongan pertama.

"Maaf, gue terlambat. Maaf ... maaf! Harusnya gue lebih cepat" ucapnya sambil menangis.

"Denyut jantungnya melemah" ucap salah satu petugas di atas ambulans itu.

"Kita harus cepat" balas yang satunya lagi.

"Belva, lo harus bertahan" ucap Mikeil terus menggenggam tangan Belva.

"Lo harus kuat," Lirihnya terus menangis.


###





Maaf cuman sedikit, soalnya aku lagi sibuk banget. Tapi aku kepikiran udah lama nggak update, jadi aku nulis buat kalian deh. Biar kalian nggak nunggu lama.

Jangan lupa vote guys

Love u

Why Should Be Me [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang