Hi semuanya!
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengaan cara komen dan vote bagian ini, yah!
Selamat membaca!
❤
===============================
"Glen Mama kamu kalau jam begini lagi apa?" tanya Belva setelah turun dari mobil.
"Biasanya jam begini Mama lagi diperiksa sama dokter," jawab Glen
Belva mengangkuk.
"Ayo masuk!" ajam Glen
Belva dan Mikeil mengikuti Glen dari belakang memasuki rumah kebesaran itu.
"Rumah lo makin sepi aja," ujar Mikeil melihat keadaan rumah sepi, tidakseperti biasanya banyak bodygardnya.
"Iya. Nggak tau pada kemana semua," balas Glen
"Kalian mau makan apa nih?" tawar Glen saat sampai di ruang tamu.
"Aku jus jeruk sama keripik pisang," sahut Belva
"Hah. Keripik pisang? Ada-ada aja lo!" geleng Glen.
"Kenapa? Nggak ada yah?" ucap Belva mengerutkan bibirnya.
"Iya, nggak ada. Yang lain kek, kaya wafer, taro, bolu, roti, gerry salut, tango, oreo, biskuit, choco-pie, pokky, atau apa gitu?" kata Glen panjang lebar.
Dia promosi cemilan atau apa? Batin Mikeil mengangah.
"Am, keripik singkong atau Qetela ada nggakn" tanya Belva lagi.
"Ini juga satu, kaya di super market aja tanya-tanya. Udah jadi tamu, banyak maunya lagi. Batin Mikeil sambil membuang kasar nafasnya merasa jengah dengan tingkah dua orang di depannya ini.
"Nggak ada juga. Tapi nanti biar gue suruh Bi Sarti buat beli deh."
"Eh, nggak usah. Ngerepotin tau."
"Kalau gitu, cemilan lain aja yah?" tawar Glen dan Belva mengangkuk.
Masalah cimilan aja lama. Pegel nih kaki gue berdiri! Batinnya sambil memutar bola matanya ke arah lain melihat interaksi mereka.
"Kalau lo Mikeil mau apa?" tanya Glen
"Dari tadi kek. Samain aja." Batinnya lalu menjawab Glen.
"Kalau gitu kalian duduk dulu!" suruh Glen dan Mikeil duduk dengan cepat.
"Belva." panggil Isabel
"Mama!" kaget Glen
Mikeil yang kaget bukan main langsung berdiri karena keadaan mama Glen yang tiba-tiba seperti orang yang sangat sehat. Setaunya mamanya Glen tidak pernah seperti ini sebelumnya.
Lain halnya dengan Belva, dia tersenyum melihat Ibunya Glen yang sepertinya sudah sehat.
"Mama sudah sehat?" tanya Belva tersenyum menyampari Isabel.
"Mama selalu sehat kok, sayang." Balasnya lalu memeluk Belva.
Tidak berselang lama, dokter Erista datang dengan ngos-ngosan karena berlari mengejar Isabel.
"Dokter kenapa?" tanya Belva polos.
"Aaa ... tidak papa. Saya hanya olahraga sedikit, hehehe...." jawabnya bohong lalu meregangkan otot-otot tangannya sambil cengegesan.
"O." Belva mengangkuk.
Glen yang mengerti membungkukkan badannya sedikit untuk meminta maaf dan dokter Erista membalasnya dengan senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should Be Me [ Tamat ]
Mistério / Suspense> Follow dulu yah, karena sewaktu-waktu cerita ini akan di privat< Di benci oleh orang tua sendiri! Di bully! Di Teror! Di ancam! Di jadikan bahan taruhan! Dan ingin di bunuh! Siapa yang akan tahan jika menjalani hidup seperti itu? Yah, Dia Belva Am...