Menolak

52 17 12
                                    

Hi! Aku bagi dua part menolak, soalnya kepanjangan. Takutnya kalian bosan bacanya.

Jangan lupa vote dan komentar yah!

Happy reading....

==========================

Tok! Tok! Tok....

Belva yang sedang belajar langsung pergi membuka pintu.

Clekk

"Kenapa di kunci? Hah.... Memangnya ini rumah kamu?" Kata Sella marah.

"Maaf, Mah" ucap Belva menunduk.

"Maaf, maaf" Omel Sella sambil berjalan dan meletakkan kotak di atas kasur. "Cepat pakai baju di dalam kotak itu!" pintanya sambil menunjuk kotak di atas kasur.

"Untuk apa ma?" tanya Belva

"Tidak usah banyak tanya, Sialan!" jawab Sella geram.

"Pakai secepatnya dan saya akan mendandanimu nanti! " bentak Sella

Belva langsung bergegas mengambil kotak itu lalu masuk kedalam kamar mandi untuk mengganti pakaiannya. Dia sungguh sangat takut jika orang tuanya sudah membentaknya.

5 menit kemudian

Belva keluar dengan dres berwarna biru navi yang melekat sangat pas di tubuhnya. Belva langsung menuju meja rias. Dimana Sella Mamanya sudah menunggunya dari tadi.

"Kenapa lama sekali? Dasar lambat!" bentak Sella lalu mengatainya.

Belva hanya diam lalu menunduk.

Sella menaikkan dagu Belva dengan kasar lalu memberikan sedikit make up pada wajah Belva. Sontak Belva menutup matanya karena takut melihat wajah Mamanya yang menyeramkan.

Hanya butuh 5 menit Sella selesai merias wajah Belva. Belva membuka matanya lalu melihat wajahnya di cermin. Dia tersenyum melihat wajahnya yang di sulap ibunya begitu cantik.

"Tetap seperti itu nanti, selalu tersenyum" kata Sella

Belva berdehem. "Sebenarnya kita mau kemana, Ma? Apa kita akan makan malam di luar?" tanya Belva dengan wajah berseri.

"Jangan mimpi kamu!" ketus Sella

Ekspresi wajah Belva langsung berubah menjadi sendu dengan jawaban Ibunya yang ketus. Selalu saja begitu.

"Saya akan menjodohkanmu dengan anak teman bisnis saya" lanjutnya dengan wajah datar sambil membereskan alat make upnya.

Belva kaget. "Ma, please. Aku masih baru mau 16 tahun. Kenapa--"

"Jangan banyak protes kamu" kata Sella menyeret Belva keluar kamar

"Ma, tangan Belva sakit Ma" kata Belva terus menarik tangannya dengan mata berkaca-kaca, namun Sella tidak menghiraukannya.

"Mah. Mah, please!" Belva memohon

Sella berhenti lalu menghempaskan tangan Belva. "Masuk mobil sekarang!"

"Aku ngak mau, Mah" kata Belva menggeleng sambil menagis.

Plak

Sella menampar Belva. Dadanya naik turun karena marah meladeni sikap Belva.

"Jangan menangis, Belva!" bentak Sella sambil menghapus air mata Belva.

Untuk pertama kalinya Sella menyebut nama Belva. Seharusnya Belva senang saat ini, tapi situasinya tidak mendukung.

"Saya bilang tetap tersenyum. Lihat sekarang, matamu memerah dan bengkak," lanjutnya memegang dagu Belva

"Untung make up yang kugunakan bukan meke up murahan, kalau nggak make upmu akan luntur!" kata Sella marah-marah.

Why Should Be Me [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang