Lagi

123 76 79
                                        

Hi!

Hari ini aku semangat walaupun lagi banyak tugas sih yang numpuk.

Tapi aku belain buat nulis buat kalian, biar kalian ngak terlalu nunggu lama.

Komen yah!

Selamat membaca....

Sejak hari di mana Belva membentak dan menampar serta membuat Audrea tidak bisa menjawab, satu sekolah menjadi salut pada Belva dan kadang mereka memuji Belva terang-terangan. Bahkan di grup WhatsAp, mereka terus membahas kejadian itu. Dan hal itu membuat Audrea marah karena merasa dipermalukan pada tiga angkatan.

Sekarang, di SMA Felix sudah jam istirahat. Semua siswa berhamburan keluar kelas. Ada yang ke taman buat ngobrol, ada yang saling kejar-kejaran dan kebanyakan pergi ke kantin untuk mengisi perutnya.

Belva yang sudah tidak tahan ingin membuang air kecil langsung berlari menuju toilet. Dan tanpa Belva sadari, seseorang tengah tersenyum miring melihat kepergiannya.

Setelah selesai, Belva membuka pintu. Namun, pintunya terkunci dari luar.

"Apa pintunya rusak?" tanyanya sambil berusaha membuka pintu.

"Tapi nggak mungkin," monolognya.

"SIAPA PUN YANG ADA DI LUAR, TOLONG BUKAKAN PINTUNYA" teriaknya sambil memukul-mukul pintu itu.

Byurrrr

"AAAAAAAAA!" teriak Belva karena tubuhnya basah terkena air.

Dia tidak tau siapa yang menyiramkannya dari luar.

Tiba-tiba suara handle pintu berbunyi dan memperlihatkan Audrea yang masuk.

Audrea mendorong Belva sampai semakin kedalam. Belva yang didorong langsung terjatuh duduk di closet duduk. Sedangkan Audrea mengunci pintu.

"Mau apa kamu?" tanya Belva berusaha sok kuat.

Audrea menunduk. "Menurut lo apa, Hah!?" kata Audrea menarik rambut Belva.

"Ahk. Kamu mau apa?" ringis Belva bertanya lagi.

"Ini hukuman sayang, karena lo udah permaluin gue sama semua orang satu sekolah" jawab Audrea pelan membuat Belva takut.

"Kamu duluan kan yang mulai," balas Belva membela diri walaupun dia sudah sangat takut sekarang.

"Ck, lo tahu kan. Kalau gue nggak suka di usik!" ucap Audrea semakin menarik rambut Belva.

"Iisstt ... tapi kamu sudah keterlaluan Audrea dan kamu menuduhku yang tidak-tidak," Belva berusaha melepas jambakan Audrea.

"Gue nggak nuduh lo, yang gue bilang kenyataan. Gue liat sendiri dengan mata kepala gue, kalau lo jalan sama om-om di mall waktu itu" ucapnya serius.

"Dan satu masalah lagi yang gue nggak terimah. Lo narik perhatian Mikeil dari gue!" lanjut Audrea semakin menarik ranbut Belva.

"Tolong lepaskan Audrea, ini sangat sakit."

"Sakit, kan? Itu sama dengan perasaan gue sekarang!" bentak Audrea.

"Maaf," ucap Belva.

"Ck, maaf?" ulang Audrea menekan ucapannya.

"Jadi lo benar-benar alasan kenapa Mikeil mutusin gue" lanjutnya membanting kepala Belva ke dinding.

"Apa maksudmu?"tanya Belva memegang kepalanya.

"Lo kira gue nggak tahu, kalau selama ini Mikeil selalu natap lo Cupu!"

"Mungkin kamu salah liat, Audrea."

Why Should Be Me [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang