Hampir Diculik

44 13 0
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak yah!

Selamat membaca!
_
_
_
_
_

Karena ini adalah minggu, jadi Belva menyiapkan perlengkapan yang di tuliskan Mikeil waktu itu. Sebenarnya dia malas untuk mengikuti kegiatan ini, karena pasti sudah jelas orang tuanya tidak mengizinkannya untuk pergi.

Kemarin saat dia di berikan surat izin, dia membuangnya di tong sampah karena menurutnya tidak penting. Namun ternyata Salsa mengambil surat itu, dan memberikannya pada Kakeknya agar ditanda tangani. Alhasil dia harus pergi, karena kakeknya juga menyuruhnya untuk pergi. Dia tidak bisa menolak perintah Kakeknya itu.

Wali kelasnya juga bersih keras menyuruhnya untuk ikut, karena jika tidak pergi nilai peminatan biologinya tidak akan tuntas. Jadi mau tidak mau, dia harus pergi.

"Masker, topi, buku, pulpen, kotak P3K, handphone, dan perlengkapan yang lo butuhin nanti di sana" baca Belva pada secarik kertas di tangannya.

"Hm. Ini sih, udah ada semua. Tapi yang aku butuhin nanti itu adalah ..." pikirnya memengang dagu.

"Jaket" ucapnya mengambil jaket di lemari.

"Cemilan dan air. Iya aku butuh itu saat naik mobil. Tapi itu bisa besok, nggak mungkin keluar rumah. Bisa-bisa aku diomelin lagi nanti," lanjutnya lalu segera memasukkan semua yang di persiapkan di atas meja tadi ke dalam tas.

0*_*0

Sekarang jam enam pagi, dan Bis wisata akan berangkat jam delapan pagi. Belva bergegas memakai sepatu snikernya yang berwarna hitam. Dia memilih mengenakan sepatu berwarna hitam karena mereka akan mendaki gunung yang otomatis pasti akan banyak debu, dan itu bisa membuat sepatu bisa kotor.

Belva melihat penampilannya di depan cermin. Penampilannya biasa-biasa saja, dengan mengenakan baju berwarna putih yang di dadanya bertuliskan kata Mine. Di padukan dengan celana jins warna hitam, serta memakai jaket berwarna biru. Sedangkan rambutnya di ikat asal ke belakang.

Dertttt....

"Nomor baru, siapa?"

Tanya Belva pada dirinya sendiri melihat nomor yang tidak di kenal di layar ponselnya.

"Halo" ucap Belva

"Halo. Lo siap-siap gih, gue bakal jemput lo" kata seseorang di sebrang sana.

"Glen" tebak Belva

"Iya ini gue"

"dari mana--"

"Dari handphone lo, lah. Oh iya. Lo gue juga udah suruh Si Putri buat masukin lo di banyak grup WhatsAp, jadi lo bisa tau gosip tentang lo dan info lainnya"

"Apa lo tahu sikap lo itu ngak sopan" kata Belva sebal.

"Hm. Gue tahu kok. Kalau nggak gini, lo nggak bakal kasi gue nomor lo"

Belva menghela nafasnya pasrah.

"Oh iya. Ngak usah jemput aku soalnya aku udah mau berangkat sekarang, soalnya aku harus mampir di super market buat beli cemilan."

"WHAT, LO UDAH SIAP. Sepagi ini?CEPAT BANGET!" Belva menjauhkan ponselnya dari telinganya

"Aku duluan, yah. By!"

"Wait ... Wait ...."

Tutt....

Belva keluar rumah dengan membawa barang-barangnya dan beruntungnya dia karena pada saat keluar dari pagar, taxi langsung lewat di depannya. Sontak Belva menahannya dengan senyum merekah.

Why Should Be Me [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang