DA - Part 27

2.1K 94 3
                                    

"Perjuangan yang kamu lakukan hari ini, merupakan cara untuk membangun kualitas yang lebih baik dihari esok"

Happy Reading✨
-

-

-

-

-

"Lo dari mana? Gue udah cari lo dirumah maupun diapartement, tapi lo enggak ada"Tanya Devan khawatir.

Adara terdiam beberapa saat, ia tersenyum tipis menatap Devan yang mengkhawatirkan diri nya.

"Gue dari makam"Jawab Adara pelan.

Devan mengkerutkan dahi nya.

"Makam siapa?"

"Bunda gue" Adara tersenyum lirih, lelaki itu bisa melihat dari mata gadis itu terlihat sedih, Devan tidak tau kenapa disana seperti ada menyiratkan luka terpendam, ia merasa bersalah telah menanyakan itu pada Adara, Devan pun meraih tangan mungil itu untuk ia genggam dengan lembut.

"Maaf, gue enggak tau"

Adara menggeleng, lalu ia tersenyum pada Devan sambil mengelus tangan laki-laki itu yang menggenggam tangan nya tadi.

Devan merasa tersentuh dengan elusan yang Adara berikan pada nya, membuat hati nya merasa tenang, tapi dihati kecil nya, ia bertanya-tanya mengapa gadis itu tetap tersenyum walau dihati nya sedang sedih, Mengapa gadis itu tetap terlihat bahagia walau dihati nya menyimpan luka.

"Ra gue mau nanya boleh?"Tanya Devan yang diangguki Adara.

"Gue mau lo jujur, karena gue mau ngenal lo lebih jauh ra. Lo sebenar nya ada masalah apa sama keluarga lo?" Membuat Adara terdiam, senyum yang tadi ia pasang seketika luntur begitu saja setelah mendapat pertanyaan dari Devan

Lagi-lagi membuat laki-laki itu merasa bersalah karena menanyakan hal yang begitu sensitif bagi gadis nya, Devan sebenar nya tau kalo Adara menyimpan sesuatu dari nya, tapi ia mau Adara sendiri yang memberi tahu nya tanpa tahu dari orang lain, oleh karena itu lebih baik Devan menanyakan langsung pada Adara walau itu membuat gadis nya terlihat sedih dengan pertanyaan nya.

"Jawab ra, gue enggak mau lo nyimpen masalah lo sendiri, gue mau lo berbagi kisah lo sama gue"Ujar Devan dengan mengelus pipi Adara lembut, membuat Adara terlena karena nya.

Adara menghela napas sebelum ia menceritakan semua nya pada Devan, ia percaya pada cowok itu, karena ia tau Devan adalah laki-laki yang tepat untuk nya, cowok itu selalu ada saat ia dalam keadaan apa pun.

"Waktu kecil gue sama orang tua gue hidup bahagia, harmonis, seperti tidak ada satu pun orang yang bisa ngancurin itu semua... Ayah, bunda, mereka selalu ngasi perhatian lebih sama gue. Apa lagi bunda, bunda itu wanita yang lembut dengan penuh kasih sayang nya, dia selalu marah kalo gue selalu dijahilin oleh ayah, ayah pun sama dia paling enggak bisa kalo liat putri kecil nya nangis gara-gara orang lain... Sampai gue berumur 7 tahun, gue sama kedua orang tua libur kepantai dan menikmati sunset bersama seperti keluarga yang paling bahagia, canda, tawa, semua bercampur jadi satu. Sampai waktu nya pulang-" Adara terhenti sejenak berusaha menahan air mata nya sekuat mungkin.

Devan bisa melihat dari raut wajah gadis itu terlihat sangat rapuh, ia pun tidak tega melihat nya dan berusaha untuk meyakinkan Adara, karena ia selalu ada untuk nya dan menjadi tempat bersandar bagi gadis itu.

"Kalo lo enggak kuat, enggak usah dilanjutin ra"Ujar Devan dengan senyum tipis nya.

Adara menggeleng, ia harus tetap kuat dan menceritakan semua nya pada Devan.

DEVAN & ADARA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang