Sepulang dari rumah Adara, Devan tidak berhenti tersenyum. Hati lelaki itu kini merasa tenang karena Adara sudah memaafkan nya, walau harus berusaha keras untuk membujuk nya.
Malam ini juga ia dan Adara akan pergi jalan-jalan, Devan tidak sabar menanti nya, ia segera masuk kedalam rumah nya dengan perasaan senang.
Sampai beberapa langkah ia hendak menaiki tangga untuk menuju kamar nya, tiba-tiba ada suara yang memanggil nya.
"Van"
Devan menoleh, ia terkejut karena disana tepat nya dimeja makan terlihat keluarga nya sedang berkumpul, apa lagi disana juga ada Tiara dan Widia, Ibu Tiara.
Ia baru teringat bahwa tadi Tiara sempat memberitahu nya kalau gadis itu sedang berada dirumah nya.
Tiara tersenyum manis melihat Devan, ia pun mendekat pada lelaki itu.
"Van ayo makan-
Ucapan nya terhenti dan wajah bahagia gadis itu seketika berubah panik saat melihat wajah Devan yang terlihat babak belur.
"Muka kamu kenapa? Kok luka-luka gitu?"Tanya Tiara khawatir, tangan nya menyentuh luka Devan membuat lelaki itu sedikit meringis.
"Eh maaf-maaf, sakit banget ya? Sini biar aku obatin" Tiara hendak menarik lengan Devan, tapi lelaki itu menghentikan nya.
Entah kenapa ia merasa senang saat Tiara terlihat khawatir begini pada nya.
"Gue gak papa, cuma tadi jatuh dari motor aja kok"
Tiara terkejut, ia merasa Devan berbohong pada nya, ia tau pasti lelaki itu berkelahi lagi, tapi sama siapa?
"Kamu gak perlu bohong van, aku tau kalo luka itu gak mungkin jatuh dari motor, pasti kamu berantem kan? Sama siapa?"Tanya Tiara menatap lelaki itu dalam, ia paling tidak suka kalau Devan berkelahi seperti ini dan membahayakan lelaki itu, ia takut Devan kenapa-kenapa.
Lelaki itu menghela napas, memang benar ia tidak akan bisa berbohong pada Tiara karena gadis itu tau semua sifat dan kebiasaan nya "Iya iya gue berantem, tapi luka nya gak parah kok, lo gak perlu khawatir gue gak papa"
Tiara memutarkan bola mata nya, dugaan nya benar "Yaudah, sekarang aku obatin ya?"
"Gak usah, luka nya udah diobatin kok"
"Sama siapa? Sendiri? Gak mungkin lah, aku tau banget kalo kamu habis berantem itu pasti luka-luka nya dibiarin gitu aja, kecuali ak-
"Adara, dia yang ngobatin luka gue"Potong Devan, yang membuat Tiara terdiam.
Deg!
Sakit, rasa nya saat Devan mengatakan nama perempuan lain didepan nya apa lagi itu Adara, gadis yang kini menjadi kekasih lelaki itu, ada rasa tak terima di diri nya saat Devan mengatakan kalau Adara lah yang mengobati luka lelaki itu, padahal dulu ia lah yang ada diposisi itu tapi sekarang tergantikan oleh perempuan lain.
"Oh... Bagus deh, Adara.... Beruntung ya van, bisa milikin kamu. Andai aja dulu aku gak ninggalin kamu, mungkin hubungan kita masih berlanjut sampai sekarang"Lirih Tiara, membuat Devan tertegun mendengar nya.
"Kalo boleh jujur-
"Tiara, Devan ayo sini makan. Mama sama mama Tiara udah masakin makanan kesukaan kalian berdua"Ujar Dewina sambil tersenyum manis.
Devan dan Tiara serempak menoleh, kedua nya kini menjadi canggung satu sama lain, Tiara terpaksa menghentikan omongan nya walau ia ingin sekali mengatakan yang sejujur nya pada Devan, sedangkan Devan? Sangat penasaran dengan lanjutan ucapan Tiara, hati lelaki itu kini lagi-lagi menjadi ragu dibuat nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVAN & ADARA [HIATUS]
Teen FictionDevan Wijaya Pratama, cowok yang terkenal dingin tapi tampan dan memiliki sifat badboy disekolahnya, laki laki yang mempunyai kulit putih, berbadan tinggi, rahang yang tegas dan kokoh, hidung mancung, beralis tebal, bibir tebal bewarna merah alami d...