DA - Part 43

1.1K 65 36
                                    

Tiga minggu berlalu setelah kejadian itu hubungan Devan dan Adara semakin renggang, tidak ada lagi keromantisan dan senyuman yang laki-laki itu berikan kepada nya yang ada hanya tatapan dingin, apa lagi sekarang Devan dan Tiara menjadi lebih dekat.

Gadis itu sudah berusaha mencoba untuk memperbaiki hubungan nya dengan Devan, tapi selalu dapat respon yang tidak baik dari lelaki itu.

Seperti sekarang dilorong sekolah Adara melihat Devan dan Tiara sedang asik mengobrol entah membicarakan apa, yang pasti mereka seperti pasangan kekasih.

Padahal seharusnya diposisi itu Adara bukan Tiara. Apa gadis itu berusaha untuk menjauhkan nya dari Devan? Kalo iya, Adara tidak akan membiarkan nya, Tiara hanya masa lalu lelaki itu, dan Devan tidak mungkin kembali bersama nya kan?

"Devan."

Panggilan itu membuat kedua nya menoleh, Devan menatap Adara datar sedangkan Tiara terlihat tidak nyaman karena ada nya Adara.

"Ada yang mau aku omongin sama kamu."Ujar Adara tersenyum tipis menatap laki-laki itu.

"Ngomong aja."Ketus Devan.

"Tapi gak disini van."

"Lo gak dengar? Atau budek? Gue bilang tinggal ngomong aja apa susah nya sih."Ujar Devan dengan nada yang sedikit membentak membuat gadis itu tersentak ditempat nya.

Adara melirik pada Tiara, membuat Tiara langsung paham dan menoleh pada Devan. "Van aku duluan ke kelas ya."

Saat Tiara hendak beranjak pergi tiba-tiba Devan menarik lengan nya, membuat Tiara menoleh. "Jangan pergi ra, lo disini aja."

"Tapi..."

"Nggak papa."

Dengan menghela napas pasrah, Tiara pun menuruti kemauan laki-laki itu, ia sebenar nya juga penasaran apa yang akan dikatakan oleh Adara pada Devan, disatu sisi Tiara juga merasa senang karena hubungan Devan dan Adara yang semakin memburuk, ia jadi leluasa untuk mendekati lelaki itu.

"Masih marah sama aku?"Tanya Adara pelan, walau dihati merasa sesak saat melihat kedekatan Tiara dan Devan.

"Lo masih nanya? Padahal lo tau sendiri jawaban nya"Ujar Devan kasar.

"Emang gak ada kesempatan ya? Untuk kamu maafin aku van?" Adara menatap dalam Devan, mata lelaki itu terlihat enggan menatap nya, apakah sebenci itu itu Devan terhadap nya?

Diam-diam Devan mengepalkan tangan dalam saku celana, ia sebenar nya tidak tega melihat Adara, tapi ego nya lebih tinggi dibandingkan rasa kesian pada gadis itu.

"Ayo ra, kita pergi aja"Ujar Devan, suara nya mendadak dingin dan menggandeng tangan Tiara untuk pergi dari sana, tapi Adara langsung menghentikan nya dengan menarik lengan lelaki itu.

"Tunggu, kamu belum jawab-

"Minggir" Devan menyentak tangan Adara dari lengan nya, lalu pergi begitu saja tanpa menoleh sedikit pun.

Lagi-lagi Adara hanya bisa menghela napas berat, dada yang begitu sesak dan hati nya begitu hancur saat melihat sikap Devan yang semakin hari semakin dingin pada nya.


***


"Woi itu minuman gue anjirr, jangan asal ambil aja dong lo."

"Santai dong, haus nih gue."

Alvino mendengus kesal melihat Devan mengambil minuman yang ada ditangan nya begitu saja, tubuh dan wajah laki-laki itu terlihat berkeringat sekali.

"Kenapa lo? Habis dihukum bu Nel lagi?"Tanya Naufan dengan wajah datar.

DEVAN & ADARA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang