Dilorong sekolah itu Devan bisa melihat Adara tak jauh dari tempat nya berdiri, gadis itu seakan-akan tak melihat keberadaan nya.
"Ra, Ad--
Panggilan nya terhenti saat melihat seorang laki-laki mendekat kearah gadis itu, mereka berdua terlihat asik mengobrolkan sesuatu sampai-sampai membuat Adara tertawa.
Tangan Devan terkepal melihat kedua nya, mata nya menajam seperti pedang yang siap menghunus lawan nya, dada nya bergemuruh entah kenapa ia merasa cemburu saat melihat Adara dan Leon bersama, apa lagi laki-laki itu bisa membuat Adara tertawa seakan-akan Leon adalah penyembuh luka yang ada dihati gadis itu.
Saat Adara tak sengaja menoleh kearah nya, Devan langsung memalingkan wajah, laki-laki itu tau hubungan nya dengan Adara sudah tak seperti dulu lagi.
Devan sudah kehilangan gadis itu, dada nya terasa sesak. Ia berjalan menjauh dari sana membuat Adara mengernyit melihat tingkah laki-laki itu.
"Lo kenapa dar?"Tanya Leon.
"Gue mohon sama lo, jangan dekatin gue lagi, udah berapa kali gue bilang! Gue gak mau ada yang salah paham."Ujar Adara.
Leon tertegun lalu tersenyum sinis mendengar nya. "Siapa yang salah paham? Devan maksud lo?"
Adara hanya diam tidak mau menanggapi ucapan laki-laki itu lagi, ia hendak berbalik pergi tapi lengan nya dicengkal oleh Leon. "Kenapa pergi? Gue belum selesai ngomong dar."Ujar Leon terdengar sendu.
"Gue bingung sama lo, kenapa lo masih mikirin cowok brengsek itu? Padahal ada gue disini yang selalu ada buat lo, apa perjuangan gue buat minta maaf sama lo masih kurang dar? Kenapa susah banget buat dapat maaf dari lo?"
"Karena gue udah terlanjur benci banget sama lo."Balas Adara membuat Leon terdiam.
"Lo sama Devan itu sama-sama nyakitin gue! Tapi cara nyakitin nya aja yang beda, gue hargai perjuangan lo buat minta maaf sama gue. Tapi maaf gue gak bisa lagi buka hati buat lo."
Bagaikan ditusuk ribuan jarum, tangan Leon yang tadi nya mencengkal lengan Adara terlepas, ia menundukkan kepala nya. Merasa bersalah karen teringat masa lalu saat menyakiti gadis itu.
"Maaf." Hanya itu yang keluar dari mulut Leon, laki-laki itu benar-benar terlihat bingung sekarang, bagaimana lagi ia harus minta maaf pada gadis itu? Bagaimana?
".... Jujur gue masih cinta sama lo dar, setelah gue putus dari lo, hati gue hancur, gue jadi cowok berandal yang selalu buat onar dijalan, gue emang brengsek! Bajingan! Dan gak pantas dapatin cewek sebaik lo...."Ujar Leon menatap Adara dalam, tubuh gadis itu mematung mendengar nya, kenapa Leon menyatakan perasaan disaat seperti ini? Apa laki-laki itu tak melihat? ia sedang banyak masalah?
Hati Adara menjadi gundah, satu sisi ia sangat benci pada Leon tapi disisi lain ia juga merasa kesian pada laki-laki itu.
Setelah mengucapkan itu mata Leon terlihat memerah, ia benci dengan perasaan ini, sungguh. Apa lagi melihat Adara hanya diam tanpa merespon ucapan nya.
Dengan pelan tangan nya terangkat untuk menyentuh pucuk kepala Adara.
"Gue tau hati lo bukan lagi buat gue dar, tapi apa lo bisa kasih kesempatan untuk memperperbaiki dari awal?"
***
Tubuh laki-laki itu dipenuhi oleh keringat, tangan nya terus memukul samsak tinju didepan nya dengan kuat melampiaskan rasa marah yang ada dalam diri nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVAN & ADARA [HIATUS]
Teen FictionDevan Wijaya Pratama, cowok yang terkenal dingin tapi tampan dan memiliki sifat badboy disekolahnya, laki laki yang mempunyai kulit putih, berbadan tinggi, rahang yang tegas dan kokoh, hidung mancung, beralis tebal, bibir tebal bewarna merah alami d...