DA - Part 41

1.2K 60 27
                                    

Devan terduduk lemas dikursi tunggu tepat didepan ruangan Tiara dirawat, ia mengusap wajah nya kasar dan merasa sangat bersalah atas kejadian yang menimpa Tiara, kenapa bisa ia lalai menjaga gadis itu?!

"Arghh bangsat!"Umpat nya, ia langsung berdiri dan memukul dinding tembok yang berada disebelah nya dengan keras sehingga membuat kedua tangan nya lecet, perasaan Devan kini sangat kacau mengingat gadis itu tadi tergeletak dengan bersimbah darah, hati nya terasa hancur saat mengingat nya, sungguh.

Andai saja waktu itu ia mengantarkan  Tiara pulang dan memaksa gadis itu untuk tetap bersama nya, pasti kejadian ini tidak akan terjadi.

"Maaf, maafin gue ra... Seharus nya tadi gue tetap maksa lo untuk pulang bareng gue, seharus nya tadi gue gak iyain permintaan lo mungkin aja sekarang lo masih baik-baik aja"Gumam nya, menyesal.

Tidak lama dari situ, ada 15 anak Vagos yang datang termasuk Brian, Raka, dan Alvino, sedangkan Naufan dan beberapa anggota lain masih mengejar pelaku yang menabrak Tiara.

"Van, gimana keadaan Tiara?"Tanya Raka khawatir.

"Masih ditanganin sama Dokter ka"Jawab Devan tanpa ekspresi.

"Lo yang tenang ya van, gue yakin pasti Tiara baik-baik aja"Ujar Brian sedangkan Devan hanya diam, ia juga berdoa dalam hati semoga Tiara tidak apa-apa.

Lalu semua nya hanya diam, tidak ada yang berani membuka suara sama sekali, mereka tau Devan kini hanya membutuhkan ketenangan, mereka juga khawatir melihat kondisi lelaki itu sekarang.

"Van"

Refleks semua yang ada disana menoleh kesumber suara termasuk Devan, dengan masih perasaan kacau lelaki itu bangkit dari duduk nya dan mendekat pada Adara.

"Van gimana keadaan Tiara sekarang? Dia baik-baik aja kan-

"MAU NGAPAIN LO KESINI?!"Bentak Devan tiba-tiba, membuat yang ada disana terkejut.

Tubuh Adara mematung, kenapa tiba-tiba Devan membentak nya seperti itu? Apa ia ada salah? Pikir nya.

"Gara-gara lo Tiara masuk rumah sakit, bangsat!"Ujar Devan lagi, yang kini menatap Adara sangat tajam, gadis itu tersentak kaget mendengar nya.

"Maksud kamu apa sih van?! Kok kamu nyalahin aku?!"Tanya Adara menatap Devan tak percaya, kalo boleh jujur lelaki itu kini berbeda 180% dari waktu diparkiran tadi, Devan terlihat benar-benar marah pada nya, ia bingung apa yang telah ia perbuat sampai-sampai Devan menyalahkan nya atas kejadian yang menimpa Tiara?

"Jelas ini salah lo! Karena lo Tiara kecelakaan ra, andai aja dari awal gue gak iyain permintaan Tiara untuk pulang sama lo mungkin dia masih baik-baik aja sekarang, gue gak mau kalo sampai terjadi apa-apa sama dia, kurang baik apa lagi dia untuk bujuk gue supaya bisa baikan sama lo! Tapi apa?! Lo malah kya kekanak-kanakan, seharus nya lo bersikap dewasa ra! Bukan malah selalu berpikir negatif tentang gue mau pun Tiara! Gue benar-benar cape sama tingkah lo Adara"Seru Devan yang masih menatap Adara tajam.

Tes...

Setetes air bening keluar dari mata indah milik Adara, gadis itu sedari tadi menahan rasa sesak dan sakit didada nya, dengan segera ia menundukkan kepala nya agar Devan tidak melihat air mata nya jatuh, gadis itu segera mengusap air mata itu dan mendongak menatap Devan.

Jadi? Waktu pulang sekolah tadi saat Devan ingin mengantarkan nya pulang itu karena permintaan dari Tiara? Bodoh! Bisa-bisa nya ia mengira bahwa itu kemauan dari lelaki itu sendiri.

"Kamu kenapa sih?! Selalu nyalahin aku! Jelas-jelas ini bukan salah aku van, dia sendiri kan yang-

"Lo masih mau nyalahin Tiara hah?! Dia udah baik karena masih mikiran perasaan lo Adara, dia rela pulang sendiri demi gue bisa baikan dan pulang sama lo! Tapi apa yang dia terima?! Gak ada! Malah dia selalu lo salahin dalam hubungan kita, padahal dia gak ada salah apa-apa"

DEVAN & ADARA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang