DA - Part 51

3.4K 173 144
                                    

Happy Reading


Jangan lupa vote & comment yaw~


•°•°•🦋•°•°•


Malam itu diam-diam Devan menyelinap masuk keruangan Adara untuk menemui gadis itu, ia tahu kalau Leon tidak akan mengizinkannya menemui Adara semenjak hari dimana Devan melepaskan Adara sepenuhnya.

Kini langkahnya mendekat ke sebuah ranjang yang mana gadis itu masih setia menutup kedua mata nya.

Devan menatap sendu Adara, jujur ia merindukan gadis itu, sungguh. Dan dalam lubuk hatinya, ia merasa menyesal karena akan meninggalkan gadis itu.

"Kenapa? Kenapa saat gue liat lo kaya gini, gue hancur."Ujar Laki-laki itu.

"Gue gak tau lagi, bagaimana caranya buat pertahanin lo, karena gue tau saat lo sama gue, lo terluka kan?"

"Jujur ra, gue kangen banget sama lo, kangen tawa lo, kangen senyuman lo, dan semua yang ada didalam diri lo gue kangen ra, gue selalu nungguin lo bangun, tapi kenapa lo masih enggan buat buka mata lo? Ayo bangun ra, lo gak kangen sama gue?"Ujar Devan lagi, rasanya begitu sesak.

Devan mengeluarkan sebuah Liontin dari dalam saku celana nya, ia menatap Liontin itu lalu menoleh kearah Adara. "Gue kesini mau kembaliin Liontin ini lagi sama lo ra, karena mulai besok mungkin gue gak bakal bisa nemuin lo lagi."

Tangannya terarah untuk memasangkan Liontin itu dileher putih Adara, setelah memasangnya Devan pun tersenyum.

"Cantik."Gumamnya.

"Akhirnya lo datang juga Leon."

"Oh iya, gimana keadaan Adara?"

Deg

Tubuh laki-laki itu mematung, samar-samar ia bisa mendengar suara Leon dari luar, ia pun segera pergi dari sana. Tapi sebelum itu ia mengecup kening Adara lama, tanpa sadar air mata laki-laki itu jatuh membasahi kedua pipi nya.

"Gue pengen banget lebih lama lagi sama lo ra, tapi sepertinya keadaan gak dukung gue buat terus sama lo, Maaf gue gak bisa nemanin lo lebih lama lagi, gue pergi ya ra."

"Bahagia terus cumi-cumi..."Lanjut nya terdengar lirih, setelah Devan pergi melalui jendela yang ada diruangan Adara pun, suasana kembali hening.

Tangan Adara yang semula tidak ada pergerakan apapun, sedikit-sedikit mulai tergerak dan ujung mata gadis itu tiba-tiba mengeluar cairan bening yang seolah tahu kalau kini laki-laki yang ia cintai benar-benar sudah meninggalkannya.

Ceklek

Leon memasuki ruangan Adara, dan terkejut saat melihat tangan gadis itu bergerak.

"DOKTER!"

"SUSTERR!"


***


"Kamu dari mana? Aku nungguin kamu loh dari tadi."

"Gue ada urusan sebentar diluar."

Tiara mengangguk paham, lalu gadis itu menyentuh tangan Devan untuk ia genggam, sontak saja hal itu membuat Devan sedikit terkejut.

Ia dan Tiara kini sedang berada ditaman belakang rumahnya, padahal Devan ingin segera kembali ke kamarnya, tapi karena Tiara datang untuk menemuinya, ia pun terpaksa menemani gadis itu terlebih dahulu.

"Kamu tau gak van? Selama aku hidup, baru kali ini aku bisa merasakan apa itu bahagia, karena apa? Karena aku bisa dapatin kamu lagi, ternyata takdir dari Tuhan itu memang tidak terduga-duga ya? Dulu aku kira kita gak bakal bisa sama-sama lagi, tapi nyata nya mulai besok kita sudah saling berikatan dalam sebuah hubungan yang selama ini aku impikan."Ujar Tiara menatap Devan dengan senyuman manisnya.

DEVAN & ADARA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang