DA - Part 48

1.6K 97 34
                                    

Jangan lupa vote & comment ya❤

Happy Reading

••••🕊••••

Semenjak hari itu, Devan semakin dibuat uring-uringan saat mengetahui Adara menghilang, padahal nama gadis itu masih tercantum sebagai siswi SMA Pradipta Dirgantara Pratama, namun tidak ada satu pun orang yang mengetahui kemana gadis itu pergi.

Apa waktu itu bukan sebuah ancaman? Tapi sebuah pernyataan yang gadis itu lontarkan? Mengapa sekarang Devan menjadi merasa bersalah? Padahal diri nya lah yang menyuruh gadis itu untuk pergi dari hidup nya, tapi saat Adara mengabulkan permintaan nya, ia malah tak rela kehilangan nya.

Dan sekarang Markas Vagos sangat berantakan karena banyak nya botol wine yang berserakan, seorang laki-laki terbaring lemas diatas sofa sambil menggumamkan nama seorang gadis yang akhir-akhir ini memenuhi pikiran nya.

"Adara..."

"Kenapa lo ninggalin gue?..... Lo gak boleh pergi dari gue, Adara!"Racau nya tak jelas dan mata laki-laki itu tertutup rapat.

Tak lama kemudian bunyi pintu markas terbuka oleh Raka dkk, mereka terkejut melihat kondisi Devan sekarang dan keadaan isi markas yang kini berhamburan.

"Van?!"Pekik Mereka, Raka dkk berjalan mendekati Devan.

"Lo kok bisa minum sebanyak ini?!" Panik Raka, mereka semua khawatir dengan kondisi laki-laki itu.

"Woy sadar?! Kenapa lo jadi gini sih?!"Teriak Brian kesal.

"Adara...."Racau Devan lagi, membuat Raka dkk terdiam mendengar nya.

"Kacau nih anak, pasti dia minum banyak gara-gara tuh cewek."Geram Raka, karena kesal melihat Devan yang masih belum bisa melupakan Adara, apa laki-laki itu tak memikirkan perasaan Tiara? Kalau gadis itu tahu bahwa laki-laki yang ia cintai sekarang sedang menggumamkan nama gadis lain disaat ia tak sadar pasti sangat kecewa, pikir nya.

"Buka mata lo anjing!"Bentak Raka.

"Ka jangan dibentak, Devan masih belum sadar dengan apa yang dia lakuin sekarang, tenangin diri lo."Ujar Naufan tenang, ia segera menarik Raka untuk berdiri disamping nya, terlihat laki-laki itu sedang berusaha mengontrol emosi nya.

"Tapi gak gini juga cara nya fan, harus nya Devan sadar kalo yang dia lakuin ini salah, gimana kalo keluarga nya tau kalo Devan minum-minum kaya gini? Bisa abis ntar, nanti kita juga yang kena imbas nya."

Alvino yang melihat nya hanya menggeleng, ia berusaha untuk membangunkan Devan yang masih belum sadar walau mulut laki-laki itu terus meracau. Ia menepuk pipi Devan pelan.

"Bangun van."Ujar Alvino dingin, Tapi masih belum mendapat respon.

"Gue rasa sia-sia juga kita bangunin dia no, mending kita bawa pulang aja nih anak."Ujar Brian.

"Lo bego atau pura-pura bego sih Bri? Kalo kita bawa pulang, pasti kita yang tanyain sama keluarga nya kenapa si bos jadi mabuk kaya gini."Sahut Raka yang ada benar nya juga.

"Mana Devan?"

Sontak semua nya menoleh kearah sumber suara yang berasal dari pintu markas, mata mereka membulat melihat seseorang yang kini terlihat sangat marah.

"B-bang Dani"Gumam Alvino.

Dani melangkah masuk dengan raut wajah dingin, dan membuat atmosfer disana mendadak menjadi mencekam seketika, Raka dkk pun merasa merinding sekarang, ini baru pertama kali nya mereka melihat Dani mengeluarkan aura seperti ini, ada apa sebenar nya? Biasa nya laki-laki itu selalu menunjukkan wajah ceria, tapi kenapa sekarang sangat berbeda? Pikir mereka.

DEVAN & ADARA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang