Jangan lupa vote & comment yaw~
Happy Reading❤
••••🦋••••
Naufan, Raka, Brian, dan Alvino menatap Devan yang hanya diam, membisu ditempat nya. Laki-laki itu tak seperti biasanya, ada apa? Apa Devan masih memikirkan keadaan Adara?
Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang ada dibenak mereka. Mereka ingin bertanya tapi raut wajah laki-laki itu menunjukkan kalau ia sedang tidak ingin bicara.
"Ayolah van jangan kaya gini, kita bingung kalo dari tadi lo cuma diam aja, kalo ada masalah bilang jangan dipendam sendiri."Ujar Raka yang mulai membuka pembicaraan.
Devan masih diam, tidak membalas sekalipun. Laki-laki itu hanya menatap kearah depan dengan pandangan kosong.
"Van?"
"WOI!"Teriak Brian tepat ditelinga laki-laki itu, sedetik kemudian Devan pun tersadar dari lamunan nya, ia sedikit terkejut akibat teriakan Brian yang memekikkan telinga.
"Apa?"Tanya nya dengan wajah tanpa ekspresi, sedangkan yang lain mengernyit melihat laki-laki itu.
"Jadi dari tadi lo ngelamun hah?! Lo ada masalah apa sih? Ngomong dong, jangan diam aja van, lo gak biasanya kaya gini tau gak?"Ujar Alvino, marah.
Terdengar helaan napas berat dari Devan, laki-laki itu pun menatap teman-teman nya dengan tatapan serius. "Gue- Gue gak bisa."
"Hah? Maksud lo apa?"Tanya Naufan bingung.
"Kakek nyuruh gue buat ngejauh dari Adara fan, gue gak bisa lakuin itu."Ujar Devan membuat teman-teman nya terkejut.
"Bukannya bagus ya? Lo kan bisa lebih dekat lagi sama Tiara?"Ujar Brian sambil tertawa.
"Nah benar tuh, kan emang seharusnya lo jauhin dia van, dia gak pantas buat lo, mending juga Tiara. Udah baik, cantik lagi." Sahut Raka.
Devan hanya diam mendengar ucapan sahabat-sahabatnya itu, entah kenapa hati nya tidak rela kalau harus menjauhi Adara, mungkin karena ia masih memiliki perasaan pada gadis itu. Makanya ia merasa tak setuju dengan ucapan Raka dan Brian.
"Gue pergi dulu."Ujar Devan tiba-tiba, sontak hal itu membuat yang lain menoleh kearah nya.
"Kemana? Lo baru aja sampai dimarkas."Ujar Naufan, seperti biasa laki-laki itu terlihat tenang.
"Pulang."Balasnya dingin.
Brian terkekeh sinis mendengarnya. "Mau pulang atau nemuin cewek anak pembunuh itu?"
"Bri!"Tegur Alvino, karena ia tau saat ini mood Devan sedang tidak baik, ia takut kalau Devan marah. Seperti nya Brian juga sengaja memancing laki-laki itu.
Devan melirik tajam kearah Brian. "Gue lagi gak mood buat berantem." Ujarnya dengan nada rendah namun menusuk.
Brian menelan ludahnya kasar saat mata Devan menatap nya dengan tatapan tak seperti biasanya, terlebih lagi aura laki-laki itu sangat mengintimidasi apabila saat didekatnya.
Setelah mengucapkan itu Devan pergi dengan tampang datar, ia benar-benar tidak ingin meneladani siapa pun untuk sekarang, ia hanya ingin menenangkan pikiran nya.
"Sialan!"Umpat Brian.
"Lo harusnya tau kalau saat ini suasana hati Devan lagi gak bagus, kenapa lo tadi mancing dia?"Tanya Naufan dingin.
"Kenapa? Emang bener kan? Dia harus nya tau, mana cewek yang benar-benar tulus dan yang mana munafik!"Balas Brian kesal.
"Dan gue rasa juga Devan sekarang gak seasik dulu." Sahut Raka yang disetujui oleh Brian.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVAN & ADARA [HIATUS]
Teen FictionDevan Wijaya Pratama, cowok yang terkenal dingin tapi tampan dan memiliki sifat badboy disekolahnya, laki laki yang mempunyai kulit putih, berbadan tinggi, rahang yang tegas dan kokoh, hidung mancung, beralis tebal, bibir tebal bewarna merah alami d...