DA - Part 42

1.3K 60 51
                                    

"Kok kita ke rooftop sih fan?"

"Lo tunggu disini dulu"

Adara semakin bingung, saat melihat Naufan yang hendak melangkah pergi dari sana "Lo mau kemana?"

Lelaki itu tidak menjawab atau pun menoleh kearah nya, ia terus saja berjalan sampai keluar pintu rooftop.

Gadis itu hanya bisa terdiam, ia heran kenapa Naufan malah membawa nya kesini? Bukan nya bertemu dengan Devan?

Sejenak ia menikmati pemandangan yang ada dibawah sana, semilar angin yang menghembus pelan menerpa wajah nya dengan lembut.

Lama ia menunggu, akhir nya gadis itu berdecak. Kenapa Naufan lama sekali tidak kembali? Huh sebaik nya ia mencari lelaki itu, dan meminta penjelasan untuk apa ia dibawa kemari.

Saat Adara berbalik badan, tubuh nya mematung, apakah ia bermimpi? Atau berhalusinasi? Didepan sana, hanya berjarak beberapa meter dari nya, ia melihat lelaki itu.

"D-devan..."Gumam nya tanpa sadar, lelaki itu berjalan mendekati nya dengan membawa sebuket bunga lily putih yang terlihat sangat cantik.

"Gumam nya tanpa sadar, lelaki itu berjalan mendekati nya dengan membawa sebuket bunga lily putih yang terlihat sangat cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Buat kamu"Ujar Devan tersenyum tipis sambil menyodorkan bunga Lily itu pada Adara

Adara yang masih mematung pun hanya bisa terdiam, ini seperti mimpi bagi nya, kenapa bisa lelaki itu berada didepan nya dan membawakan sebuket bunga kesukaan nya, sungguh apa bila ini hanya mimpi, ia berharap tidak akan pernah terbangun lagi.

"Ra"Panggil Devan, ia tau pasti Adara terkejut dengan kejutan yang ia berikan secara tiba-tiba, apa lagi kemarin hubungan mereka sedang tidak baik-baik saja.

Dengan pelan, Devan mengarahkan tangan nya untuk menyentuh kepala Adara dan mengusap nya lembut, hingga membuat gadis itu tersadar dari lamunan nya.

"Van?"

"Aku kangen kamu"Balas Devan lembut, Adara yang mendengar itu seketika langsung memeluk Devan sangat erat, tidak dipungkiri ia juga merindukan lelaki itu.

Devan membalas pelukan nya tak kalah erat, dan sesekali mencium kepala Adara dengan sayang, dada lelaki itu tiba-tiba terasa sesak saat mengingat perlakuan nya kemarin terhadap gadis nya.

"Maaf ra, maafin aku... Aku tau, aku udah nyakitin kamu..."

Gadis itu melepaskan pelukan nya dan mendongak menatap Devan dengan air mata yang sudah mengalir, Devan yang melihat langsung menghapus nya.

"Kenapa nangis, hm?"

"E-enggak, aku cuma terharu aja karena sekarang kamu mau ma-

Ucapan Adara terhenti, karena Devan menutup mulut nya dengan telapak tangan lelaki itu "Pliss jangan minta maaf, karena yang salah disini aku bukan kamu ra"

DEVAN & ADARA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang