Jangan terlalu mencintai seseorang, kadang itu bisa menyakitkan apa bila masa lalu nya datang, dan cuma ada dua pilihan bertahan atau tinggalkan.
-Adara Wulandari-
🕊🕊🕊
"Aduhh telat lagi.""Gue harus manjat nih."
Laki-laki itu mulai memanjat tembok sekolah nya dengan lihai lalu menepuk pelan celana abu-abunya yang sedikit terkena debu.
"Devan ngapain kamu?"
Mata nya membulat saat mendengar suara yang cukup tegas itu, ia menoleh dengan hati-hati dan melihat wanita paruh baya dengan tubuh yang sedikit gemuk menatap nya dengan tajam sambil berkacak pinggang.
"Eh ibu, ngapain disini bu?"Ujar Devan dengan tampang seperti tidak terjadi apa-apa.
"Seharus nya saya yang bertanya seperti itu, dasar anak nakal."Ujar Ibu Neli menarik sebelah telinga laki-laki itu.
"Aw aw bu!"
Ibu Neli terus saja berjalan sambil menarik telinga laki-laki itu sampai ke tengah lapangan lalu melepaskan nya dengan menatap Devan marah.
"Kamu berdiri disini dan hormat didepan tiang bendera! Sampai jam pelajaran pertama habis baru kamu bisa kembali ke kelas."Tegas Ibu Neli membuat Devan hanya pasrah.
"Udah telat, seragam berkeluaran dan itu rambut kamu acak-acakan, mau jadi apa kamu hah?!"Ujar Ibu Neli menatap laki-laki itu dari atas sampai bawah, penampilan Devan kini memang cukup berantakan karena ia bangun kesiangan akibat tadi malam bermain dengan teman-teman nya dimarkas sampai larut malam.
"Mau jadi sukses lah bu, ibu kira saya sekolah ngapain? Kalo gak belajar."Balas Devan melengos malas.
"Belajar? Omong kosong dari mana itu? Setahu saya kamu sering bolos."Ujar Ibu Neli sukses membuat Devan skakmat, karena itu memang benar.
Setelah mengucapkan itu, Ibu Neli pergi dari sana membuat Devan berdecak kesal melihat nya.
Tubuh nya kembali tegap untuk menjalankan hukuman yang diberikan, keringat terus bercucuran dari kening nya apa lagi sekarang seragam nya tercetak Jelas pada tubuh atletis milik Devan.
"Adara berdiri disini!"
Ia menoleh saat mendengar teriakan dari Ibu Neli lagi, dan terkejut saat melihat Adara, seperti nya perempuan itu juga terlambat.
Adara berdiri tidak jauh dari Devan, gadis itu juga terkejut saat mendapati laki-laki itu berada disini, apa ini suatu kebetulan? Mereka sama-sama dihukum.
"Hah saya gak habis pikir kenapa bisa kalian berdua sama-sama telat? Apa jangan-jangan kalian janjian?"Tanya Ibu Neli dengan tatapan menyelidik.
"Gak lah bu, saya sama dia gak pernah janjian, palingan dia yang ikutin saya."Ujar Devan datar, melirik Adara yang ada disamping nya, gadis itu hanya diam menunduk.
"Bener Adara?"
"Enggak bu, saya emang telat tapi gak ikutin Devan."Balas Adara, Ibu Neli mengangguk paham.
"Ya sudah, kalian saya hukum disini. Awas aja kalo saya liat kalian berduaan apa lagi mesra-mesraan, saya akan menambah hukuman kalian dua kali lipat dari ini."Ujar Ibu Neli membuat Devan dan Adara melotot mendengar nya.
"Ya kali bu, saya aja ogah dihukum berdua sama dia apa lagi kaya gitu."Ujar Devan kesal, sedangkan Adara hanya terdiam mendengar nya. Apa kah Laki-laki itu memang sangat membenci nya? Sejijik itu kah Devan pada nya?
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVAN & ADARA [HIATUS]
Teen FictionDevan Wijaya Pratama, cowok yang terkenal dingin tapi tampan dan memiliki sifat badboy disekolahnya, laki laki yang mempunyai kulit putih, berbadan tinggi, rahang yang tegas dan kokoh, hidung mancung, beralis tebal, bibir tebal bewarna merah alami d...