Chapter (39)

154 14 0
                                    


🌻🌻🌻

Jam menunjukkan pukul 5.00 dini hari. Bulan berjalan keluar dari gedung sekolah pagi buta agar tak ada yang melihat betapa hancur nya ia saat ini.

Bulan terus berjalan menyusuri tepi jalan yang sangat sepi, suara adzan subuh yang hanya terdengar begitu nyaring membuatnya menoleh dan tersadar sampai mana ia sudah berjalan menjauhi sekolahnya.

Apa yang baru saja ia lakukan dengan Arya ada hal yang tak pernah ia bayangkan sekalipun dalam benaknya. Masa depan nya hancur begitu ia keluar dari gerbang sekolah nya, entah ia akan kembali ke sekolah itu atau tidak. Bulan sangat kacau sekarang.

Gadis berambut sebahu itu akhirnya tiba di rumah nya, Bulan melamun menatap gagang pintu depan rumahnya. Apa yang akan ia lakukan jika sampai Ranti tau jika putri satu-satunya sudah merusak masa depannya sendiri.

Bulan menghapus air matanya lalu membuka perlahan daun pintu itu agar tak menimbulkan suara yang akan membuat Ranti terbangun. Ia pun segera masuk kedalam kamarnya dan langsung memasuki kamar mandi tanpa melepas apapun ia kenakan saat itu.

Bulan menyalakan shower di kamar mandinya, lalu melepas sling bag yang tadi ia gunakan. Bulan kembali berdiri di bawah shower mengalir kan air yang begitu dingin, air mata Bulan luruh bersamaan dengan air itu Bulan menggosok kasar seluruh tubuhnya berharap tubuh nya yang sudah kotor akan bersih kembali namun itu tak mungkin pernah terjadi.

"Hiks apa yang udah aku lakuin, Tuhan kenapa semua itu terjadi?"

"Aku udah kotor! Hiks hiks Ma.. maafin Bulan ma.. Bulan udah ngecewain Mama."

Tubuh Bulan lemas hingga ia merosot ke lantai kamar mandi nya yang dingin, Bulan bahkan tak perduli dengan badannya yang sudah menggigil hebat. Bukan hanya berharap agar tubuhnya bisa bersih kembali.

«★»

Arya sudah bangun setelah tidur dan tak sadarkan diri setelah melakukan hal terlarang itu bersama Bulan. Arya sekarang berdiri tak jauh dari rumah Bulan sungguh ia sangat benci dengan dirinya bagaimana bisa ia merusak gadis yang ia cintai semalam.

Arya mungkin sudah tak punya nyali untuk menunjukkan wajahnya di depan Bulan setalah ini. Namun Arya berdiri disini karena ia sangat merasa bersalah dan khawatir sebab saat terbangun tadi ia sudah tak melihat Bulan di dalam ruang UKS itu. Sudah pasti Bulan pergi begitu bangun dari tidurnya.

"Bulan maafin aku." ucap Arya sembari menatap jendela kamar Bulan yang masih tertutup.

"Aku mungkin udah gak pantes buat, bilang cinta sama kamu. Karena aku udah rusak kamu Bulan." Arya mengusap air matanya.

Arya masih setia melihat jendela kamar Bulan berharap gadis itu membuka nya, dan Arya bisa melihat keadaan Bulan walaupun dari kejauhan. Dan tak lama gorden itu terbuka Arya segara bersembunyi namun yang membukanya bukan Bulan melainkan Ranti.

"Bulan bangun udah pagi, kamu harus sekolah kan?" ujar Ranti seraya duduk di pinggiran ranjang Bulan anak gadisnya.

Bulan mengerjapkan kedua matanya, baru beberapa menit ia terpejam setelah lelah menangis tadi subuh. "Bulan izin hari ini ya mah, Bulan capek."

Ranti membuang napasnya berat. "Semalam kamu kemana aja Bulan? Mama telfon tapi nomer kamu gak aktif."

Bulan mendadak kikuk apa yang harus ia katakan pada Ranti. "Hm, maaf mah Bulan lupa bilang kalo Bulan semalem nginep di rumah Nanda."

Painful By Accident (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang