Chapter (48)

153 15 1
                                    

''Semua perbuatan di dunia itu ada konsekuensinya. Jadi berhati-hatilah dalam bertindak dan melakukan apapun.''

🌻🌻🌻


Malam kian larut, jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Dan Bulan masih duduk bersama Arya di teras kost-kostan cowok itu.

"Jadi kapan kita ngomong ke mama kamu?" tanya Arya.

"Nanti dulu deh Ar," Arya melihat Bulan, mata gadis itu benar-benar menyiratkan khawatir yang begitu besar. Dan begitupun Arya yang memikul beban yang sama dengan Bulan.

Arya mengusap bahu Bulan lembut, agar Bulan mendapatkan sedikit ketenangan darinya. "Kita pikir pelan-pelan ya, aku bakal berusaha cari jalan keluarnya."

Bulan menghela  napas sejenak lalu menatap Arya dalam.  "Apa kita gugurin aja Ar?" Perkataan Bulan membuat Arya melotot.

"Bulan kamu, kamu serius? Itu anak kita darah daging kita, dia gak berdosa. Kamu tega mau melenyapkan dia?" ucap Arya.

Bulan bangkit dari duduk nya begitu melihat respon Arya yang tidak suka. "Kamu gak bisa ngertiin aku Ar? Aku takut Ar, gimana sama masa depan aku kalo sampe orang-orang tau. Orang tua aku juga tau. Kita masih SMA masa depan aku, kamu masih panjang."

Apa yang di katakan Bulan memang ada benar nya, tapi menggugurkan nya juga sama dengan membunuh bayi itu bukan?  Anak yang tidak bersalah.

Arya mengacak rambutnya frustasi bagaimana bisa ia berada dalam situasi ini, bahkan bersama Bulan. Sungguh Arya bingung sekarang.

"Tapi kita bisa pikirin cara lain lagi Bulan?"
titah Arya.

"Cara apalagi Arya? Cuma itu satu-satunya cara biar kita bisa selamat. Sampai gak ada orang yang tau." balas Bulan.

***

Pagi pun tiba gadis berambut sebahu yang tak lain adalah Bulan ia sudah berseragam rapi dan bersiap untuk berangkat ke sekolah hari senin ini.

Bulan pulang dari rumah Arya tepat sebelum sang mama pulang. Untung nya karena Bulan juga pulang jam 11 malam dan ternyata mamanya ada makan malam bersama atasan kantor nya. Jadi Bulan masih bisa menghindari Ranti tadi malam.

Bulan menatap pantulan dirinya di depan kaca, ia melihat perut rata nya lalu tangan nya terangkat mengelus perlahan permukaan perutnya yang di lapisi kemeja sekolah. Bulan bahkan tak bisa membayangkan jika nanti perutnya membesar dan ia tak bisa menutupi itu.

Ia tau hal sebesar ini akan sulit ia tutupi, biar bagaimanapun ini adalah masalah yang begitu besar dan keputusan nya semalam sudah bulat. Bahwa ia akan menggugurkan kandungan nya, walau saja Arya menolak. Tapi walaupun tanpa persetujuan Arya Bulan tetap akan melakukan nya karena ia tak mau jika Ranti sampai tau apa yang menimpanya ini.

Bulan melihat lagi hasil test pack miliknya, dua garis merah itu terpampang jelas disana.

"Ya Tuhan, apa yang harus aku lakuin sekarang? Apa aku harus menerima ini semua atau menghilangkan dia dari hidup ku." beo Bulan sembari terus memegang perutnya dan test pack itu.

Ceklek

"Bulan."

Bulan tersentak dan melemparkan test pack itu kesembarang arah lalu mengusap air matanya cepat, kala mendengar pintu kamar nya yang terbuka tiba-tiba.

Painful By Accident (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang