✨Epilog✨

853 26 3
                                    

“Kematian, musibah, kebahagiaan ketiganya datang tanpa diminta dan tidak diundang. Bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Suka dan duka juga datang dan pergi tanpa di minta.”

~Note~

🌻🌻🌻

Mereka bertiga bersiap pergi menuju lokasi dan sebelum itu Hana sudah menelfon Nanda, dan juga Riska untuk kemari membantu mereka.

"Kita ikut juga." ucap Raka begitu tiba bersama Nanda dan juga Riska.

"Gini aja, lebih baik yang cewek tetap disini. Biar kita bertiga yang kesana, soalnya terlalu bahaya." titah Arya.

Akhirnya para gadis-gadis pun paham, saat ini kondisi nya tak memungkinkan untuk mereka ikut. Tapi mereka bisa mengawasi nya dari sini.

"Ayo." Arya, Bayu dan Raka pun pergi menuju lokasi dengan cepat agar bisa segera menyelamatkan Bulan dan Santi.

"Semoga mereka baik-baik aja ya."

"Hm, gue takut banget."

"Apalagi Bulan lagi hamil."

"Kita doakan semoga mereka semua balik dengan selamat." ujar Mereka kala melihat mobil Arya sudah pergi dari Cafe.

Dan setelah perjalanan selama setelah jam dengan kecepatan penuh, mereka tiba di hutan yang masuk nya lumayan jauh dari jalan raya.

Mereka bertiga turun dari mobil dan dari mereka berdiri, mereka bisa melihat rumah besar yang tertutup pepohonan di hutan.

"Itu, kayaknya itu deh vilanya." Tunjuk Raka.

Mereka pun bergegas berlari menuju ke vila itu, dan ada beberapa pengawal yang mengawasi setiap jalan itu. Bayu sudah menyingkirkan orang-orang itu, melawan nya saat di perjalanan.

***

Bulan sekarang kembali berada di dalam kamar yang tadi, namun ia tak di ikat lagi tapi pintu kamar itu tetap di kunci dan ia terkurung disini sendiri. Ia benar-benar khawatir dengan Bu Santi di bawah ia takut jika sampai terjadi apa-apa.

"Akhh." Bulan menoleh ke arah pintu kala mendengar suara teriakan Santi yang begitu keras.

Ya Tuhan. Apa yang terjadi bawah, apa Gina dan Yudha benar-benar menghabisi Bu Santi? Tidak! Itu tidak akan terjadi, dengan susah payah Bulan bangkit sembari memegangi perutnya yang masih kram.

Ceklek ceklek ceklek
Bulan terus mencoba membuka pintu itu, menggedor nya dan meminta Yudha agar membukanya namun usaha tak membuahkan hasil.

Bulan mengusap air matanya kasar, ia berdiri sudah tanpa alas kaki. Wajahnya kusut dan rambut nya berantakan. Lalu Bulan berpikir sejenak dan ia menarik kursi tadi, ia bisa mengunakan ini untuk membuka pintu kamar ini.

Kursi ini lumayan besar dan berat bagaimana ia bisa mengangkat nya. "Bulan kamu pasti bisa!" beo nya.

Bulan tertatih-tatih mengangkat kursi itu untuk menghancurkan gagang pintu itu. "Akhh.." ia meringis perutnya bertambah sakit. Bulan berhenti sejenak untuk menahan rasa sakit di perutnya. "Nak, bertahan sebentar ya? Bunda harus selamatkan nenek."

Painful By Accident (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang