Chapter (51)

158 13 0
                                    

🌻🌻🌻


Petang telah tiba, Arya sudah pulang dari rumah sakit sejak beberapa jam yang lalu sekarang ia tengah duduk bersama temannya yaitu Raka.

Banyak pembahasan yang ia bahas bersama Raka, tentang keputusan selanjutnya dan berbagai saran yang DJ berikan Raka membuat nya sedikit lebih tenang.

"Yah, menurut gue memang itu jalan terbaik nya Ar. Lo harus tanggung jawab apapun yang terjadi." ujar Raka.

Arya mengangguk paham. "iya Ka, gue gak tega sama Bulan. Tapi ini benar-benar kecelakaan, dan gue gak bermaksud sama sekali ngelakuin itu sama Bulan."

"Gue ngerti, dan setelah lo ngomong ke Mama nya Bulan. Nanti kita bareng-bareng cari bukti kalau kalian itu cuma korban nya Yudha, gue tau Yudha itu licik dia bisa lakuin apa aja demi apa yang dia mau. Gue kenal dia dari SMP." tutur Raka.

Yudha bukanlah laki-laki yang bisa ditebak dengan mudah, sudah pengalaman Raka yang pernah satu sekolah dengan Yudha dulu. Laki-laki itu memang licik, dan brengsek semua orang tau kalau saat ulangan Yudha selalu menyogok guru agar mendapatkan peringkat tinggi.

Tapi tak satupun orang murid pun yang berani melapor atau memberikan berita kecurangan itu pada yang berpihak.  Sebab tak segan-segan murid atau orang itu pasti terkena ancaman jika murid pasti akan di keluarkan dari sekolah.

"Yudha itu bermuka dua, dari dulu dia punya sikap yang berubah-ubah. Itu sebab nya gue gak gabung lagi sama dia, dulu gue, Bayu, Agil, Yudha kita berteman tapi karena kita udah tau perbuatan Yudha yang kayak gitu akhirnya kita bubar dan cuma sisa Bayu aja yang masih jadi babu setia nya Yudha." tukas Raka.

Hem, jadi seperti itu. Yudha bukan laki-laki sembarangan ia harus bisa hati-hati dengan Yudha. Ia tak mau jika sampai Bulan tersakiti akibat perbuatan Yudha sudah cukup dengan satu musibah ini dan ia tak mau jika Yudha sampai berbuat yang lain-lain lagi.

Raka menepuk pundak Arya. "Kedepannya lo bener-bener harus hati-hati sama Yudha. Ya Ar?"

Arya mengangguk paham. "Iya Ka, thanks ya lo udah mau dukung gue dan kasih gue bantuan."

Raka tersenyum. "Udah seharusnya kita sebagai teman, saling membantu. Ya udah gue pulang dulu, mau bantuin bapak gue jualan."

Arya dan Raka bangkit dari duduknya. Arya mengantar Raka hingga di bawah kontrakannya. Dan saat ia berbalik ia melihat seorang wanita.

"Ibu?" Ternyata Santi yang baru saja datang dengan tas yang ia bawa.

Santi tersenyum lalu melangkah cepat memeluk putranya. "Hem, Arya. Ibu kangen banget lama ya ibu gak kesini."

"Gak papa Bu, Arya ngerti kok." ucap Arya lalu melepaskan pelukannya. "Ibu mau nginap?"

Santi tersenyum. "Iya, ibu lagi cuti selama sebulan. Dan selama itu ibu bakal temenin kamu."

Arya senang bukan main, karena Santi akan menemani nya dan tinggal lebih lama bersama nya. "Ayo Bu kita masuk."

***

Malam pun tiba sekarang sudah jam tujuh malam gadis berambut sebahu itu, terus menerus menangis ia tak habis pikir jika Ranti akan menuruti laki-laki brengsek seperti Yudha.

Sekarang ia berada di kamar menekuk lututnya, menenggelamkan wajahnya di lekukan kaki nya.

Kenapa ini semua menjadi rumit, ya Tuhan? Apa sebenarnya rencana mu. Kenapa mama ngelakuin itu sama aku. Gumam Bulan sendu dalam hatinya.

Painful By Accident (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang