🌻🌻🌻
Bulan gadis itu keluar dari mobil Ranti dengan cepat lalu berlari tanpa mengindahkan panggilan Ranti sama sekali. Hatinya benar-benar sakit namun Ranti sama sekali tak mengerti, Bulan malas ingin menjelaskan apa yang ia alami di kamar Yudha tadi namun mungkin saja itu percuma. Ranti pasti tak akan percaya dengan omongan nya dan malah akan memarahi dirinya lagi."Bulan, lo kenapa?" Tanya Nanda khawatir yang melihat Bulan membanting diri di ranjang lalu menangis.
Hiks hiks hiks
Nanda dan Riska saling pandang, mereka mengelus punggung Bulan agar memberikan ketenangan bagi Bulan.
"Lo ketahuan sama Yudha ya tadi? Bulan jangan nangis terus cerita sama kita." titah Riska. Sungguh mereka tak tega melihat Bulan menangis seperti ini.
Bulan akhirnya duduk, gadis itu mengusap pipinya kasar menghilangkan jejak air matanya. "Gue hampir ketahuan tadi, lo tau gak setiap gue sama Yudha di kamar dia pasti berusaha mau ngelecehin gue Nan, hiks hiks."
Nanda pun memeluk Bulan yang kembali menangis. "Shut, lo yang sabar ya. Kita pasti bantu lo buat buka kedok nya Yudha."
"Tapi lo gak sampe di lecehin kan?" Tanya Riska dan Bulan menggeleng.
"Yudha tuh ya bener-bener brengsek tuh cowok! Gak punya rasa empati nya sedikit aja anjir, emosi banget gue." ujar Nanda kesal.
"Terus lo udah cerita ke mama lo?" tanya Riska lagi, namun Bulan menggeleng dan membuat Nanda begitu juga Riska kaget.
"Kasih tau dong Lan, biar pernikahan lo bisa batal." tukas Riska.
"Percuma Ris, nyokap gue gak bakal ngerti. Gue capek, ngejelasinnya."
Akhirnya Riska dan Nanda sudah memberikan ketenangan bagi Bulan, dan mereka pun pamit pulang karena sudah larut malam.
Bulan menutup pintu kamarnya dan duduk di meja belajarnya ia melihat sekotak susu dan coklat.
Sudut bibir Bulan tertarik ke atas, walaupun hal kecil seperti ini yang di lakukan Arya itu sudah membuatnya bahagia.
"Makasih ya Ar, aku berharap bisa ngobrol lagi sama kamu. Cerita tentang anak kita."
Bulan mengelus permukaan perutnya yang masih rata, setidaknya ia masih bisa bersembunyi sampai ujian tiba.
Bulan bahkan tak bisa berhubungan dengan Arya lewat ponsel karena ia sudah berganti nomer karena suruhan Ranti, agar Arya tak bisa menghubungi nya lagi.
"Bentar ya nak, Bunda bikinin susu buat kamu. Ini dari ayah loh." gumam Bulan berbicara pada anaknya.
Dalam hati Bulan juga lega, bahwa Arya masih peduli dan sayang padanya walau laki-laki itu terlihat cuek ketika disekolah namun mungkin saja Arya seperti itu agar ia lebih aman karena Yudha selalu mengawasinya ketika di sekolah.
.
.
.
.
Disisi lain sekarang Arya sudah berada di di rumahnya setelah pulang dari rumah Bulan beberapa menit yang lalu.Sekarang sudah jam sembilan malam namun Santi tak ada di rumah, lalu kemana ibunya pergi?
Arya pun bangkit dari duduknya berencana untuk mencari ibunya. Dan saat ia ingin menutup pintu ia melihat Santi berjalan dengan seorang laki-laki ber jas rapi.
Arya merenyit, bukan kah itu adalah Mario? Ayahnya yang dulu tak mengakui dirinya? Lalu mengapa ibunya bersama pria itu lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful By Accident (Completed)
Short Story[Cerita Sudah lengkap!] Pada saat itu orang ketiga di antara mereka yang iri dengan hubungan Bulan dan Arya berusaha membuat hubungan mereka hancur. Setelah Bulan kehilangan kesucian yg selalu ia jaga, karena sebuah kesalahan membuat Bulan membenci...