Chapter (29)

141 31 0
                                    


🌻🌻🌻

Pagi ini Arya sudah berada di dalam ruang guru bersama Arvin di sebelah nya  yang sedang menjelaskan apa yang akan ia beritahu pada teman-temannya di kelas nanti.

"Jadi gini Arya, kamu harus kasih tau ke semua murid di kelas. Sebagai wakil ketua kelas." Ujar Arvin.

Arya mengangguk sembari menyimak apa yang akan di jelaskan oleh wali kelas yang masih muda ini. "Jadi kamu harus ngomong gini, mendorong aktif atau saling membantu dalam kegiatan belajar, artinya saling membantu dalam penaikan nilai dan lebih giat dalam pelajaran. Paham kan?"

Arya manggut-manggut paham. "Iya pak."

Arvin tersenyum lalu berkata lagi. "Kamu juga harus membuat komite untuk karyawisata dan suruh semua murid untuk membuat jurnal setelah perjalanan karyawisata sekolah."

Tiba-tiba Arya menggaruk pelipis nya yang tak gatal, ia jadi bingung sendiri. Ini pertama kalinya ia menjabat jadi wakil ketua kelas.

"Kamu kenapa?"

"Eng... Itu saya jadi bingung pak?"

Arvin tersenyum geli. "Kamu nggak boleh gitu, kan kamu tangan kanan saya." Arya tertawa kecil.

Ceklek

Pintu ruang guru terbuka Arvin dan Arya menoleh bersamaan.

"Agil selamat ya." Celetuk salah satu guru paruh baya itu. Arya melihat Agil yang nampak tersenyum senang juga.

"Emang kenapa pak?" Tanya salah satu guru lainnya.

"Itu papanya Agil mau di pindah tugaskan di Singapura, dan dia mau ikut pindah sekolah disana." Terangnya. "Dan ini hari terakhir nya sekolah di SMA Pancasila."

"Wah secepat itu Agil, ibu sedih dengernya." Imbuh Bu Sarah.

Agil terkekeh. "Saya pasti tidak melupakan ibu."

Arya terpaku

***

Arya baru saja keluar dari rumah guru dan ia menemui Agil yang sedang membereskan peralatan sekolah nya di loker nya.

"Agil."

Agil menoleh dan mendapati Arya di samping nya. "Pergi, gue lagi males!"

"Gue nggak nyangka lo bakal nyerahin semudah itu!" Ucap Arya.

Agil tertawa hambar. "Beraninya lo bilang kalau gue nyerah? Lo cuma pecundang disini!"

Arya mengehela napasnya pelan. "Lo biasa kan ngelawan setiap perbuatan Yudha, dan sekarang apa? Lo nyerah!"

Agil menoleh ke arah Arya dan menatap nya tajam. "Tutup mulut lo! Lo nggak tau apapun!"

"Gue bahkan masih bisa bertahan, walau gue di bilang pecundang disini. Gue sempet mau melarikan diri dari masalah, tapi gue tetap bertahan dan bisa dapat solusi dari itu semua." Tutur Arya.

Agil menutup lokernya keras sehingga menimbulkan suara bising. "Gue senang atas keputusan lo, tapi gue bukan lo!"

Agil pun berjalan melewati Arya, namun Arya kembali berkata. "Gimana kalau kita bertanding sebelum lo pindah dari sekolah ini!" Yang membuat Agil berhenti dari langkahnya.

Agil tertawa samar, dan Arya berjalan di mendahului Agil Siradj buku lapangan outdoor SMA Pancasila.

Tibalah mereka berdiri sejajar, Arya dan Agil telah menanggalkan seragamnya dan hanya tersisa kaos putih polosnya saja.

Painful By Accident (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang