🌻🌻🌻
Gadis berambut coklat yang sedang berdiri di depan kaca wastafel yang berada di UKS. Bulan terus memandang wajahnya sendiri, kenapa dirinya merasa mual hari ini dan badannya lemas sekali.Semoga dirinya baik-baik saja dan tidak terjadi hal-hal yang mungkin saja buruk baginya.
Tok tok
"Bulan kamu di dalam?"
Bulan tersadar dari lamunannya, gadis itu mengusap jejak air matanya menggunakan punggung tangannya. Lalu ia pun berjalan keluar dari WC UKS.
"Mama?"
Ranti baru saja tiba dari kantornya ia langsung menuju ke sekolah putrinya. Dan memeriksa nya sekarang juga, Ranti menghampiri putrinya.
"Kamu gak papa kan? Terus gimana pelajaran mu, kamu pasti tertinggal kan. Bentar lagi ujian Bulan." ujar Ranti.
Bulan membuang napasnya berat, apa Ranti tak khawatir sama sekali dengannya kenapa mamanya selalu saja mementingkan pelajaran sekolah yang Bukan tinggal karena ia pingsan tadi.
Bukannya bertanya keadaan dirinya?
"Mama gak khawatir sama Bulan ma?" tanya Bulan.
Ranti menautkan kedua alisnya. "Maksud kamu apa Bulan? Apa masih kurang perhatian mama sama kamu, selama ini siapa yang biayain kamu sekolah dari kecil sampe sekarang? Hah?"
Bulan tersenyum getir. "Mama gak apa pernah ngertiin Bulan, dari dulu mama selalu begitu!"
Ceklek
Arvin terdiam, karena mendengar suara adu mulut antara ibu dan anak muridnya itu.
Arvin tersenyum sopan. "Maaf saya mengganggu,"
Arvin masuk lalu menyerahkan plastik berdiri obat uang Arvin tebus untuk Bulan tadi. "Bulan ini obatmu, segera minum ya."
Bulan menerima nya, lalu mengangguk paham pada Arvin.
"Kalau Bulan mau pulang, saya mengizinkan nya karena memang Bulan sedang kurang sehat sebaiknya anak ibu istirahat dulu di rumah." ujar Arvin.
Ranti berdecak kesal. "Ya udah Bulan, kamu pulang. Istirahat di rumah!"
Bulan yang tadi menunduk saja kini berangsur pergi kembali kelas nya untuk mengambil tas.
"Kalau begitu saya permisi pak, Terimakasih." Ranti berpamitan dengan Arvin dan berlalu pergi dari sana.
•••
Arya baru saja pergi dari kantin sekolah bersama Raka di samping nya, Arya membeli beberapa roti dan teh hangat untuk Bulan yang masih di UKS.
"Jadi lo udah baikan sama Bulan Ar?"
Arya menggeleng lemah. "Belum."
Memang tak semudah itu memaafkan kesalahan besar. "Sabar Ar."
Arya tersenyum dan saat ekor matanya melihat sekitar lapangan ia menangkap sosok gadis yang baru saja ia katakan.
Raka pun ikut melihat apa yang di pandang Arya. "Kayaknya itu Bulan deh Ar."
"Iya Ka, gue kesana dulu. Lo duluan aja." Setelah mengatakan itu dan Raka mengangguk Arya pun berlari kecil untuk menghampiri Bulan yang seperti nya akan pulang.
"Bulan."
Merasa ada yang memanggil namanya Bulan pun berbalik perlahan. Lagi dan lagi cowok ini, yang selalu ia hindari tapi selalu saja membuntuti nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful By Accident (Completed)
Short Story[Cerita Sudah lengkap!] Pada saat itu orang ketiga di antara mereka yang iri dengan hubungan Bulan dan Arya berusaha membuat hubungan mereka hancur. Setelah Bulan kehilangan kesucian yg selalu ia jaga, karena sebuah kesalahan membuat Bulan membenci...