Juyeon???

147 31 3
                                    

Seharian ini The Boyz telah melakukan sesi pemotretan untuk majalah. Wajar saja jika mereka sekarang merasa kelelahan dan tidur lebih awal. Beberapa anggota lainnya sudah tertidur di kamarnya masing-masing, tetapi ada juga yang masih bermain game di ruang tamu. Eric masih sibuk main game. Emang gak ada capek-capeknya tuh anak.

Dan juga Sunwoo, dia memang tidur. Tetapi bukan di kamarnya. Melainkan di kamar Sangyeon. Karena katanya di kamar Sangyeon tuh enak, adem.

Salah satunya yang tertidur lelap di kamarnya masing-masing adalah Juyeon. Begitu ia sampai, ia langsung menidurkan tubuhnya di kasur. Belum mandi. Katanya besok pagi aja.

"Woi!"

Younghoon yang baru saja memejamkan matanya untuk tertidur langsung tersentak kala mendengar seruan Juyeon dari belakangnya.

Younghoon membalikkan badannya, untuk melihat mengapa Juyeon berseru seperti itu. Tetapi, Juyeon juga memunggungi Younghoon. "Yaelah, cuma lagi ngigo."

Setelah menyadari kalau Juyeon hanya sekedar mengigau, Younghoon kembali memunggungi Juyeon dan berniat untuk memasuki alam mimpinya lagi. Tetapi itu gagal, karena Juyeon yang kembali berseru dari belakangnya. "Lari woi!"

Sebenarnya bisa saja Younghoon mengabaikan seruan-seruan Juyeon, tapi volume seruannya terlalu besar. Suka bikin kaget.

Setelah menunggu beberapa detik dalam posisinya, akhirnya Juyeon sudah tak mengigau lagi. Younghoon pikir, ini adalah waktu yang tepat untuk melanjutkan tidurnya. Tetapi, lagi-lagi gagal karena Juyeon yang kembali bersuara.

"AHAHAHAHAHA."

Kali ini bukan seruan lagi, tetapi suara tawa yang sangat puas.  Entah apa yang sedang Juyeon mimpikan, yang jelas dan terpenting bagi Younghoon adalah ia ingin tidur.

Younghoon berusaha mengabaikannya, tetapi jika Juyeon mengigau lagi sekali disaat ia akan tertidur, ia benar-benar akan menyiram Juyeon dengan air dari gayung berbentuk hati.

Setelah berdoa agar Juyeon tidak mengigau lagi, Younghoon kembali berusaha menyantaikan pikirannya agar bisa memasuki alam mimpi. Karena biasanya jika masih banyak pikiran, maka kita tak akan bisa tertidur.

Tetapi sepertinya Younghoon sedang banyak pikiran, entah apa yang ia sedang pikirkan sampai ia tak bisa tidur dengan cepat. Padahal badannya terasa sangat lelah.

Tetapi biasanya semakin dipaksa tidur, semakin susah tidur.

"Woi, Bang!"

Dan lagi.

Younghoon memejamkan matanya lebih dalam lagi, menarik nafas dalam-dalam. Bersiap untuk ke kamar mandi, mengambil gayung berbentuk hati yang berisi air. Lalu disiram kepada Juyeon, agar tersadar dari mimpinya. Yang parahnya mengganggu tidurnya.

Baru saja Younghoon membalikkan badannya, ia tiba-tiba terkejut karena melihat Juyeon yang sedang duduk di tepi kasurnya.

Spontan Younghoon ikut mendudukkan dirinya, seolah rasa lelah dan kantuk yang ia rasakan tadi hilang dalam sekejap.

"Juy, lo ngigau sampe duduk?!"

Juyeon mengerutkan dahinya, lalu menggeleng. "Gue?"

Mendengar jawaban Juyeon yang kurang meyakinkan, Younghoon bangun dari tempat duduknya dan menghampiri Juyeon. Ia lalu membuka mata Juyeon dengan jari telunjuk dan jempolnya. Karena dari kasurnya dan mata yang sudah beberapa watt, Younghoon jadi tidak bisa melihat mata Juyeon dengan begitu jelas, apa mata Juyeon sedang terbuka atau tertutup.

Tanpa protes, Juyeon menerima saja Younghoon membuka tutup kelopak matanya.

"Ternyata lo bangun, Yeon!" seru Younghoon sambil sedikit menjauh, lalu kembali duduk ke kasurnya.

"Ya dari tadi juga gue bangun!"

Younghoon mengerutkan dahinya, "Kapan? Dari tadi lo wai woi wai woi pas gue mau tidur!"

Juyeon tertawa sekilas, "Gue lagi mabar. Lo gak liat apa, Bang?"

"Tapi tadi sebelum gue tidur, jelas-jelas lo udah tidur duluan!"

Juyeon menunjukkan cengirannya, "Gue bangun lagi. Baru inget, si Lee Know ngajakin mabar."

"Tumben. Biasanya sibuk sama meng-mengnya."

"Dia lagi di rumah neneknya, Bang. Kucingnya lagi ngidam nasi pecel buatan neneknya katanya."

Younghoon hanya ber-oh ria mendengar jawaban Juyeon. "Terus lo ngapain manggil gue?"

Lagi-lagi Juyeon menunjukkan cengirannya, "Main basket, yuk?"

Younghoon spontan melotot karena mendengar ajakan Juyeon. Ajakan yang sangat tidak masuk akal untuk saat ini. Younghoon melihat jam dinding kamarnya, matanya semakin melebar. "Lo gila, ya, ngajakin anak orang main basket tengah malem gini?!"

"Sehat, Bang. Pergantian hari. Main basketnya seharian," sahut Juyeon santai sambil mengacungkan kedua jempolnya pada Younghoon.

"Gila lu," umpat Younghoon

"Awas diculik wayway gembel, tau rasa lu," imbuh Younghoon.

Niatnya sih bercanda, tapi reaksi Juyeon setelahnya benar-benar ingin membuat Younghoon tertawa dengan kencang. Tetapi, kan, niatnya memang untuk membatalkan ajakan Juyeon.

"Iya juga ya, mak gue bilang gitu juga. Udah ah, mau main PS aja di depan, bareng Eric."

Setelah mengatakan itu, Juyeon langsung melengos begitu saja. Meninggalkan Younghoon yang sudah tidak tahan untuk menahan tawanya.

Setelah Juyeon keluar dan menutup pintu kamarnya, tawa Younghoon seketika langsung pecah. Ia tak bisa menahannya lagi.

"Haduh, Juyeon ganteng-ganteng tapi nyebut mamanya 'Mak', duh, gila, kaget."

Iya, sebenarnya Younghoon ngetawain perkara Juyeon panggil Mamanya sebagai Mak. Bukan karena Juyeon yang percaya sama iming-iming diculik, karena Juyeon sudah biasa gampang percaya seperti itu. Tetapi, karena kali ini Younghoon telah menemukan fakta baru, 'Mak'.

Ditengah kebahagiaannya menertawakan Juyeon, seketika tawa Younghoon terhenti. Ia mengingat sesuatu. "Tapi gue ganteng gini nyebut Mama gue Emak juga."

"Beda, ya. Juyeon gak pake e, gue pake. Gue lebih elit pokoknya."

*End*

THE BOYZ' DailyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang