Gara-gara drakor

108 20 0
                                    

Apa yang bakal kalian lakuin kalau malam hari telah tiba? Istirahat? Tidur? Atau jalan-jalan untuk melepas penat?

Kalau Eric, jawabannya tuh nge-drakor. Mungkin kalian juga, nih. Soalnya kalau kata Eric, nonton drama itu bisa melepas penat seharian. Emosi dan lelah yang kita rasain hari ini, bakal keluar semua pas nonton drama. Dari yang bikin emosi sampe yang bikin salting sendiri gara-gara ada scene uwu tapi masih jomblo.

Biasanya, Eric bakal nonton drama bareng New. Bukan cuma karena mereka roommate, tapi sifat mereka tiap nonton drama itu juga sama. Sekalinya diem dan fokus nonton, bakal sunyi banget. Tapi sekalinya kalau ada 'kejadian' bodoh, mereka bakal sama-sama misuhin si tokoh.

Sama dengan malam ini, mereka nonton drama di laptop bareng lagi. Di kasurnya Eric, satu berdua sambil rebahan.

"Emangnya dia siapa, sih? Dih, sok-sokan berkuasa," omel Eric dengan mata yang masih terfokus pada laptopnya.

"Tau, anjir. Punya duit doang, hati kagak!" tambah New.

Bermenit-menit mereka habiskan untuk menonton drama yang sedang seru-serunya. Karena sang tokoh yang sedang berdebat. Namun, beberapa saat kemudian, mereka kembali heboh saat akan menebak apa yang mungkin akan terjadi saat sang pemeran cowok mendekati wajah sang pemeran cewek.

"RIC, KAYANYA MAU CIPOKAN! TUTUP MATA! TUTUP MATA!" Dengan buru-buru, New memukul lengan Eric untuk bergerak cepat menutup matanya agar Eric yang notabenenya lebih muda dari New gak liat adegan dewasa itu.

"Apa, sih, anjir! Gue udah umur 20 hampir 21 kalau lo lupa!" Eric menepis tangan New yang masih sibuk memukul-mukul dirinya.

Sebenarnya, ini salah satu kekurangannya pas nonton drama bareng New. Eric bakal selalu dianggep bocil. Alias gak boleh liat scene ini, scene itu.

"Lo udah segitu?! Terus gue umur berapa, dong?"

"Beda 2 tahun doang, Bang. Bukan seabad," sahut Eric enteng. Lagipula New aja yang lebay menurutnya. Umur gak beda jauh juga, tapi panik pas tau umur Eric berapa.

"Kalaupun beda seabad tuh kayanya lo udah gak ada sih, Bang," tambahnya.

"Kurang ajar!"

"Ya, kan, bener!"

Melihat New yang sudah siap akan memburunya, Eric bergegas bangun dari kasur dan berlari keluar kamar, berniat untuk mencari pertolongan dari abang-abang yang lain.

Beda dengan New yang emosi, Eric mah nanggepinnya sambil ngakak. "Ampun, Bang! Ya Tuhan! Takut menua amat sih lu!"

Melihat ada sasaran empuk sebagai tameng, Eric langsung menarik tangan Sangyeon sambil setengah berlari dan menjadikan Sangyeon sebagai tamengnya.

Sangyeon yang gak tau apa-apa cuma bisa kebingungan sendiri gara-gara badannya diputer sana sini sama Eric. Padahal cuma lewat doang, tapi ya kok malah jadi tameng orang.

"Bang! Minggir, Bang!" teriak New sambil berusaha menggeser badan Sangyeon dari depan Eric. Tapi Eric, berusaha menahan tamengnya agar tetap melindunginya.

Akhirnya, Sangyeon telah mencapai batas kesabarannya. Ia menepis kedua pasang tangan yang sibuk mendorongnya kesana kemari. Mendapatkan sikap seperti itu, spontan Eric dan New diam.

"Lo berdua ngapain, sih?! Mau bikin badan gue putus?!"

"Kagak, sih. Tapi kalo takdir badan Bang Sangyeon putus, ya, mau gimana lagi?" balas Eric dengan enteng yang langsung mendapat tatapan horror dari Sangyeon. Sedangkan New, ya udah ngakak sambil tepuk tangan dong pastinya.

THE BOYZ' DailyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang