Pagi yang indah

159 42 2
                                    

Pagi yang cukup indah, menurut Sangyeon. Karena ia bisa duduk di sofa, dengan santai menonton TV sambil meminum teh hangat.

Soalnya biasanya pasti ada aja yang heboh, jadi dia gabisa nonton TV dengan tenang.

Ia sedang menghidupkan sebuah channel yang menampilkan berita. Sangyeon ingin melihat ada berita hot apa hari ini.

Ternyata tentang penghapusan UN. Walau Sangyeon tak begitu berminat karena ia sudah lulus sekolah, tapi ya udah tonton aja.

Tiba-tiba Hyunjoon datang dan langsung duduk di sofa samping Sangyeon dan menidurkan dirinya dari ujung sofa sampai Sangyeon.

Bahkan ia menaruh kaki panjang miliknya ke paha milik Sangyeon.

"Misi ya bang," ujar Hyunjoon dan memejamkan matanya.

Sangyeon memukul kaki milik Hyunjoon sekilas, "Lo ngapain, hah? Ngapain tidur lagi? Mana di sofa pula ganggu aja."

Hyunjoon lalu mendudukkan badannya dan menyilangkan kedua kakinya diatas sofa. Wajah Sangyeon terkena sedikit pukulan dari kaki Hyunjoon karena pergerakannya yang tiba-tiba.

"Buset, lo tuh aish, coba tenang," omel Sangyeon.

Hyunjoon tak memperdulikan itu. Ia lalu melihat ke arah meja sofa. Dan ia langsung mengambil secangkir teh hangat, lalu meneguknya habis.

Sangyeon yang melihat itu hanya melebarkan mata dan mulutnya. Paginya memang tak pernah bisa tenang.

"Njun, itu minum gue!" kata Sangyeon sambil melihat teh yang berada di dalam gelas itu semakin lama semakin menghilang.

Hilang ke perutnya Hyunjoon.

"Aah, enak banget emang minum teh pagi-pagi," gumam Hyunjoon sambil membersihkan teh yang masih tersisa di pinggir mulutnya.

"Iya enak di lo, gue yang ga enak, minum juga baru sekali teguk," cibir Sangyeon. Ia lalu lanjut menonton TV. Membiarkan Hyunjoon di sebelahnya dengan dunia nya sendiri. Iya, tiduran. Terus kakinya ga di paha Sangyeon, tapi nendang pahanya Sangyeon terus.

"Menurut Kemendikbud, UN akan dihapuskan untuk tahun ini."

Hyunjoon yang tadinya sedang tiduran langsung duduk. Dan tentunya itu juga membuat Sangyeon di sebelahnya kaget, lagi.

"Hah? UN mau dihapus?" tanya Hyunjoon panik.

Sangyeon menatap Hyunjoon bingung, adiknya ini aneh sekali. "Ya terus? Kan lo juga udah tamat sekolah," ujarnya sambil bingung.

"Bukan masalah sekolah, tapi bang Hyunjae!"

Sangyeon lagi-lagi mengerutkan alisnya, ia juga menaikkan alisnya untuk bertanya pada Hyunjoon.

"Hyunjae kenapa? Kan dia juga udah lulus sekolah."

Hyunjoon menggeleng, "Bukan masalah sekolah, abang ganteng. Ini masalah nama!"

"Hah?" Sangyeon bingung. Apa lah yang ada di pikiran Hyunjoon saat ini.

"Namanya bang Hyunjae bakal berubah dong berarti?" tanya Hyunjoon.

"Hah? Ngapain? Kok berubah?" Sangyeon benar-benar tak mengerti apa maksud Hyunjoon.

Hyunjoon langsung menepuk jidat Sangyeon, soalnya nepuk jidat sendiri udah mainstream menurutnya. Untung ga sakit.

"Durhaka ye lo," kata Sangyeon sambil menatap Hyunjoon.

Hyunjoon cuma nyengir untuk menanggapi cengiran Sangyeon.

"Tapi, serius. Kan UN dihapus, berarti nasib namanya bang Hyunjae gimana?"

Lagi, Sangyeon kebingungan. Ini pikiran Sangyeon yang udah terlalu tuwir atau pikiran Hyunjoon yang masih terlu anak-anak?

"Lo ngomong yang jelas napa sih? Gue ga ngerti daritadi," kata Sangyeon.

Hyunjoon lalu menghela nafasnya, "Kan UN dihapus, berarti nasib namanya bang Hyunjae gimana? Berubah jadi Hyjae?"

Sangyeon diam. Ia berusaha mencerna perkataan Hyunjoon.

Setelah ia mengerti, Sangyeon langsung menepuk jidatnya. Namun ia langsung tersadar, dan beralih untuk menepuk jidat Hyunjoon. Balas dendam.

"Napa lo nepok jidat gue?"

"Biar ga mainstream kan kata lo," ujar Sangyeon santai.

"Btw, ya ga gitu juga, adek Hyunjoon ganteng. Itu UN yang Ujian Nasional. Bukan UN bagian dari alfabet," lanjut Sangyeon. Sabar.

"Ooohh, gue kira alfabetnya," sahut Hyunjoon santai.

"Makanya, jangan tidur terus," cibir Sangyeon.

"Nyenyenyenye," sahut Hyunjoon lalu kembali pada posisi tidurnya.

"Kalau UN dihapus, berarti nama lo dihapus juga," kata Sangyeon.

"Bahkan nama lo biasa ditulis Hyunjun juga, 'kan? Nah, nama lo ilang semua tuh. Tinggal HYJ, buset, itu nama atau kode harga?"

Hyunjoon langsung beranjak dari posisi tidurnya. Dan tentu itu membuat wajah Sangyeon tertendang, lagi.

"Lo bener juga, bang," sahut Hyunjoon. Ia lalu kembali merebahkan tidurnya secara tiba-tiba. Dan wajah Sangyeon secara tidak sengaja tertendang, lagi.

Sangyeon hanya bisa menarik nafasnya, sabar.

"Tapi yaudah. Kan itu Ujian Nasional. Bukan alfabet," kata Hyunjoon santai.

"Terserah, tapi kaki lo jang--"

Hyunjoon menaikkan salah satu kakinya dan menggunakan kaki satunya untuk menopang kaki itu.

"Ha? Kenapa?" tanya Hyunjoon santai.

"Gak, gapapa," sahut Sangyeon sambil berusaha tenang. Walau emosinya rasanya sudah ingin memuncak karena Hyunjoon. Lebih tepatnya kaki Hyunjoon.

"Indah banget ya pagi ini," ujar Hyunjoon sambil memejamkan matanya, dan menggunakan tangannya sebagai bantalan.

"Indah pala lo peyang. Tadinya iya, sejak ada kaki lo jadi pagi yang asem," gerutu Sangyeon dalam hati.

*End*

THE BOYZ' DailyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang