Ketinggalan berdua

105 12 10
                                    

Setelah melewati hari-hari yang panjang selama beberapa tahun belakangan ini, akhirnya mereka mendapatkan libur yang cukup panjang juga. Walau sebulan memang tak sebanding dengan setahun, tapi libur sebulan juga sangat berharga.

Mereka memanfaatkan libur tersebut dengan pulang ke rumah masing-masing. Mencari keluarga, dan juga hal-hal yang mereka rindukan selama ini. Sesuatu atau seseorang yang sudah lama tak mereka temui.

Terkecuali Younghoon dan Hyunjae, sayangnya mereka harus berdiam di dorm selama beberapa hari lagi. Dikarenakan memilih kereta paling awal dan paling pagi, berakhir mereka terlambat datang sesuai jam keberangkatan kereta yang sudah mereka pesan. Iya, telat bangun. Karena ingin cepat pulang dan kebetulan memiliki rumah yang sedaerah, makanya mereka milih untuk berangkat bareng pakai tiket yang paling awal.

Eh, gak taunya ternyata gagal. Dan malah berakhir mereka yang pulang paling terakhir.

Di saat yang lain sudah asyik update status bersama keluarganya, Hyunjae dan Younghoon masih sibuk kayak jadi anak kos.

Seperti sekarang, Younghoon yang sibuk menyapu, dan Hyunjae yang sibuk gak ngapa-ngapain di depan telvisi.

"Hyunjae! Bantuin! Dipikir gue babu lo apa, ya?!"

"Kalau lo berpikir kayak gitu, terserah aja sih. Gue gak ngelarang," sahut Hyunjae santai sambil fokus menatap layar televisi.

"Anak setan," umpat Younghoon.

Teringat sesuatu, Younghoon lantas menghentikan gerakan menyapunya dan menatap Hyunjae dengan serius. "Kereta berangkat lusa sore, kan?"

Hyunjae hanya berdeham sebagai jawabannya.

"Bener, kan, lusa?" Younghoon memastikan lagi.

"Iyaa, bawel!"

"Dih, gue mah gak bawel. Hanya memastikan. Emangnya lo gak mau pulang?" sinis Younghoon.

"Mau, lah! Gue capek banget jujuuuur. Ini hari gue yang seharusnya jadi anak rumah malah terpotong beberapa hari."

"Ya gue jadi babu lagi, apa?" tambah Younghoon, berasa adu nasib.

"Ya, oke si paling babu," sahut Hyunjae.

"Hiihh! Gue gaplak pala lo pake sapu!"

"Udah bener, kan, itu lusa?" lanjut Younghoon. Mengulang pertanyaan yang sama untuk kesekian kalinya. Mungkin Hyunjae tak bisa menghitung sudah berapa kali Younghoon bertanya hal yang sama beberapa hari ini.

"Bener, astaga!"

"Awas kalau salah, gue buang ya kolor merah kesayangan lo itu," ancam Younghoon.

"Demi kolor merah gue, gue seriusan, besok lusa." Hyunjae berkata dengan serius, seolah kolor merahnya adalah hal yang paling berharga di dunia ini. Ya walau memang benar, sih. Ia hanya memiliki satu kolor merah, dan itu yang ternyaman.

Tak lama setelah perdebatan mereka terjadi, dan Younghoon yang kembali melanjutkan kegiatan menyapu tadi, terdengar dering ponsel dari meja di depan televisi, yang sudah pasti itu milik Hyunjae.

Dengan gontai, Hyunjae meregangkan badannya untuk mengambil ponselnya dan melihat siapa orang yang sudah memanggil panggilan video di sana.

"Ngapain ni bocah nelpon gue?"

"Siapa?" Younghoon bertanya.

"Eric."

"Angkat aja gih, mungkin ada yang ketinggalan," gurau Younghoon.

"Ya kali, anjir, gue nyamperin ke luar negeri."

Walau begitu, Hyunjae tetap mengangkatnya dan membalas sapaan Eric di sebrang sana. Dengan pakaian santai, dan bisa dilihat kalau Eric hanya sedang rebahan di kasur kamarnya sambil memberikan senyum ledekan pada orang yang sedang ia hubungi.

THE BOYZ' DailyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang